Part 6 °~° Orang Mulia

54 1 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

~Ku berharap kesedihan itu segera pergi. ~

Seperti ada petir yang menyambar hati, lalu ada pelangi yang selalu membuat semua orang tersenyum bahagia ketika melihatnya. Seorang pemuda terlihat bahagia berjalan kearah ku, dia adalah seorang pangeran yang telah kembali.

"Key kangen Abang!" ucapku, langsung memeluk tubuhnya.

"Abang pun kangen kamu Key."

Aku senang sekali hari ini, karena pelangiku telah kembali. Aku berharap dia bisa membuat aku tersenyum setiap harinya. Tidak akan ada hujan lagi didalam diriku, dan tidak akan ada lagi sakit di dalam hatiku.

Aku tak pernah berhenti mengucapkan rasa syukur kepada Allah yang telah mempertemukanku lagi dengan Kakak ku sendiri. Bagiku dialah pelangiku yang selalu bisa membuat aku tersenyum ketika melihatnya.

Sesampainya kami di rumah, Kakakku malah mengajakku jalan-jalan, mengelilingi Kota Bandung yang sering disebut dengan Kota Kembang. Padahal aku tahu dia pasti sangat lelah karena telah menempuh perjalanan yang sangat panjang.

"Ayo dek, Abang mau jalan-jalan, udah lama kita nggak pergi jalan berdua."

"Emang Key pacar Abang apa!"

"Dari pada, Abang jalan sama wanita yang bukan mahram lebih baik sama kamu sudah jelas kamu itu adik Abang dan kita ada ikatan antara adik dan kakak, tidak akan dosa juga kan jalan sama adik sendiri?"

"Makanya, Abang itu harus cari pendamping hidup, biar bisa nemenin Abang jalan-jalan!" ledekku.

"Jodoh itu sudah Allah yang menentukan, nanti juga datang sendiri."

"Tapi Abang itu seorang laki-laki, Abanglah yang pantas mencari tulang rusuk Abang yang telah hilang, bukan hanya duduk manis menunggu sang bidadari yang datang, aku tau Allah itu menciptakan manusia berpasang-pasang tapi bukan berarti kita menyerah dan diam saja menunggu jodoh datang. Key tanya sama Abang, Abang maunya melamar atau dilamar?"

"Melamar lah."

"Maka dari itu Abang harus mencari dia yang telah hilang, kalau Abang diam aja nunggu calon datang berarti Abang dilamar bukan melamar," jelasku.

"Iya iya, adik Abang ini sekarang sudah dewasa ya. Kayanya udah siap dihalalin nih," goda Bang Kezen.

Kezen Al-fathir, itu adalah nama kakakku dan nama Al-fathir itu adalah nama Abi Al-fathir Abdurahman, dan namaku Keyla Maulina Az-zahra nama tengah ku di ambil dari nama Umi Lina Maulina. Kedua orang tuaku sepakat jika mempunyai anak, mereka akan menyelipkan nama mereka pada nama anak anaknya, jika anak laki-laki maka nama Abi lah yang terselip, namun jika perempuan nama Umi lah yang akan terselip seperti sekarang. Mereka menyelipkan nama mereka kepada kedua anaknya.

"Keyla masih mau nunggu Abang, Keyla nggak mau ngelangkahin Abang, takut nanti Abang gila gara gara dilangkahin sama Keyla," kataku sambil terkekeh.

"Ya kali Abang kaya gitu, amit-amit udah yuk kita jalan-jalan, mumpung Abang masih sendiri nanti mah susah kalau Abang udah punya istri, karena Abang bakal selalu bersama tulang rusuk Abang selalu."

"Calon aja belum ada," ledekku.

"Biarin! Yang penting bahagia!"

Akhirnya acara jalan-jalan pun jadi, ku menatap pemandangan diluar yang begitu indah, masih asri dengan banyak pepohonan yang hijau segar. Tak berhenti mengucap syukur karena masih diberi kesempatan untuk melihat pemandangan seindah ini. Namun seketika jalanan macet, dan sepertinya ada kecelakaan.

Allah's DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang