Chapter 8 : Regret and Repair

4K 509 179
                                    

(Penyesalan dan Perbaikan)
🌻🌻🌻🌻🌻
.
.
.
.
.
.
.
























12 Maret 2001
Panti Asuhan Sunny

Pertama kali Seokjin datang untuk menghabiskan waktu berliburnya adalah di sebuah panti asuhan terpencil di Daegu. Ibunya mengatakan bahwa mereka memiliki keberhasilan yang meningkat dan menyarankan untuk memberi bantuan amal pada panti asuhan.

Seokjin yang berusia 9 tahun berjalan masuk bersama kembaran perempuannya, Jisoo yang mengoceh entah apa. Seokjin tidak terlalu memerdulikannya.

"Hei! Kau mendengarkanku atau tidak sih?! Kau kembaran gila!"

"Yak Jisoo-ya! Darimana kau mempelajari kata-kata itu?!" Seokjin mencubit pipi kembarannya geram. Jisoo merengek dan membalas cubitannya sama keras. Tanpa sadar, keduanya mulai bertengkar ditengah-tengah taman panti asuhan. Mereka tidak berhenti sampai sang ibu datang untuk menjewer telinga mereka.

"Yah, anak-anakku yang nakal, kenapa kalian tidak masuk, memberi kue dan menebarkan pesona kalian, hm?" ketakutan, baik Seokjin dan Jisoo lekas mengambil kotak kue dan menyebar di panti asuhan itu.

Berpisah dari kembarannya, Kim Seokjin mendapati dirinya menggerutu dengan pandangan menilai panti asuhan. Jika ada yang harus ia katakan, panti asuhan Sunny benar-benar butuh bantuan untuk renovasi. Cat-cat didinding sudah terkelupas dan ada beberapa jendela yang pecah tak diperbaiki dengan baik. Seokjin tidak akan ragu bahwa mungkin saat hujan, atapnya akan bocor.

Kemudian, tatapannya terhenti pada seorang anak yang duduk sendiri di ayunan. Anak itu tampaknya lebih muda darinya. Rambutnya hitam legam dengan kemeja lengan pendek putih formal dan celana katun abu-abu selutut. Ada sebuah buku lusuh dipangkuannya. Namun, aura kesepian disekitarnya yang membuat hati Seokjin tidak enak.

Akhirnya, Seokjin datang menghampiri anak itu.

"Annyeong." anak itu mendongakkan wajahnya. Seokjin dapat merasakan hatinya luluh melihat sepasang manik kucing polos menatapnya. Kulitnya sangat pucat dan kontras dengan bibir merah mudanya yang cemberut kecil. Anak itu tidak membalas sapaannya tapi menunduk sopan padanya.

"Um... apa kau suka kue? Coba makan kue ini. Buatan eomma itu sangat enak!" ucap Seokjin antusias dan duduk disamping ayunan anak itu.

Kedua manik anak itu berkedip bingung sesaat sebelum mengulurkan tangan dan mengambil salah satu kue yang Seokjin bawa. Anak yang lebih tua mengamati dengan penuh minat saat anak itu mencoba satu gigitan dan matanya mulai berbinar.

"Enak." bisik anak itu dengan pipi mulai memerah. Seokjin merasakan jantungnya berdegup kencang.

Anak ini... sangat menggemaskan!

"Kalau mau, kau bisa mencobanya lagi!" seru Seokjin riang mengundang senyum kecil diwajah anak itu.

"Hei, namamu siapa? Namaku Kim Seokjin. Umurku sembilan tahun." anak itu berkedip bingung sesaat.

"Namaku?" Seokjin mengangguk antusias.

"Ya. Siapa namamu?" anak berkulit pucat itu segera menghabiskan kuenya dan membuka buku lusuh bertuliskan angka 14 didepannya.

Millions Of MAY | TAEGI (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang