Sukses itu butuh proses, bukan protes
×××
Sebagai lelaki yang bertanggung jawab, Harry mengantar Hermione pulang ke rumahnya dengan selamat, ya.. Walaupun tadi ada sedikit accident, tapi untunglah, tak ada luka lecet sedikit pun di tubuh Hermione
Paling hanya wajah Harry saja yang biru-biru, sudah seperti cosplay Krisna
Kini mereka berdua sudah sampai di depan pintu rumah Hermione
"Lo kenapa gak masuk?" tanya Harry, melihat Hermione yang hanya diam berdiri di sampingnya
"Ya lo kenapa masih disini?" bau-baunya Hermione tidak suka akan kebaradaan Harry disini
"Gue juga kan mau masuk, masa iya gak pamitan sama Ibu dulu?"
"Ibu? Ibu siapa? Nyokap gue?" tunjuknya pada diri sendiri
"Iyalah, masa nyokap gue, becanda kali ah."
"Ih! Lo pulang sana!" Hermione terus mendorong Harry, bukan maksud Hermione tidak menerima keberadaan Harry, namun ia takut dan malu, karena selama ini ia tak pernah membawa lelaki manapun ke rumahnya untuk menemui Caroline, termasuk Draco
"Kok malah diusir?"
"Gue malu ih!"
"Malu kenapa coba? Malu karena bawa gue? Yaelah gak usah malu lah May, malah lo beruntung bisa bawa cowok tampan ke rumah lo, bisa bawa berkah yang punya rumah tau." halah, kata-kata darimana itu?
"Berkah apaan? Yang ada sial terus kalo lo masuk."
'Cklekk'
Pintu kembar itu terbuka dengan sendirinya, sebelum mereka tahu bahwa dalang dari terbukanya pintu tersebut tak lain dan tak bukan adalah Caroline
Hermione yang melihatnya pun langsung terkejut dan gugup, sedangkan Harry langsung mencium punggung tangan Caroline sopan
"Mione, ada temen kok gak di suruh masuk? Malah berdiri di luar terus kayak orang yang lagi minta sumbangan," sa ae Ibu mertua
"Hehe, Tante bisa aja deh humornya," canda Harry
"Ya sudah, ayo masuk." mereka bertiga pun masuk ke dalam, Hermione menajamkan matanya, itu siapa? Seorang wanita sedang duduk membelakangi mereka sambil menonton TV
Sedangkan Harry terkejut bukan main, ia sangat kenal dengan postur tubuh maupun pakaiannya, kenapa dia bisa ada disini?
"Lily?" panggil Harry ragu-ragu
Sontak yang di panggil pun langsung menengok ke belakang, dan mendapati anaknya sedang menatapnya takut dan bingung
Bagaimana tidak takut coba? Harry memanggil Lily tanpa embel-embel Ibu
Lily menghampiri Harry dengan langkah cepat, segera ia menjewer kedua kuping anaknya itu, membuat sang empu mengerang kesakitan
"Makannya, jadi anak yang sopan, sama Ibu sendiri kok panggil nama? Di ajarin sama siapa?!"
"A-ampun Bu! Aku gak sengaja, sumpah. Tadi itu, aku cuma mastiin aja, itu Ibu apa bukan." Harry mencoba mencari pembelaan
"Alesan aja kamu." Lily lalu melepaskan jewerannya
Sedangkan Harry mengusap-ngusap telinganya yang memerah akibat jeweran dari sang Ibu
"Ini Nyokap lo? Kok bisa ada disini?" bisik Hermione, aneh gak sih?
"Gue juga gak tau,"
"Wah, Jean, kamu sekarang sudah besar ya, makin cantik. Dulu waktu kamu masih kecil, Tante suka gendong kamu loh," obrolnya pada Hermione
Hermione tersenyum kikuk "Hehe, makasih Tan," Hermione mencium punggung tangan Lily
"Ini anak kamu Ly?" tanya Caroline sambil membawa nampan berisi empat gelas minuman
"Iya, emang sih, mukanya biasa-biasa aja, tapi dia baik kok." sekata-kata, Harry tampan seperti ini malah di katain biasa? Apa mata Lily bermasalah?
"Pftt, biasa aja mukanya," ledek Hermione, dan dibalas sentilan di dahi oleh Harry, baru saja Lily bilang bahwa Harry baik, tapi belum jeda 5 menit, Harry sudah menyentil dahi Hermione
"Eh, gak boleh sentil-sentil, kamu ini gimana sih?" Lily berbicara
"Yaelah Bu, ini biasa kali, kita sering kayak gini kok." memang benar kan? Bahkan Hermione lebih parah lagi, ia suka memukul Harry
"Ya jangan di biasain dong, jadi laki-laki itu yang lembut, bukan grasak-grusuk kayak kamu." Lily menasehati
"Tuh, dengerin. Jangan bar-bar." ucap Hermione
"cool gini kok di bilang bar-bar?" Harry protes
"Sstt, udah, jangan pada debat deh, mending sekarang Mione bikinin kita minum ya," usul Caroline
Hermione dengan muka masam menjawab "Aku lagi, aku lagi."
Hermione pergi ke dapur dan membuatkan empat minuman jus mangga, setelah selesai menatanya di nampan, ia membawa nampan tersebut
"Gue racunin ah, yang punya Harry." Hermione cekikikan, tapi percayalah, itu hanya bualan saja, mana mungkin Hermione bisa meracuni Harry, saat Harry pergi saja ia menangis meraung-raung merasa kehilangan
'Tak'
Hermione membagikan minuman itu satu persatu, mulai dari Ibunya, Ibu Harry, dan Harry
"Nah, gini dong, kan keliatan aura ceweknya, bukan kayak yang biasanya, KDRT terosss." sindir Harry
Hermione menatap Harry bebera detik "Apaan sih? KDRT KDRT, emangnya suami istri?"
"On the way." ucap Harry di selingi tawa
"Mione, udah dong, jangan kayak anak kecil ah." ujar Caroline mengusap lengan anaknya
"Jean gak salah Car, yang salah itu anak aku, Harry, dia sekali-kali emang harus di kasih pelajaran." Lily menjewer telinga Harry lagi, tapi dengan volume yang lebih lembut
"Enggak Ly, anak aku juga salah, marah-marah terus, lagi PMS kali ya?"
"Aduh, kenapa jadi pada salah-salahan anak gini sih? Tan, Bu, May, mending kita minum dulu yuk jus nya, ntar keburu dingin." usul Harry, namun ia malah di beri tatapan horor berjamaah
"Emang dingin kupret!" ucap mereka bertiga serentak
***
A/N :Jarang up, sekalinya up, Pendek Banget, hehe maapkan
Tenang... Aku double up kok
Vote komennya jangan amnesia ya;)
Semangatin aku terus ya. jujur, komentar dan vote kalian lah yang sudah membangkitkan semangat nulisku
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Ghost!
FanfictionHermione di saat-saat terpuruknya bertemu dengan seseorang yang membuatnya jatuh cinta untuk yang kedua kalinya, tapi, akankah takdir mempersatukan mereka? Atau hanya mempertemukannya saja? Tapi mustahil jika mereka bisa bersama, kemungkinan hanya...