Bab 9

8.6K 200 0
                                    

Suara musik memenuhi ruangan club. Aurelia duduk dengan beberapa gelas alkohol. Dia meneguk cairan itu untuk menghilangkan kegalauan nya.

Dari tadi air mata sialan terus saja menetes di pipi nya, hatinya benar-benar hancur.

Dari kejauhan, seseorang terus memperhatikan nya dari tadi dengan senyum sinis.

Entah sudah gelas keberapa yang diteguk nya, hingga Aurelia sudah mabuk dan meracau tak jelas.

Dia berjalan sempoyongan, menabrak keramaian orang orang yang menari tak jelas di dance floor club itu.

Beberapa laki-laki berusaha menggoda nya, tapi Aurelia tak peduli dan hanya mengoceh.

"Pak, seperti nya gadis itu sudah mabuk."

Pria yang dari tadi memperhatikan Aurelia seperti tak peduli dengan laporan anak buah nya. Tapi melihat gadis itu diganggu beberapa laki-laki hidung belang, dia pun merasa iba.

"Kalian lanjutkan tugas. Saya akan membantu gadis itu," ucap nya kepada beberapa anak buah nya.

Laki-laki itu beranjak dari duduknya, wajahnya tampan dan juga memiliki tubuh atletis, laki laki yang begitu sempurna.

Dia mendekati Aurelia. "Maaf, ini kekasih ku." Dia memberikan tatapan tajam kepada beberapa pria yang berusaha mengganggu Aurelia. Para hidung belang itu pun langsung pergi meninggalkan Aurelia.

"Ckckck… kalau tidak bisa minum alkohol kenapa harus minum sampai mabuk atau kamu sengaja menggoda para lelaki disni? jangan jangan dia wanita penghibur," pikir lelaki itu.

Dia pun memapah Aurelia keluar dari club.

Karena bingung harus mengantar kemana dan setelah mengecek Kartu identitas teryata gadis itu pendatang, terpaksa dia membawa Aurelia ke hotel terdekat.

"Menyusahkan saja," gumam laki-laki itu saat meletakkan tubuh Aurelia ke ranjang.

Aurelia masih mabuk dan mengoceh, memaki Bastian dan mengutuk kebodohan nya. Sampai dia memukul dada orang yang menolong nya itu.

Parahnya dia juga menjambak rambut dan mencakar wajah laki-laki itu.

Laki-laki itu pun kesal karena kegilaan Aurelia, dalam hati dia merutuki diri sendiri dan menyesal telah menolong gadis itu.

Setelah berpesan kepada resepsionis, dia meninggalkan hotel. Meninggalkan Aurelia yang sudah tertidur pulas.

***

Cahaya matahari menelusup masuk ke kamar Aurelia, membuat gadis itu menggeliat. Aurelia mencoba bangun, tapi kepala nya terasa sakit seperti mau pecah.

Dia menatap sekeliling, bingung karena bukan di kamar hotelnya. Aurelia memeriksa dirinya , takut terjadi sesuatu yang buruk saat mabuk. Tapi untungnya pakaian ditubuh Aurel masih lengkap.

Aurelia mencoba mengingat bagaimana bisa sampai disini, mungkinkah dia berjalan sendiri.

Aurelia bergumam sendiri. Setelah mencuci muka, Aurel segera keluar dari kamar hotelnya.

Dia berjalan menuju resepsionis, bermaksud membayar hotel yang ditempatinya semalam.

"Maaf mbak, kamar nya sudah dibayar sama mas yang semalam," ucap resepsionis itu.

"Mas? siapa mbak? saya semalam sama laki-laki ya?” Aurelia menatap bingung, yang ditatap juga bingung.. haha ha.

Akhirnya Aurel kembali ke hotel yang sudah dipesannya kemarin.

Aurelia berendam di bathtub, memikirkan siapa yang menolong nya. Mungkin malaikat yang dikirim Tuhan… pikirnya.

Aurelia menatap HP nya yang sengaja di non aktifkan, dia sedang tidak ingin memikirkan Bastian… sebodo amat lh, rutuk Aurel dalam hati.

1. Cinta & Hasrat (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang