14# Kembali pada takdir

1K 100 75
                                    

Aku tahu, ini pasti lambat sekali.

Tapi jangan sampai buat kalian lupa untuk tekan bintang, okay? :') kalo bisa kasih pendapat juga dong, pokoknya apapun itu pasti aku terima dengan lapangan bola.g

















Hihi, enjoyed guys!

.
.
.

Hari mulai berganti malam, Min Jihyo baru saja kembali dari tempat kerja. Pelanggan yang ramai membuat kegiatannya menjadi padat. Bahkan tak jarang dia beristirahat setiap kali setelah melakukan sesuatu.

Wanita itu terbaring lemah diatas ranjang. Dia sendiri merasa bahwa badannya benar-benar lemas, seolah seluruh tenaga telah terkuras habis. Bahkan untuk sekedar menyiapkan makan malam pun benar-benar malas dilakukan.

Karena itu, tidur adalah pilihan pertamanya.

Tak sampai satu jam, pintu ruangan itu terbuka dari luar. Menampakkan seorang pria dengan setelan jas formal berjalan mendekati Jihyo yang sudah tertidur pulas.

Pria itu memilih duduk di sisi ranjang, mengusap pucuk kepala Jihyo dengan lembut.

"Eeunghh.."

Dan Jihyo terusik karenanya, mata bulatnya berkedip-kedip dengan perlahan. Membiaskan cahaya yang masuk kedalam penglihatan.

"Ah, maaf membangunkanmu." pria itu berucap menyesal.

"Engh, Yoongi.."

Dengan sigap dia segera membantu istrinya yang hendak duduk, "ya?"

"A- aku haus,"

"Kau ingin minum?" anggukan kecil dilakukan Jihyo saat itu juga, "baiklah, tunggu sebentar."

Tak berpikir lama, Yoongi segera menuruti kemauan istrinya.

Sebenarnya, sudah dari seminggu ke belakang pria itu menuruti kemauan istrinya yang berkelakuan manja seperti ini. Tapi, Yoongi tak pernah ambil pusing. Mungkin Jihyo memang sedang ingin saja. Dan sebagai suami yang baik, Yoongi menurutinya.

Kemudian dia mengambil segelas air putih dari dapur, lalu kembali menemui Jihyo yang duduk bersandar pada kepala ranjang.

"Minumlah,"

Dia membantu istrinya meneguk air putih itu sampai habis. Menandakan bahwa Jihyo sungguh kehausan. Setelah selesai, Yoongi menyimpan gelas itu diatas nakas.

"Yoongii.."

Pria itu kembali menatap istrinya, "ya?"

"Aku lapar."

Hembusan napas panjang keluar dari bilah bibir Yoongi, tangannya terangkat untuk menyingkirkan anak rambut sang istri yang menghalangi ke belakang telinga. Dengan begitu, dia baru bisa melihat wajah Jihyo yang tampak kelelahan dari hari kemarin.

"Kau melakukannya lagi, Ji?"

Dari dulu Yoongi pernah berpesan padanya untuk tidak memaksakan diri terhadap sesuatu. Jihyo ingat betul, bahkan sudah sangat hafal.

Namun dia dengan sifat keras kepala memang sulit untuk dicegah, karena itu Jihyo memaksakan diri untuk membantu para pegawainya sampai cafe ditutup. Bahkan dia tidak sempat menghabiskan makan siang, dikarenakan perut yang sedikit bermasalah.

"Aku baik-baik saja, Yoongi-ah.." tangannya bergerak mengusap tangan suaminya dengan lembut. Memberi keyakinan bahwa dia memang tidak apa-apa.

"Wajahmu pucat, kau sebut baik?"

Not a Mistake | •yhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang