SEASON 1 : WITHOUT YOU
(n.) a feeling of excitement, happiness, or elation.
"jeno cuma mau, jeno sama ayah bahagia. dan jeno bahagia, kalau ayah bahagia. jeno sayang ayah."
SEASON 2 : NEW LIFE
Bagaimana jadinya ketika ada banyak rahasia besar tiba-t...
"Karena pada hakikatnya, keluarga adalah tempat ternyaman untuk pulang.
Tidak ada orangtua yang sempurna di dunia ini.
Tapi aku sadar, orangtuaku saat ini adalah orangtua yang terbaik untukku. Tiada orangtua lain yang lebih hebat dari mereka, setidaknya untukku."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mah, biarin Jeno nginep di sini semalem aja, ya?" Tanya Haechan penuh harap.
Mamanya mengangguk, namun tatapannya masih fokus memandangi Jeno yang sekarang hanya duduk di meja makan sambil termenung, mengaduk-aduk makan malamnya tanpa bernapsu samasekali.
"Lagi marahan sama Jaehyun?" Tanya sang papa yang tiba-tiba aja datang di antara mereka.
"Loh, papa udah pulang? Kok gaada salamnya?" Mamanya menatap sang suami dengan heran.
Papanya menyengir, kalo lagi gini mirip banget sama Haechan. Beneran. "Abis ngeliat pada asik banget di sini sih."
"Ckck, tetep aja gaboleh gitu, pah."
Johnny—kepala keluarga rumah itu pun hanya menyengir sekali lagi. "Chan, bawain barang papa gih di mobil."
Haechan mengangguk mengerti, lalu meninggalkan kedua orangtuanya yang kini fokus memerhatikan Jeno yang terlihat makin gak baik suasana hatinya. Johnny meminta pada istrinya agar bisa meninggalkan ia dengan anak teman terdekatnya itu dulu, sang istri pun mengiyakan dan pergi.
"Hola."
Jeno melirik Johnny, lalu tersenyum sekilas. "Hey."
Johnny menarik kursi dan duduk di samping Jeno yang masih asik memainkan sendok makannya. "Wah, carbonara. You like carbonara so much, right? Well, apa ada yang salah?"
Jeno berhenti mengaduk, lalu menggeleng pelan. "Nope. Cuma Jeno aja yang salah."
Dahi Johnny mengkerut. "Jeno salah? Why? There's something happen with you, right?"
"Hm. I messed up all, as usual."
"What is it? Jeno selalu berbuat baik kok."
"I lost her. No, i can protect her, and i messed her, i—"
"Jeno. Kamu gak salah. Kamu udah berusaha, tapi Tuhan berkehendak lain."
Jeno mengangkat wajahnya perlahan, lalu tertawa mengejek setelah mendengar omongan Johnny barusan. "Ayah, om, semuanya, selalu aja bilang gitu di tiap situasi kayak gini. Bahkan saat bunda pergi."
Lelah. Johnny mengerti perasaan Jeno yang begitu lelah dengan dirinya yang selalu terlambat menyadari semua situasi yang ada. Johnny kemudian membernarkan posisi duduknya, lalu memandangi Jeno sambil berpikir mengenai satu hal. Mungkin dia harus menceritakan ini.