Hai, karena si tokoh utama story ini kembali. Aku juga kembali :)
Enjoyed gaedh.
.
.Yoongi kembali ke rumahnya.
Menolak bantuan pak Shin yang hendak membantu, karena merasa khawatir melihat jalannya yang sedikit terseok. Terus berjalan lemah sampai menuju kamar utama.
Lukanya belum diobati. Darah di bibir dan bagian atas pipinya bahkan hampir mengering.
Tapi pria ini enggan peduli, dia terus berjalan hingga sekarang sudah sampai di depan ranjang. Dimana istrinya masih terbaring lemah di atasnya.
Melepaskan jas serta sepatu dan kaos kaki, hingga menyisakan kemeja putih dan celana bahan. Setelahnya, ia ikut berbaring di samping istrinya. Menarik Jihyo masuk ke dalam pelukan sampai kini posisi mereka menjadi saling berhadapan.
Yoongi mendaratkan satu ciuman di pucuk kepala, tampak sangat lembut dan penuh penyesalan.
Kilas kejadian sebelumnya kembali berputar dalam kepala, dimana Namjoon mendaratkan bogem mentah pada wajahnya. Yoongi sendiri sudah mengira hal ini akan terjadi, tapi ia tidak menyangka pukulan Namjoon akan sekuat itu.
Waktu sudah berjalan begitu cepat, dan Yoongi masih ingat tentang kesalahan terbesarnya tempo lalu. Dia sengaja menerima pukulan Namjoon dengan lapang dada, alih-alih mendapat balasan dari perbuatannya saat itu.
Rasa hangat dari badan Jihyo ikut menjalar ke tubuhnya. Membawa rasa nyaman terdalam sampai kantuk mulai datang.
Banyak pertanyaan berputar dalam kepala. Semua berpacu pada bayi yang Jihyo temukan kemarin siang.
Yoongi merasa yakin jika semua ini hanyalah jebakan. Bayi itu tidak mungkin anaknya, dia tidak pernah berhubungan badan dengan perempuan lain selain istrinya. Atau mungkin hanya satu orang, dan itupun bukan murni keinginannya sendiri.
Lagipula dia hanya melakukannya sekali, terlebih perempuan itu telah tiada beberapa bulan silam.
Jadi, tak ada bukti jelas yang bisa mengatakan bahwa itu adalah anaknya. Namun yang ia herankan, mengapa istrinya bisa percaya hanya dengan tulisan dari secarik kertas?
Hingga desiran menyakitkan terasa meremas sampai ke uluhati.
Yoongi merasa kecewa karena sekarang Jihyo tidak menaruh kepercayaan penuh padanya.
.
.Sarapan pagi ini tampak berbeda.
Jihyo merasakan atmosfer dingin dalam diam suaminya. Meski pria itu memang suka bersikap dingin, tapi kali ini seperti mengundang pertanyaan.
Dan Jihyo tidak bisa untuk menahan diri lebih lama.
"Apa ada yang mengganggu pikiranmu, Yoongi?"
Namun lagi-lagi gelengen menjadi jawaban dari pertanyaannya.
Jihyo tak ingin ambil pusing, dia mencoba untuk memaklumi. Karena jika suaminya memiliki suatu masalah, dia yakin Yoongi pasti akan bercerita padanya. Sekali pun dalam jarak waktu yang cukup lama, Jihyo akan setia menunggu.
"Ah, iya Yoongii.. jadi darimana kau dapat luka itu? Rasanya pasti sangat sakit kan? Sudut bibirmu sampai robek begitu."
Wanita itu mengalihkan pembicaraan. Dia ingat Yoongi belum menjawab pertanyaannya yang ini, saat pagi tadi malah langsung menyuruhnya untuk mandi dan buat sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not a Mistake | •yh
FanfictionSemua ini tentang kepercayaan; Yoongi yang menaruh kepercayaan itu pada Jihyo, istrinya. Tapi dia sendiri yang membuat istrinya berubah pikiran ─dengan mengingkari janji; sebagai faktor penyebab pertama, salah satunya. . . . . . ©jkmwifeu Start; 130...