5 : ada apa?

1K 126 3
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya guys, thanks😊

Jangan lupa vote dan komen ya guys, thanks😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.....

Empat sekawan itu akhirnya meninggalkan villa pada pukul 7 pagi, jalanan masih belum terlalu padat dan mereka juga memilih untuk sarapan sebentar di salah satu resto bergaya retro nan vintage yang menjual berbagai pilihan menu sarapan klasik. Entah lokal maupun dari luar negeri semua ada di sini dan Jeno memilih untuk sarapan bubur—pagi ini ia merasa tidak napsu makan makanan berat seperti nasi.

Sementara Haechan memilih nasi uduk, Jaemin nasi kuning, dan Renjun sarapan dengan sereal. Ketiganya sungguh bingung dengan pilihan Renjun itu, padahal kalau sereal bisa beli di minimarket dekat villa tadi.

"Njun, kenapa lu pilih sereal? Mana harganya mahal lagi." Tanya Haechan dengan heran. "Ohh, gua tau. Karena sarapan kali ini ditraktir Jeno lu jadi nyari menu yang mahal ya."

"Dih, kaga. Ini sereal yang gapernah gue lihat di minimarket atau supermarket, alias jarang banget ada di pasaran. Terus susunya susu segar, gua juga dapet bonus cookies dan yoghurt." Jawab Renjun yang kesal karena Haechan selalu saja mengganggu dirinya.

Haechan menaikkan satu alisnya. "Tetep aja, kenapa lo pilih itu? Emang kenyang?"

Renjun mendecak pelan. "Kenapa lo pilih nasi uduk? Itu banyak lemaknya, udah pake nasi kalori banyak, minyak, santan, belum lagi gorengan. Kenapa hayo?!"

Haechan terkejut. "Y-Ya gua..woi, mending gua ini sarapan yang umum buat orang Indonesia!"

"Masa?"

"Iya!"

"Kaga juga, orang Jawa, Sulawesi—"

"Bro, ini masih pagi dan kalian udah berantem?" Semuanya langsung terdiam saat Jeno yang bersuara, Jaemin yang daritadi sibuk update sosmed karena tempatnya estetik pun ikut mematung.

Tidak biasanya Jeno seperti ini, dia hanya diam dan tertawa kecil jika melihat teman-temannya bertengkar—persis seperti ayahnya yang suka menonton orang-orang ribut. Tapi terlihat dari raut wajahnya bahwa mood Jeno sedang tidak bagus pagi ini.

Keduanya pun memutuskan untuk meminta maaf secara bersamaan.

"M-Maaf, No."

"Sorry, No."

Jeno melirik kedua temannya itu—baik Renjun maupun Haechan—kemudian menghela napas kasar. "Gapapa, gua cuma lagi pusing."

"Masih sakit? Mau ke rumah sakit sekarang aja?" Tanya Jaemin yang langsung memeriksa suhu tubuh Jeno lewat dahinya.

Jeno menyingkirkan punggung tangan Jaemin secara perlahan dari dahinya. "Gua gapapa, Jaem. Ini mau minum obat."

Jaemin menarik tangannya kembali dengan canggung. "Oh, okay."

(8) exhilarationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang