18

22.2K 1.5K 54
                                    

Mila menggeliat, tidurnya terlalu lelap untuk orang yang sedang tidur di dalam hutan dan sedang melarikan diri. Mila membuka matanya saat sinar matahari menembus dedaunan dan menerpa wajahnya. Tidurnya terganggu dan akhirnya dia bangun. Mila merasa sangat lapar dan kedinginan tapi dia berusaha bertahan demi anaknya. Perutnya yang sudah membuncit membuat dia tidak bisa bergerak bebas dan berjalan dengan perkahan karena dia akan mudah lelah.

Mila melihat ke sekeliling dan mulai berjalan kembali sambil menahan rasa lapar dan haus. Saat mendengar suara aliran air sungai, Mila mengikuti kemana arah sumber suara itu. Mila tersenyun saat dia menemukan sungai dengan air yang jernih. Dia bisa minum air sungai itu untuk menghilangkan rasa hausnya.

Cukup beristirahat dan sudah menghilangkan dahaganya, Mila melanjutkan perjalanannya. Saat ini dia benar-benar merindukan Alan. Dia ingin Alan segera menemukan dirinya.

Suara helikopter menderu dari kejauhan dan membuat Mila waspada. Bisa saja itu adalah Alejandro yang sedang mencarinya. Mila berusaha mencari tempat persembunyian di semak atau pohon yang rindang agar tubuhnya tidak kelihatan.

Mila bersembunyi di bawah pohon rindang yang di penuhi semak. Dia mengenggam erat liontin kalung yang di berikan Alan.

"Alan kau di mana?" Bisik Mila sambil menangis.

Menunggu beberapa saat akhirnya suara helikopter menjauh dan Mila kembali meneruskan perjalanannya. Sambil memegangi perutnya, Mila terus berjalan. Menahan rasa lapar dan lelah. Entah berjalan ke arah mana, Mila akhirnya sampai di persimpangan jalan dan dia melihat sebuah rumah di kejauhan. Berharap ada orang baik yang akan menolongnya, Mila terus berjalan meminta pertolongan.

Rumah itu sangat besar dan sepi, Mila memberanikan diri untuk masuk dan memberi salam.

Tidak lama kemudian keluarlah seorang wanita berusia 60 an yang Mila yakini adalah pelayan di rumah ini.

"Maaf apa kau bisa menolongku?"

"Oh nona manis, masuklah". Wanita itu iba melihat Mila yang sedang mengandung .

Mila bersyukur wanita ini menyambutnya dengan baik dan ramah.

"Duduklah dulu nona, saya akan mengambilkan anda minuman dan makanan".

"Terima kasih, maafkan saya merepotkan anda".

"Jangan khawatir, pikirkan kandungan anda".

Mila mengelus perutnya dan dia berharap Alan segera menjemputnya. Saat makanan dan minuman sudah tersedia, Mila segera memakannya. Perutnya sangat lapar karena sekarang dia sedang hamil maka selera makannya bertambah.

Beberapa mobil masuk ke dalam halaman rumah membuat Mila terkejut. Dia waspada dan bersiap ingin lari.

"Tenanglah nona, itu tuan pemilik rumah ini".

"Dia akan marah jika melihatku, lebih baik aku lari".

"Jangan khawatir, dia tidak akan marah. Dia sangat baik dan dia akan mengerti dengan keadaab anda".

Mila mencoba percaya karena dia sudah terlalu lelah untuk berlari lagi. Tidak lama kemudian, seorang pria paruh baya masuk ke dalam ruang makan. Melihat Mila ketakutan, dia kemudian tersenyum pada Mila.

"Ternyata aku kedatangan tamu" kata pria itu sambil mendekati Mila.

Mila tersenyum mencoba untuk tenang dan tidak takut.

"Duduklah nak" kata pria itu ramah.

Mila duduk kembali di kursinya, "Maafkan saya tuan, saya menumpang istirahat di rumah anda. Segera setelah saya bisa menghubungi suami saya maka saya akan segera pergi".

Sang Pewaris (Sudah Naik Cetak/part Tidak Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang