Hai, enjoyed yes.
.
.
,Sang surya telah naik, bersinar terang untuk menghantarkan hangat kepada semua makhluk yang berada di bumi.
Cuaca hari ini sangat indah, seindah senyuman Jihyo yang tidak berhenti semenjak menit yang lalu. Walau air matanya masih terjun dengan bebas, tapi perasaannya mengatakan kebahagiaan yang tiada tara.
Yang berarti, itu bukanlah air mata kesedihan.
Isakannya masih enggan berhenti, namun dia terus menghapus air mata dengan satu tangan terkepal yang memegang sebuah benda.
Jihyo tidak peduli bahwa dia masih terduduk di atas closet, semenjak memutuskan untuk pergi ke kamar mandi beberapa menit yang lalu. Badannya terasa sangat lemas sampai rasanya sulit untuk bergerak. Jadi untuk beberapa saat, dia memutuskan berdiam diri.
Mungkin kalian sudah bisa menebak, apa yang membuat Jihyo sebegitu bahagianya?
Setelah memutuskan panggilan sepihak dengan suaminya, Jihyo berniat untuk membersihkan rumah terlebih dulu. Namun ketika dia hendak pergi keluar ruangan, matanya tidak sengaja melirik sebuah benda dengan note kecil di atas meja riasnya.
Ketika Jihyo mendekat untuk mengambil note itu, dia tersenyum kecil melihat tulisan tangan suaminya.
'Beri aku kabar baik. Aku mencintaimu.' -Yoongi Min
Sebenarnya Jihyo sempat merasa gugup, dia takut jika hasilnya masih tetap sama. Dia tidak ingin dihantui dengan raut kecewa dari suaminya lagi. Hal itu selalu membuatnya ketakutan, dan mengikis rasa percaya diri.
Sampai yang lebih parah, Jihyo pernah berniat akan meminta cerai supaya Yoongi menikahi wanita lain yang bisa memberinya keturunan.
Tapi beruntung Yoongi masih mempertahankannya sampai sekarang. Lalu Jihyo mengubur dalam-dalam pikirannya yang agak melenceng tersebut. Dia pikir itu adalah salah satu bentuk pengkhianatan dari pernikahannya.
Dia sangat mencintai suaminya, dan dia berjanji tidak akan pergi hanya jika Yoongi yang meminta.
Jadi dengan hati yang berdebar, Jihyo mengambil test pack yang sengaja disiapkan suaminya. Lalu berjalan menuju kamar mandi untuk menggunakannya.
Sampai beberapa menit terlewat, Jihyo mulai melihat hasilnya yang sempat dia tunggu sesuai catatan intruksi yang tertulis.
Jiwanya mendadak seperti terbang tinggi. Badannya lemas dan dia tidak kuasa menahan tangis ketika matanya melihat ada dua garis yang muncul disana.
Jihyo benar-benar senang, dan dia tidak sabar untuk memberitahukan hal ini pada suaminya.
Tapi sebelum itu, dia harus menyiapkan menu makan siang terlebih dulu. Bukankah dia sudah berjanji akan membawakan Yoongi bekal?
Karena hatinya tengah berbunga-bunga, Jihyo sampai tidak sadar jika masakannya sudah selesai dalam waktu kurang dari setengah jam. Dia juga sempat melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 11 lebih.
Setelah itu, Jihyo memutuskan untuk segera membersihkan dirinya sendiri.
Akhirnya selesai, pakaian casual dengan kaos polos yang dilapisi tunik hitam menjadi pilihannya. Sementara celana jeans sewarna dia gunakan sebagai bawahan. Jihyo memoles wajahnya dengan make-up tipis. Suaminya memang tidak terlalu suka jika dia berdandan dengan make-up tebal.
Setelah merapihkan rambut yang mulai memanjang, Jihyo membawa tas kecil di bahunya.
Dia kembali menuju dapur, dan membawa satu rantang yang berisi masakannya dalam sebuah tas jinjing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not a Mistake | •yh
FanfictionSemua ini tentang kepercayaan; Yoongi yang menaruh kepercayaan itu pada Jihyo, istrinya. Tapi dia sendiri yang membuat istrinya berubah pikiran ─dengan mengingkari janji; sebagai faktor penyebab pertama, salah satunya. . . . . . ©jkmwifeu Start; 130...