Setelah hampir tiga minggu ayah-anak itu liburan bersama, akhirnya mereka kembali ke Jakarta. Lumayan, menghabiskan liburan di Bandung dan Jogja membuat kesehatan batin mereka kembali pulih setelah lama memendam segala rasa duka mereka.
Jeno juga merasa bahwa ayahnya ini ternyata memang sesayang itu sama dia. Dan ada banyak hal yang baru Jeno tau mengenai pribadi sang ayah. Begitupun sebaliknya, sang ayah jadi makin tau apa yang disuka dan gak disuka anak semata wayangnya itu.
Kini, insomnia dan bayang-bayang soal bundanya mulai hilang, karena perlahan Jeno mulai mengikhlaskan kepergian sang bunda sepenuhnya.
"Enak, yah. Bener-bener improve, belajar itu memang harus sering gagal, yah."
Jaehyun tersenyum puas mendengar pujian atas respon mengenai rasa katsu saus teriyaki yang dia masak untuk sarapan sekaligus bekal makan siang buat Jeno.
"Tapi, yah.."
Dahi Jaehyun mengernyit saat mendengar kata 'tapi' dari mulut sang anak. "Kenapa, kenapa?"
"Ayah masaknya kebanyakan nih." Ujar Jeno yang jelas langsung mendapat tatapan kesal dari sang ayah yang mengira kalau-kalau ada yang kurang dari masakannya yang dirasa sudah perfect ini.
"Duh, ayah kira apa." Jaehyun kemudian mengambil beberapa piring baru dari lemari penyimpanannya.
"Ih, Jeno beneran gabisa habisin semuanya loh!"
"Nih, tunggu bentar lag—"
"Assalammualaikum, Jenoo!!"
"Samlekum!"
"Pagi, om Jaehyun."
Jaehyun tersenyum senang, lalu ketiga tamu tanpa diundang itu langsung mendekat dan menyalami Jaehyun yang terlihat begitu senang akan kehadiran mereka. Gak biasanya, batin Jeno.
Karena Jaehyun suka mengeluh tiap rumahnya berantakan kalo pulang kerja dulu, tiga sohibnya—bahkan gak terkecuali Renjun yang super penurut itu—suka berantakin tapi gamau beresin lagi. Selalu bundanya yang jadi kewalahan ditambah omelan cerewet sang suami.
"Sini-sini, kita sarapan bareng, ya."
Jaehyun memberikan satu orang satu piring berisikan nasi lengkap dengan katsu, dan salad sayur yang juga Jaehyun bikin semalam—bikin banyak sekalian buat stok.
"Wihh, enak nih! Echan makan, yak."
"Alhamdulillah gak gosong lagi."
"Makasih, om. Kebetulan hari ini mama lagi pergi sama baba keluar kota."
Jaehyun kembali tersenyum senang. "Ayo dimakan. Kalo mau nambah bilang aja, hari ini om sengaja masak banyak."
"Mantep banget. Tiap hari gue makan gratis di sini aja dah." Jaemin langsung menyuap sesendok penuh.
Sementara Haechan udah tenang dan fokus sama makanannya, Renjun menghabiskan santapannya dengan lahap juga sembari sesekali memuji masakan ayah dari sohibnya itu.
Jeno memandangi ayah serta teman-temannya secara bergantian. Sekarang Jeno mulai mengerti mengapa Tuhan memberinya cobaan seperti sekarang.
Mungkin Jeno sangat kehilangan seseorang yang amat penting dalam hidupnya. Tapi, dibalik itu juga, Jeno jadi tau kalau ada banyak orang yang masih harus ia sayang dan ia pertahankan.
Kita memang gak pernah tau kemana takdir akan membawa kita esok hari. Berusaha semaksimal mungkin tentu akan membuat rasa sedih dan penyesalan kita akan hilang.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
(8) exhilaration
ФанфикSEASON 1 : WITHOUT YOU (n.) a feeling of excitement, happiness, or elation. "jeno cuma mau, jeno sama ayah bahagia. dan jeno bahagia, kalau ayah bahagia. jeno sayang ayah." SEASON 2 : NEW LIFE Bagaimana jadinya ketika ada banyak rahasia besar tiba-t...