14 : kejadian siang itu.

1.3K 181 0
                                    

gak jadi update 3hari sekali guys wkwkwkw. vote dan komen biar aku semangat nulis setiap hari yaa😊😊

ini cerita ya guys, cuma imajinasi aku. aslinya pasti Siyeon baik banget, jadi jangan anggap cerita ini serius ya👌


....



Dua hari sebelum sidang kedua.



Malam ini langit terlihat lebih terang dari biasanya, tentu, karena kini bulan tidak tampil sendirian di langit luas sana. Ada banyak bintang yang menemani, walau di perkotaan besar seperti Jakarta sangat sulit menemukan spot bagus untuk melihat keindahan bintang entah kenapa hari ini nampak banyak di sana.

Apa mungkin ini semua hanya imajinasiku saja?

Aku menatap langit malam dan berusaha menikmati angin sepoi yang kini menyapu wajahku dengan lembut, tidak pernah aku merasa setenang ini. Tidak selama beberapa bulan terakhir, sebuah kecelakaan yang membuat hidupku menjadi berantakan. Sangat berantakan.

Memiliki sesuatu yang tidak pernah kuduga akan datang secepat ini, menikah dengan orang yang bahkan sebelumnya tidak pernah dekat denganku, kedua orangtua yang menjauh dan menyerahkanku pada lelaki kasar—ah, sebaiknya aku tidak membicarakan seseorang yang sudah tidak ada lagi di dunia.

Kim Seungmin.

Lelaki sialan itu telah menghancurkan hidupku, kalau saja malam itu dia tidak mabuk dan menjebakku dalam jurang terdalam kehidupanku. Hingga akhirnya siang itu menjadi detik terakhirku dapat berbicara dengannya dan sekarang sudah tidak bisa lagi.

Kuharap kalian tidak salah paham, aku tidak ada niatan sedikitpun untuk menyakitinya—atau bahkan membuatnya berpulang pada pencipta-Nya. Siang itu, setelah ujian nasional—kami termasuk murid yang ikut sesi pertama—Seungmin mengajakku makan siang bersama. Saat itu aku berpikir mungkin hati Seungmin telah tersentuh setelah pertengakaran hebatnya dengan Jeno.

Aku pun mulai menerima kenyataan ini setelah menikah dengannya, jadi aku terima segala perilaku dan omongannya yang kasar. Bagaimanapun juga, dia adalah imamku, dia pemimpin dari keluarga kecil kami. Walau awalnya sulit menerima kenyataan, aku yakin semua akan berjalan dengan baik secara perlahan.

Anehnya, Seungmin menolak supir pribadinya yang datang menjemput, dia bilang ingin mengajakku berjalan-jalan sebentar. Dia bilang aku butuh olahraga sedikit dan menghirup udara segar bersama. Jujur, kami memang tidak pernah jalan bersama. Aku menurutinya.

Namun perasaanku mulai tidak enak saat dia memilih jalan yang lebih jauh dari rute yang biasa kami lewati sepulang sekolah. Di tengah jalan yang sepi, Seungmin memberiku satu strip obat yang entah apa jenisnya dan sebotol air mineral.

"Ini apa?" Tanyaku saat itu.

Seungmin tersenyum, lalu memaksa tanganku untuk menerimanya. "Vitamin, buat anak kita."

(8) exhilarationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang