•Chap»4•

585 42 9
                                    

Istirahat

Begitu bel istirahat dibunyikan. Murid cowok berhamburan keluar dengan sangat cepat, dan hanya menyisakan bebeberapa jenis diantaranya.

Keadaannya sangat bertolak belakang dengan banyaknya siswi yang berada di dalam kelas. Bahkan, saat ini. Sebagian dari mereka, perlahan mengerumuni meja Sarka dan Fano.

Sarka yang tampak risih, segera meninggalkan mejanya. Dan keluar kelas dengan beberapa siswa lainnya. Sementara. Fano, masih diam di tempat. Kewalahan meladeni satu per satu teman yang mengajaknya berkenalan.

Ify juga ingin berkenalan dengan Fano. Tapi jika melihat banyak orang seperti itu, rasa malasnya mulai kembali muncul.

—— - -

Fano membalas uluran tangan satu per satu, orang yang mengajaknya berkenalan. Dengan sangat ramah, dia menampilkan senyuman yang memperlihatkan lesung pipit, dan gigi gingsulnya. Sontak bisa membuat kaum hawa meleleh ditempat.

Berbeda dengan Ify dan cewek lainnya. Seorang. Fana, malah memilih tetap duduk dikursi miliknya lalu kembali mendengarkan lagu dengan earphone, tak lupa juga, membaca buku novelnya.

"Fano. Fano, gw Sisil." Sisil berkata dengan sangat senang, dia menoleh kepada Laras, dan menariknya. "Kalo, ini. Laras, cantiknya sebelas dua belas sama gw." Sambung Sisil memasang wajah tersenyum. Berbeda dengan Sisil. Laras terlihat sangat kaget, menyebabkan, mulutnya sedikit terbuka dengan pandangan mata ke arah depan.

Fano hanya manggut-manggut mengiyakan. Lalu tersenyum tanpa membalas perkataan Sisil, sedari tadi.

"Oke, oke! Gw. Fano, salam kenal semuanya!" Ucap Fano membuka suara.

"Kyaa! Salam kenal!" Teriak mereka di depan Fano secara bersamaan.

"Kalian boleh balik ke-kegiatan kalian masing-masing." Pungkas Fano, agar mereka menjauh. Keramaian ini, sungguh membuat dadanya sesak.

Semuanya mulai bubar, dan kembali pada aktivitas pribadi mereka.

Fano memegang dadanya singkat, seolah sedang diguncang sesuatu. Yang tadi, sungguh fenomena langka dalam hidupnya.

"Kalo lo, siapa?" kali ini Ify yang Fano tanya. Ify tersenyum girang lalu mengulurkan tangannya, mengajak bersalaman. "Gw Ify, salam kenal." Ify berkata dengan tubuh gemetar.

"Oh. Hai, lo lucu. Btw," pujinya membuat muka Ify bersemu merah bak tomat matang.

Dih, playboy cap kakap

Gumam Fana saat mendengarnya.

Fano tertawa melihat wajah Ify memerah, lalu mengalihkan pandangannya pada Fana, yang tampak tak terusik. Wajahnya sangat damai jika dilihat dari dekat.

"Lo gamau kenalan sama gw?" tanya Fano pada Fana. Fana hanya membalas acuh, seolah tak mendengar ucapan Fano, tadi.

"Gw tau lo denger." Fano mendekat. Lalu tersenyum, "ga mau kenalan nih?" tawarnya lagi.

Fana kesal karena ketenangannya terusik, dia membuang nafasnya kasar. Dan berusaha mengontrol emosinya dengan baik.

"Ogah." Jawab Fana datar.

Fano mendonggak kaget, lalu semakin mendekat. "Udah gw duga!" katanya mengulurkan tangannya mengajak berkenalan. "Gw Fano, kenalan kuy." Tawarnya, sambil menaikan alisnya turun naik.

Ify yang melihat interaksi keduanya. Segera melerai Fano untuk tidak menggangu sahabatnya itu, pasalnya. Fana sangat tidak suka diganggu.

"Eh. No, lain kali aja ya kenalan sama Fana." Pungkas Ify mencegah adanya perang dunia ketiga, "lah. Emang kenapa?" tanya Fano, semakin membuat Ify kebingungan untuk menjawabnya.

Fana&Fano [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang