Bab 4

11.2K 187 0
                                    

Saat sampai di basecamp mereka, Bastian langsung melotot kesal menatap Andi. Sedangkan yang ditatap, malah cuek seperti tidak salah apa apa.

"Hufftt... sabar... orang waras harus banyak sabar,” gumam Bastian.

"Kenapa sih lo kayak singa pengen nerkam aja?" akhirnya Andi sadar juga ditatap sinis oleh Bastian.

"Gara-gara lo bego! gue gagal ke tahap enak enak sama Aurel." Bastian menghela nafas kasar dan menghempas tubuhnya ke atas sofa.

"Lha… mana gue tau lo lagi ngapain berdua." Andi malah cekikikan kayak kakek lampir, Kris juga ikut tertawa.

Mereka puas melihat Bastian kesal, baru kali ini gagal mendapat mangsa.

Sementara itu Aurelia senyum-senyum sendiri menatap langit kamarnya. Mengingat kembali kegiatan panas di mobil tadi. Kalau saja tak ada gangguan, mungkin dia sudah kebablasan memberikan keperawanannya kepada Bastian.

Walaupun kedua orangtuanya tidak mengatur gaya pacaran nya, tapi Aurelia ingin memberikan hak istimewa itu kepada suaminya nanti. Tapi kalaupun kebablasan ya bukan masalah besar, toh Bastian juga menyukainya, pikir Aurelia.

Di Sekolah.

Tiara menatap sinis Aurelia, sudah dua bulan ini dia melihat kemesraan Bastian dan Aurelia. Tentu saja dia merasa kesal dan jengah melihat semua itu, karena Bastian tidak pernah melakukan semua hal itu kepadanya. Ya iya lah Bastian juga tahu Tiara hanya ingin uang, setiap selesai berhubungan badan Tiara selalu minta uang kepada Bastian.

"Ckck… pasti service lo memuaskan!! sampe Bastian bertekuk lutut sama lo," decak Tiara sinis.

Aurelia hanya membuang muka mendengar nada ejekan dari Tiara. Dia tidak ingin memperkeruh suasana, apalagi saat ini mereka berada di sekolah. Vera dan Susi yang tahu masalah mereka, langsung mengajak Aurelia ke kantin.

"Udah, jangan diambil hati ya Rel." Vera mencoba menenangkan Aurelia.

"Makasih ya, kalian masih mau jadi sahabat gue. Gue tau sulit buat kalian milih gue atau Tiara." Aurelia tersenyum tulus kepada Vera dan Susi.

"Nggak kok, kita tau kalo lo gak salah. Yang penting lo bahagia sama pilihan lo." Susi memeluk Aurelia diikuti Vera juga.

"Eh… ceritain dong tentang Bastian. Gimana hubungan kalian??haahaa." goda Vera dan Susi sambil tertawa.

“Apaan sih, ya kayak gitu lah. Emangnya mesti gimana.” kekeh Aurelia.

Siang nya seperti biasa, Bastian sudah menunggu di depan gerbang sekolah Aurelia.

"Hai sayang… kamu kok cemberut sih?" Bastian menatap Aurelia yang terlihat murung sejak masuk ke dalam mobilnya.

"Nggak apa-apa. Cuma lagi sebel aja," ungkap Aurelia.

"Siapa yang buat pacar aku sebel? sini biar aku kasih pelajaran." Bastian pura pura marah sambil membelai pipi Aurelia lembut. Aurelia pun langsung tertawa melihat tingkah lucu Bastian, rasa kesal nya kepada Tiara pun sedikit berkurang.

"Gimana kalo weekend ini kita kencan seharian?" ajak Bastian.
Mata Aurelia langsung berbinar, seperti anak kecil yang dikasih permen.

“Kencan??" pikir Aurelia, bukan ide buruk juga seharian bersama Bastian. Aurelia pun mengangguk menerima ajakkan Bastian.

Bastian tersenyum melihat mood Aurelia sudah bagus lagi. Walaupun dia tidak tahu apa yang membuat pacarnya bisa kesal seperti tadi.

Sekarang yang ada dalam pikiran nya hanya ide kemana saja akan menghabiskan waktu kencan mereka. Dia ingin memberikan kencan romantis kepada Aurelia, membuat gadis itu bahagia.

Setelah tiba dirumah, Aurelia langsung menemui mama nya.

"Ma, sabtu nanti Aurel mau jalan sama Bastian," ucap Aurelia.

"Kemana??" tanya Mama.

"Rencana nya mau ke villa keluarga Bastian di Bandung, boleh ya Ma." rengek Aurelia.

Mama menghela nafas, sebenarnya tak rela putrinya menginap bersama laki laki. Tapi apa daya kalau itu sudah keputusan Aurel, pasti anak itu akan bersikeras mau pergi. Mama hanya bisa mengizinkan nya dan percaya kepada Aurelia.

"Thank you Mama. Aurel janji deh nggak ngapa-ngapain sama Bastian."Aurelia menautkan jari kelingking tanda berjanji kepada Mama.

Mama tersenyum melihat kelakuan polos putrinya.

Setelah menyiapkan semua keperluan yang akan dibawa Aurelia, Mama mengajak Aurel ke dapur menyiapkan bekal untuk perjalanan nanti.

"Ma, kok kayak anak TK aja pake bawa bekal," canda Aurelia.

"Cerewet, mau dikasih izin pergi nggak?" ancam Mama sambil terkekeh.

"Hehehe.. ampun Nyonya besar." Aurelia menangkup kedua tangannya sambil tertawa.

Aurelia bahagia bisa memasak berdua bersama sang Mama, biasanya Mama sibuk dengan pekerjaan nya.

Beruntung hari ini Mama libur, jadi bisa membantu Aurel menyiapkan keperluan menginap di Bandung.
Bastian sudah bersiap menjemput Aurelia, karena sudah mendapat lampu hijau dari Papa dan Mama Aurelia. Seperti biasa, Papa dan Mama memberikan pesan agar hati hati saat berdua nanti. Takutnya kebablasan, lupa jalan pulang.

Setelah berpamitan mereka berangkat menuju Bandung.

TBC
Jangan lupa kasih vote ya ❤️

Aurelia

Bastian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bastian

Bastian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
1. Cinta & Hasrat (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang