Part 4 °~°Kau Kembali

52 3 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Kaka?" air mataku tak terbendung lagi.

"Yila?" katanya tak kalah kaget.

"Apa ini mimpi?" batinku.

"Ini benar Keyla Maulina Az-zahra?
Yila nya Kaka?" tanya pemuda itu, tak lain adalah Raka.

Mimpi apa yang kau berikan kepadaku Ya Allah, sehingga engkau hadirkan seseorang yang sangat berharga bagiku hari ini. Apakah aku bermimpi? Apakah ini hanya halusinasiku karena aku terlalu memikirkannya. Aku tak sanggup, aku tak sanggup untuk melihatnya. Hatiku kembali sakit, memori itu kembali berputar.

Betapa sakitnya hati ini ketika mengetahui dia menyukai sahabatku bukan aku. Kisah yang lucu cinta segitiga, dan disitulah aku yang menderita. Aku suka dia tapi dia suka orang lain dan mereka saling mencintai.

"I_iya ini aku," jawabku gugup.

"Apa kabar denganmu? kamu cantik La," katanya, sukses membuat pipiku merah merona.

"Maaf, aku pulang duluan. Permisi Assalamu'alaikum," ucapku meninggalkan tempat itu.

"Key tunggguuuuuu," teriak Shela dibelakang.

Apa yang engkau rencanakan, sehingga ia berada di hadapanku. Ujian apa ini, ketika pedih dihatiku mulai hilang mengapa ia datang kembali. Aku tak sanggup melihatnya, hati ini belum melupakannya harus apa aku sekarang Ya Allah.

"Key tunggu, kamu kenapa sih key?" tanya Shela, sambil berjalan mengejarku.

"Aku tidak apa apa," jawabku, masih tetap berjalan.

"Ada hubungan apa kamu sama kak Raka?" tanyanya, membuatku berhenti berjalan dan berdiam diri disana.

"Tidak ada apa apa," jawabku.

"Tapi kenapa, ucapan kak Raka begitu manis kepadamu. "

"Apa, kamu mengenal Raka?" ucapku mengalihkan pembicaraan.

"Tentu saja, dia teman kakak ku."

"Ayo, kita pulang sudah malam Shel!"

20.49 aku sampai ditempat tujuan yaitu rumahku, larat maksudku rumah Abi dan Ummi. Ku langkahkan kakiku menuju surga dunia. Ku yakin ummi pasti sudah menungguku.

"Assalamu'alaikum," salamku, sambil mencari sosok wanita yang begitu hebat.

"Wassalamu'alaikum, akhirnya kamu pulang Umi khawatir sekali key," suara Umiku.

"Key, tidak apa apa Umi," ucapku meyakinkan.

"Apa yang terjadi sama Shela? Dia tidak apa apa kan? " tanya Umi.

"Tidak kok Umi, dompet Shela ketinggalan jadi Keyla suruh bayarin makanan Shela," jelasku.

"Dasar anak itu," dengus Umi.

"Keyla masuk kamar dulu ya Umi," pamitku, yang diangguki oleh Umi.

Kuhempaskan tubuhku di sebuah benda yang lebar nan empuk, hari ini benar benar melelahkan, sekaligus menyakitkan. Aku masih yakin ini adalah mimpi atau halusinasiku saja, namun ternyata itu benar benar nyata. Kupejamkan mataku sehingga aku terbawa ke alam mimpi.

Allah's DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang