Seorang gadis berjalan-jalan di area trotoar dengan keadaan yang kusut, matanya sembab, rambutnya kusut seperti sudah di acak-acak, dan jangan lupakan high heels merah yang di jinjing di tangan kirinya
Ia duduk di tepi trotoar, memungut batu-batu yang berserakan lalu melemparkannya asal "arghh! Kenapa hubungan gue harus berakhir disini sih?" teriaknya frustasi, rupanya ia baru saja di putuskan oleh pacar yang sekarang sudah jadi mantannya, kejadiannya terjadi di sebuah kafe
"Sebel sebel sebel! Emang gue salah apa sih? Sampe Draco mutusin gue secara sepihak? Atau dia punya selingkuhan?" ia terus meracau sampai tak sadar ada 'seseorang' yang menjadi pendengar setianya daritadi
"Lagi galau ya?" suara bariton itu membuat si gadis yang sedang menangis reflek melihat ke samping dimana suara itu berada
"Lo siapa?" suaranya sudah serak karena terlalu banyak menangis dan berteriak
Orang itu mengulurkan tangan kanannya, mengajaknya salaman "kenalin, gue Harry," gadis itu membalas uluran tangan Harry
"Hermione. By the way nama lo lucu juga ya, kayak lagu anak-anak gitu," Hermione terkekeh
"Pasti kayak lagu ini kan, Harry guk guk guk, kemari guk guk guk, yang itu kan?" Harry menyanyikan lagu anak-anak tersebut
"Kok tau sih? Lo pasti punya pengalaman di bully gara-gara nama lo kan? Cup cup cup, jangan nangis ya! Hahaha," Hermione malah meledek Harry hingga tak sadar dirinya merasa nyaman, padahal dia kan orang asing, tapi kenapa terasa tak asing? Membuatnya nyaman dan melupakan sejenak kesedihannya itu
"Kebalik! Harusnya gue yang cup-cupin lo, cup cup cup, jangan nangis ya. Kasian banget sih Mbak nya, malem-malem udah nangis kejer sambil teriak-teriak kayak orang kesurupan! Hahahaha," kali ini giliran Harry yang tertawa kencang membuat Hermione memasang muka jengkel karena Harry meledeknya
"Kita baru kenal tapi lo nyebelinnya minta ampun ya!" teriakan Hermione mampu membuat orang-orang di sekitarnya menatapnya aneh, padahal tadi disini sepi, tapi sekarang sudah ada beberapa orang saja
"Mbak, ini ada uang sedikit, mungkin cukup untuk Mbak makan, jangan teriak-teriak lagi ya, Mbak," seorang Ibu-ibu tiba-tiba menghampiri dan memberinya selembar uang berwarna biru
Hermione menatap uang dan Ibu itu secara bergantian, bingung.
"Maaf Bu, kenapa Ibu ngasih saya uang?" Hermione mengerutkan kedua alisnya
"Gak papa, pakai aja, gak usah sungkan," Ibu itu keukeuh agar Hermione menerima uang pemberiannya
"Saya punya uang sendiri kok, Bu," Ibu itu malah terlihat tidak percaya
Hermione mengambil dompet dari dalam tasnya lalu membuka isinya yang di dalamnya terdapat uang yang rata-rata berwarna merah, Hermione memperlihatkannya pada si Ibu itu agar percaya bahwa Hermione punya uang
"Sekarang Ibu percaya kan, kalau saya punya uang?" Ibu itu mengangguk perlahan, sedangkan Hermione memasukkan kembali dompetnya ke dalam tas
"Maaf kalau saya terkesan menyinggung Mbak, saya tidak tau kalau Mbak ternyata sadar," ucap Ibu itu merasa bersalah
"Sadar? Maksudnya?"
Ibu itu menatap Hermione dengan takut "s-saya kira.. S-saya kira Mbak, Mbak orang gila," Ibu itu langsung ngacir, lari terburu-buru entah kemana
Hermione speechless, maksudnya? Dirinya seperti orang gila? Hermione merasa biasa-biasa saja, ya, mungkin dari segi penampilan agak acak-acakkan, tapi bukan berarti karna penampilan tidak rapih lalu bisa di sebut orang gila! Lalu kenapa hanya dirinya saja yang di sebut seperti orang gila? Kenapa Harry tidak? Padahal menurutnya penampilan Harry juga sebelas dua belas sama dengannya
"Harry! Kenapa gue doang yang di sebut gila? Kenapa lo nggak?" Hermione bertanya dengan tidak sabaran
"Memangnya gue layak di sebut orang gila?" tanya Harry terselip rasa sombong
"Kalo gue di sebut orang gila, berarti lo lebih! Ibu-ibu itu ngira gue orang gila karna ngeliat penampilan gue yang acak-acakkan gini kan? Padahal penampilan lo juga sebelas dua belas sama gue! Rambut lo kusut! Jaket lo longgar! Pokoknya masih banyak hal buruk lainnya dari lo deh,"
"Lo kok ngeledek gue gitu banget ya??? 😑" tanya Harry datar
"Y-ya kan emang fakta!"
Harry memegang bahu Hermione dengan kedua tangannya "gini ya, Ibu-ibu tadi ngira lo orang gila bukan karena penampilan lo!"
"Terus? Karna apa? Yakali karena Ibu-ibu tadi iri sama kecantikan gue?"
"Ibu-ibu tadi ngira lo orang gila karna lo ngomong sendiri," Hermione bingung dengan ucapan Harry, ngomong sendiri gimana? Jelas-jelas dari tadi ia mengobrol dengan Harry, disitu Hermione yakin kalau yang sebenarnya gila adalah Harry
"Jelas-jelas gue daritadi ngomong sama lo! Lo kali yang gila!"
"Di hadapan mereka, lo keliatan kayak ngomong sendiri,"
"Kok gitu?"
"Karna mereka gak bisa ngeliat gue,"
"Mereka rabun kali,"
"Bukan!"
"Terus? Jangan bertele-tele deh!"
"Karna gue bukan manusia, gue hantu."
Hii guyss, aku comeback dengan cerita baruku, hehe maafkan ya, ff sebelah belum beres, eh.. Malah buat ff baru, ya gimana lagi? Lagi gak mood dan serasa buntu ide saat mau lanjutin cerita yang It's You, ya jadi buat ff ini deh sebagai gantinya, jadi selama It's You hiatus,..... Jadi penggantinya
Untuk chapter ini agak sedikit, nanti kesana-sananya in shaa allah mau di panjangin lagi
Semoga suka
❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Ghost!
FanfictionHermione di saat-saat terpuruknya bertemu dengan seseorang yang membuatnya jatuh cinta untuk yang kedua kalinya, tapi, akankah takdir mempersatukan mereka? Atau hanya mempertemukannya saja? Tapi mustahil jika mereka bisa bersama, kemungkinan hanya...