SEASON 1 : WITHOUT YOU
(n.) a feeling of excitement, happiness, or elation.
"jeno cuma mau, jeno sama ayah bahagia. dan jeno bahagia, kalau ayah bahagia. jeno sayang ayah."
SEASON 2 : NEW LIFE
Bagaimana jadinya ketika ada banyak rahasia besar tiba-t...
Vote dan komen ya guyss💖 masih ada yg baca gak ya xixixi
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cantik.
Jeno sekarang hanya bisa memandangi orang yang dia suka dari kejauhan, gadisnya—ah, sekarang udah jadi istri orang—itu baru aja selesai melaksanakan acara ijab qobul bersama dengan laki-laki yang menjadi jodohnya, semoga. Harapan Jeno hanya satu, semoga perempuan itu bisa bahagia.
"Woi, jangan dilatin mulu. Inget udah jadi istri orang." Bisik Haechan dengan isengnya.
Jeno mendecak, kemudian dia lanjut menyantap hidangan pernikahan. Walau sederhana, tapi terasa betul suasana bahagianya. Karena ternyata baik keluarga mempelai wanita maupun laki-lakinya itu sama-sama keluarga yang open minded. Jeno bersyukur karena Siyeon gak harus menderita sama omongan gak enak dari orang disekitarnya.
Tapi tetap aja, pernikahan ini dirahasiakan dari beberapa pihak. Yang diundang hanya keluarga terdekat, dan beberapa kerabat saja. Jeno diundang? Iya jelas, ayahnya yang bantu selesain masalah mereka.
Jeno kembali menghela napas berat, dan melirik perempuan itu sekali lagi. Ternyata, Siyeon sadar kalau dia sedang diperhatikan Jeno. Jelas Jeno yang tertangkap basah langsung memalingkan wajahnya.
Beberapa menit kemudian, merasa kalau situasi sudah aman, Jeno kembali melirik Siyeon. Perempuan itu kini tengah mengobrol dengan salah satu tamu undangan, terukir senyuman manisnya di sana setelah mendapat ucapan selamat disertai doa-doa terbaik.
Helaan napas berat lagi. Reflek membuat Haechan, Jaemin, serta Renjun yang lagi enak makan jadi beralih mandangin Jeno.
"No, yang ikhlas atuh. Berarti Siyeon bukan jodoh maneh." Jaemin—entah kesambet apa—berucap dengan logat khas sundanya.
Jeno, Jaemin, Haechan itu sama-sama orang sunda. Kecuali Renjun, kalau temannya yang satu itu pasti udah kelihatan dari tampangnya, persis koko-koko pemilik toko emas. Haha.
Oke, balik ke Jeno yang sekarang balik menatap Jaemin dengan sedikit kesal. "Berisik lo."
"Udahlah, Jaem. Nyesel dia sekarang dulu gak nerima Siyeon." Haechan berbisik pada Jaemin, tapi suaranya tetep kedengeran sampe Jeno.
"Gue gak nyesel!"
Renjun menghela napas pelan. "No, inget kita ada di acara orang." Lalu beralih pada dua temannya yang lain. "Lo berdua nyari masalah mulu, ya."
Jaemin sama Haechan cuma menyengir.
Jeno menyudahi makannya, entah kenapa napsu makannya hilang. "Gue mau cari angin."
Jaemin hendak menahan, tapi kemudian dia dapat tatapan tajam dari Renjun. Membuat Jaemin terpaksa lanjutin acara makannya.
Setelah dapat tempat yang lumayan jauh dari tempat acara, Jeno pun duduk lalu mengeluarkan sebatang rokok plus pemantik apinya. Gaada satupun yang tau kalau Jeno suka nyebat, padahal dulu pas masih ada bundanya dia gapernah mau tiap diajak Haechan atau Jaemin.