بسم الله الرحمن الرحيم
Ketika hati ingin kembali untuk bangkit, namun ada penghalang yang membuat hatiku kembali terjatuh. Membuat hati ini tersayat seperti ada pisau yang memisahkan daging yang sudah bersatu dan terbelah menjadi dua atau menjadi beberapa bagian.
Hatiku rapuh, namun jiwaku kuat aku ikhlas jika aku harus pergi dari kehidupannya jiwa ini memang ikhlas. Namun tidak untuk hatiku, otakku kembali berputar, kembali berpikir apa aku harus bangkit atau pergi? Hidupku memang penuh dengan sebuah tanda tanya.
Ku lihat langit sore yang indah, seolah olah langit itu sedang tersenyum kepadaku. Aku tak ingin berkata apa apa lagi sekarang, air mataku terus berbicara tak pernah berhenti. Kelopak mataku tersenyum dengan sebuah kesedihan, hingga akhirnya.
Tok...tok... (suara ketukan pintu)
"Key!" panggil seseorang.
"Umi!" jawabku kaget, dengan tangan menghapus air mata yang tadi terjatuh.
"Kamu kenapa? Umi panggil panggil dari tadi nggak nyaut?"
"Tidak apa apa, Umi." jawabku dengan senyum.
"Key, jika kamu ada masalah kamu bisa cerita ke Umi, berbagi kesedihan maupun kesenangan dengan Umi. Umi itu ibu kamu, kamu itu separuh jiwa Umi, jadi jangan pernah sungkan untuk bercerita kepada Umi. Selagi Umi masih ada disamping kamu berceritalah nak, Umi akan menyesal jika suatu hari nanti Umi menghembuskan napas terakhir, Umi tidak pernah tau keluh kesah kamu, kesedihan kamu, maupun kebahagiaan kamu."
"Umi, jangan bilang begitu," ucapku sambil memeluk Umi.
"Berceritalah sayang."
"Umi, salahkah Key mencitai seseorang?"
"Kenapa harus salah? Mencinta itu adalah fitrah manusia."
"Salahkah Keyla, mencintai sahabat Keyla sendiri?"
"Bukannya sahabat Keyla semuanya perempuan ya? Asstagfirullah Key jangan jang__"
"Tidak Umi, Key masih normal!"
"Lalu?"
"Semenjak SMP Key, mempunyai sahabat laki-laki, tanpa Umi dan Abi tidak tau, tapi Key dan dia cuma sebatas sahabat. Kita pun belum terlalu lama kenal, dia sudah pergi melanjutkan studynya ke Kairo..." ucapanku terjeda oleh isak tangisku.
"Lalu Keyla tau, dia itu menyukai sahabat Keyla sendiri. Disitu Keyla benar benar rapuh Umi, orang yang Keyla cinta, mencintai sahabat Keyla sendiri. Setelah delapan tahun dia pergi, kemarin dia kembali dihadapan Keyla, dengan mudahnya dia mengatakan kata rindu. Setelah dia menjatuhkan hati Keyla, dia ingin membangkitkan lagi hati Keyla lalu menjatuhkannya lagi dengan begitu dalam, Keyla bingung Umi Keyla mencitai dia tapi Keyla tidak mau menyakiti hati orang lain. Keyla bingung apa Keyla harus kembali bangkit atau pergi dari kehidupannya, Keyla lebih baik mengorbankan perasaan Keyla sendiri dari pada Keyla harus memisahkan kedua insan yang saling mencintai."
"Umi tau, ini sangat berat untuk kamu nak. Tapi ingatlah rezeki, jodoh, maut itu sudah Allah yang mengatur. Jika memang kamu bukan jodohnya, pasti Allah akan mendatangkan yang terbaik untukmu, yang harus kamu lakukan sekarang adalah berdo'a agar hati kamu bisa tenang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Allah's Destiny
EspiritualJudul Baru : Allah's Destiny 👉 Takdir Allah Judul Lama : Bersamamu Adalah Takdirku Versi Revisi 😊 Patah hati adalah hal yang wajar bagiku... Namun bagaimana rasanya jika kamu ditinggal seseorang ketika semuanya sudah sangat serius? Bagaimana...