11# Pulang

931 106 56
                                    

Warning; 19++

Diharapkan kalian memiliki usia yang pantas seperti yang telah saya peringatkan. Dan bagi yang masih dibawah umur, semoga kalian bisa melewatinya :)































.

.

.

Sudah tiga hari pasangan Min berlibur di Negeri sakura. Dan malam ini, mereka harus terpaksa kembali pulang karena pekerjaan Yoongi yang tidak bisa ditinggal lebih lama.

Namun sebelum pulang, Jihyo memaksa Yoongi untuk pergi berkeliling ke beberapa tempat; sebagai hari terakhir sebelum mereka kembali ke Korea. Bahkan dia memutuskan untuk pergi berempat, karena hanya di hari pertama Jihyo bisa berkumpul bersama adiknya— yang sibuk dengan tugas kuliah.

Ohiya, pasal kerinduannya pada sang adik juga sudah terpenuhi. Jihyo berterik girang ketika pemuda itu mengabulkan permintaan untuk menjemput mereka di bandara. Langsung mencubit kedua pipi itu dengan gemas, tanpa menghiraukan keadaan sekitar.

Dia benar-benar merindukan Park Jimin, sampai matanya nyaris mengeluarkan air. Padahal seharusnya Jimin yang menangis karena mendapat cubitan tidak pelan, bahkan hingga menghasilkan warna merah yang cukup kentara.

Meski begitu, Park Jimin berakhir mendekap sang kakak dengan pelukan hangat. Bagaimanapun juga, dia merindukan kakaknya.

Puas dengan beberapa tempat wisata dan souvernir, pasangan Min melanjutkan acara jalannya ke sebuah restoran yang telah mereka janjikan untuk bertemu dengan si adik dan kekasihnya. Disebabkan pagi dan siang masih sibuk kuliah, maka dari itu Jihyo memutuskan untuk mengajak makan bersama di waktu luang keduanya.

"Nuna!!"

Min Jihyo mengukir senyum, melihat adiknya sudah duduk menempati meja nomor 8. Tangan mungil bergerak menarik lengan suaminya, sebelum beranjak mendekati mereka.

"Jiyo-neechan.."

"Haaii, Minarin..."

Wanita itu berhambur memeluk kekasih adiknya dengan hangat. Mengulas senyum sumringah.

"Lama menunggu?"

"Tidak, kami juga baru sampai."

Sementara itu dua pria disana ikut berbasa-basi.

"Menikmati liburan kalian, hyung?"

Tanpa menjawab, pria yang lebih tua memilih untuk mendudukan diri dengan lemah. Wajah kelelahannya berhasil mengundang tawa menyebalkan.

Namun Min Yoongi tidak peduli, dan nyaris menyambar satu gelas americano yang diyakini milik adik dari istrinya— kalau saja pemuda bantet itu tidak segera menepis tangannya.

"Jangan asal minum, hyung! Itu punya kekasihku!"

Mendengar suara cempreng, dua perempuan itu mengalihkan atensi. Jihyo ikut duduk di samping suaminya yang nampak memasang wajah menahan malu, seperti maling yang tertangkap basah.

"Ada apa?"

"Tidak ada, nuna." Jimin menyahut pertanyaan Jihyo dengan senyuman. Sebenarnya dia hanya sedang menjahili sang kakak ipar. "Aku hanya terkejut karena hyung baru saja mengatakan rindu padaku."

Jihyo tertawa, merasa lucu dengan lawakan sang adik. Karena dia tahu, terdengar sangat mustahil jika Yoongi melakukan hal yang baru saja dikatakan pemuda itu.

"Pembual," Yoongi bergumam, namun Jihyo mendengarnya sampai mengundang tawa renyah. Pun begitu dengan Jimin.

"Eum, bagaimana jika kita pesan makanan sekarang?"

Not a Mistake | •yhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang