9 : walk on memories

1.4K 174 6
                                    

vote dan komen jangan lupa👍

vote dan komen jangan lupa👍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


...


Lagi, Jeno ingat satu kejadian saat mereka kemah seangkatan pas kelas 10.

Setelah hujan deras berhenti, Jeno mutusin buat jalan karena lapar dan kedinginan.

Sementara di sisi lain, ada Siyeon yang baru aja ditinggal temannya. Alih-alih menunggu temannya, Siyeon mendapati Jeno lagi jalan sama teman-temannya. Jeno juga tau kalau Siyeon lihat dia, tapi pura-pura aja gak tau. 

Haechan langsung menyenggol lengan Jeno. "No, itu cewek kesayangan lo 'kan?"

Jeno langsung melotot, terus nyuruh Jaemin supaya gak kekencengan ngomongnya. Sementara mata Jaemin memincing, melihat perempuan itu malah bertingkah aneh.

"Kayaknya dia takut ketemu kita lagi deh." Jaemin sadar perempuan itu berusaha menghindari mereka.

"Jalannya licin banget, No. Liatin." Suruh Renjun, Jeno mengangguk mengerti.

Karena dari sore tempat perkemahan mereka terus-terusan hujan deras jalanan yang Siyeon lewati masih tanah berumput, dan licinnya betul-betul menantang maut. Merasa Jeno and friends masih jalan di belakangnya, membuat cewek itu jadi mempercepat langkahnya.

Pas diturunan, Siyeon mulai kehilangan keseimbangan.

"Hey, watch your step."  Untung Jeno sigap orangnya, jadi dia reflek mendekat.

Siyeon hampir aja jatuh dan beruntung ditahan badannya sama Jeno.

Siyeon menoleh, dan cuma tersenyum canggung. Habis itu Siyeon kembali berjalan ala pinguin dengan kecepatan super. Membuat Jeno kembali tertawa kecil melihat tingkah polos Siyeon.

Pas mereka sampai di stand minuman, ternyata minumnya lagi diisi ulang sama pak Henry. Alhasil Siyeon harus nunggu sama Jeno and friends.

"Sendirian aja, neng." Goda Haechan.

"Asoy, ditemenin aa Jeno nih." tambah Jaemin.

Siyeon cuma diam, dan Jeno pun sama. Mereka sama-sama lagi nahan malu.

"Ini ada apaan aja pak?" tanya Haechan yang udah siap dengan gelasnya.

Padahal pak Henry lagi kesusahan bawa dua termos minuman, memang dasar anak zaman sekarang. Lain halnya dengan Haechan, Renjun dengan tanggap membantu pak Henry buat taruh termosnya ke meja.

"Cuma teh sama wedang jahe," jawab pak Henry seadanya. Terus senyumin Renjun dengan ramahnya. "Makasih ya, Njun. Kamu emang murid teladan."

Renjun tersenyum juga. "Iya, sama-sama pak."

"Pilih kasih, huh." Haechan udah kayak cewek aja, sensitif bawaannya.

Sementara Jaemin yang daritadi asik main hape langsung ambil gelas juga, pas sisa satu, langsung habis karena Renjun yang ambil. Ada satu lusin gelas, tapi belum dibuka bungkusnya.

(8) exhilarationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang