Part 10 °~° Tanda Tanya?

57 2 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Gimana Ka udah siap semua?" tanya seorang lelaki memastikan.

"Udah!"

"Berangkat sekarang?" Hanya dijawab dengan anggukan oleh Raka.

"Ayok! Selamat tinggal Mesir!" teriak Dito.

Hari ini adalah hari dimana, Raka harus meninggalkan Mesir. Mungkin untuk selama-lamanya, terlalu banyak kenangan dan terlalu berat untuk Raka meninggalkan Negara ini.

Negara yang menemani dia disetiap hari, setiap ia melangkah, Negara yang menjadi penyemangatnya untuk menuntut ilmu hingga saatnya ia sudah sukses seperti sekarang, dia harus rela meninggalkan Negara yang sudah membuatnya seperti sekarang ini.

Rasa sedih memang ada, didalam dirinya namun disisi lain, ada Misi yang belum dia gapai yaitu menikahi wanita yang selama ini ia kagumi.

Orang tuanya mungkin tetap bersih keras akan menjodohkan Raka, tapi Raka tidak akan tinggal diam dengan semua itu. Ini menyangkut masa depannya, ia tidak mau masa depannya suram cuma karena menikah dengan wanita yang sama sekali tidak ia cintai.

Namun disisi lain seorang gadis telah merasakan kekecewaan, karena kemarin sang calon suami tidak datang menemuinya. Namun dirinya tak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.

Aku pasrahkan semuanya kepadamu, siapapun dia pasti itu adalah yang terbaik. Mungkin hidupku begitu rumit, hidup dengan penuh sebuah teka-teki. Hidup dengan sebuah kesedihan yang tiada habisnya.

Namun aku percaya semuanya akan indah pada waktunya. Hidup tak akan terus menerus bahagia dan tidak akan terus menerus bersedih, akan ada kalanya kita bahagia lalu bersedih ataupun bersedih lalu bahagia.

Hidupku memang penuh dengan sebuah Tanda Tanya? Mungkin ini sudah menjadi takdirku. Namun hanya satu hal yang ku pikirkan saat ini yaitu bagaimana nasib rasa cinta ku? Bila aku menikah dengan orang lain rasa cinta itu benar-benar hampa tanpa ada benih-benih mutiara yang indah.

"Key?" panggil Umi Keyla, yang sekarang sudah berada disamping Keyla.

"Iya Mi?"

"Umi dapat telepon, bahwa calon suami kamu sudah berada dalam perjalanan menuju Indonesia."

"Oh, semoga selamat sampai tujuan ya Mi," jawab Keyla tak acuh.

"Kok mukanya kaya nggak semangat gitu sih?" tanya Umi.

"Keyla cape, butuh istirahat Mi."

"Yasudah Umi keluar, Istirahat yang cukup sayang jangan sampai badan kamu drop."

~~~

Dua hari telah berlalu, hidupku masih tetap seperti biasanya, statusku belum berubah masih tetap jomlo. Perasaanku tetap sama hanya untuk dia, rinduku masih ada hanya kepada dia. Aku memang egois, aku muslimah yang bisa di bilang munafik, aku tahu memikirkan semuanya itu haram bagiku, memikirkan lelaki yang tentu saja bukan mahramku.

Sebenarnya aku bingung dengan hidup ini, hidupku serba salah. Aku pernah berpikir apa semua orang merasakan apa yang aku rasakan, tetapi aku sering melihat orang-orang disekitarku selalu bahagia, ceria, tak seperti aku yang selalu menikmati kelamnya hidup. Apa mungkin mereka juga mengalami hal yang menurutku menyakitkan, jika memang benar kenapa mereka masih bisa tertawa begitu lepas, wajahnya tak menampilkan raut kesedihan, sedangkan aku tak bisa seperti mereka. Mungkin mereka terlalu pandai menutupi kesedihan mereka, dan aku terlalu lemah dan bodoh untuk menutupi kesedihanku.

Kemarin Umi bilang calon suamiku akan segera datang ke rumah namun sampai sekarang tak kunjung datang, hal itu cukup membuatku kesal sangat kesal bukan untuk yang pertama kali tapi untuk ke dua kalinya. Sesibuk apa sih dia? Sampai-sampai nggak ada waktu buat menemui calon istrinya sendiri.

Allah's DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang