Hey, maaf baru bisa dateng lagi setelah setahuuunnn lamanyaaa. Sampai aku harus baca ulang beberapa kali karena lupa.
Jadi, yang kemarin di chap 20 itu aku sengaja buat readers bingung sama kata 'the end' di akhir cerita. Hehe, aku cuma gamau ada yang nuntut minta lanjut. Aku suka gatega kalo liat komenan minta terusin ceritaa :')
Tapi karena aku lagi sibuk bangeett, jadi takut ga sempet buat pub deket-deket. Makanya buat prank. Kekeke
Semoga dengan ini, salahku bisa termaafkan yaa :))
Enjoy reading~
.
.
.Napasnya tersenggal. Ada sesuatu yang menutupi jalan masuk-keluarnya udara. Ketika badan repleks membuat gerakan hingga berbaring telungkup, telinganya mendengar suara tawa.
"Astaga, Yoongii. Ayo cepat bangun.."
Tapi kepala yang mendarat di tempat empuk, membuat dia ingin kembali mengejar alam mimpi. Rasanya benar-benar nyaman dan hangat.
"Yoongii, berat!!"
Keningnya bertaut, pun telinganya berdengung. Mau tidak mau, kesadarannya mulai mengambil alih sedikit demi sedikit.
"Ji?"
"Yoongii..."
Rengekan itu kembali masuk ke dalam telinga, seolah meminta suaminya untuk segera tersadar. Kemudian pria itu mulai bergerak panik mendudukan diri, saat sadar bahwa tubuhnya menindih seseorang.
Dilihatnya Jihyo masih berbaring di tempat sebelumnya, "astaga, Ji. Apa yang kau lakukan disini? Kau tak apa? Apa perutmu sakit?"
Mata sipitnya terbuka sempurna, dengan cemas mengecek keadaan istrinya yang tampak baik-baik saja. Tawa geli Jihyo mengudara, tak kuasa menahan rasa gemas karena sikap suaminya.
Lalu pria itu terdiam di satu tempat, membiarkan wajahnya tenggelam disana. Harum khas Jihyo tercium dengan jelas. "Baby, kau baik-baik saja kan?"
Bibirnya mengulas senyum teduh. Hatinya menghangat, melihat Yoongi yang mencium perut sedikit buncitnya dibalik pakaian yang dia gunakan. Tangan Jihyo terangkat mengusap kepala suaminya dengan lembut.
"nan gwaenchanha, appa." Suara tenangnya menggemaskan, meniru sebagaimana anak kecil.
Gerakan lembut terasa. Bagai induk kucing yang memberikan kasih sayang pada anaknya, Yoongi menduselkan wajahnya beberapa kali disana. Jihyo terkekeh geli sebelum akhirnya ia menatap wajah suaminya yang sudah beranjak mendekat.
Tangannya beralih menangkup kedua sisi wajah suaminya yang memasang wajah cemberut. Iris mereka saling bertemu, dan senyum hangat masih terlukis di atas bibir Jihyo.
"Apa aku menyakitimu?"
Wajah tampan itu diusap lembut, menenangkan suaminya dari raut menyesal. "Aniya, Yoongi. Aku baik-baik saja."
Matanya sempat terpejam, menerima perlakuan istrinya dengan nyaman. "Bagaimana bisa ini terjadi?"
Kekehan kecil kembali mengudara, sebenarnya dia sedang membangunkan Yoongi dengan cara tidak biasa– yang entah kenapa ingin sekali dia lakukan pagi ini. Duduk di atas perut yang kurang terawat milik suaminya, dengan tangan yang mencapit hidung mancungnya.
Tentu saja itu pasti akan membuatnya sulit bernapas jika lupa membuka mulut.
Namun karena Yoongi sangat mencintai acara tidur selain Jihyo, ia sampai tidak sadar saat dirinya membalik sang istri bagai guling yang ringan. Dan berakhir menindihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not a Mistake | •yh
FanfictionSemua ini tentang kepercayaan; Yoongi yang menaruh kepercayaan itu pada Jihyo, istrinya. Tapi dia sendiri yang membuat istrinya berubah pikiran ─dengan mengingkari janji; sebagai faktor penyebab pertama, salah satunya. . . . . . ©jkmwifeu Start; 130...