Benar saja Lisa pulang membawa makanan banyak dari kedai. Ia juga tak lama , jadi teman temannya tidak lama menunggu.
Wajah Lisa murung dan di ajak berbicara pun ia diam saja.
"Lisa-yaa , waegeurae ?" Jisoo menyentuh lembut tangan Lisa.
"E-eh , kenapa ? Makanannya tidak enak ?" Lisa terkejut saat tangannya di sentuh.
"Kamu ini kenapa ? Makanannya sudah habis kami menikmatinya" Rose mengacungkan jempolnya.
"Bisakah kalian menginap disini malam ini ?" Lisa yang meminta.
"Tapi , besok kan kita masuk lagi." Jennie ada benarnya juga.
"Ah~ aku lupa" Lisa tertawa.
Mereka semua kembali tertawa , Lisa berusaha mengadaptasikan moodnya dengan keadaan sekarang. Mereka pulang pukul 18.00 , Jin yang mengantar mereka sampai rumah. Lisa menunggu sendiri di rumah.
Jin sudah kembali , ia berada di kamar Lisa sekarang. Menyadari perubahan Lisa sejak tadi siang membuatnya sedikit khawatir.
"Kamu kenapa ?" Jin mendekati Lisa yang duduk di meja belajarnya.
Lisa tidak menjawab , hanya isakan tangis yang terdengar. Jin makin khawatir sekarang ada apa dengan adiknya ini. Ia mengelua rambut panjang Lisa. Jin memutar kursi Lisa dan berjongkok di hadapannya.
"Apa ini tentang Yoongi ?" Jin menyalipkan rambut ke telinga Lisa agar ia bisa melihat wajah Lisa dengan jelas.
Wajahnya merah , air mata terus berjatuhan dari matanya. Ia jadi teringat Lisa kecil yang menangis karena ingin dibelikan buku cerita yang sama dengannya. Wajah itu terlihat lagi sekarang.
Jin tersenyum dan bertanya lagi , "apa yang kamu khawatirkan ?"
"Kak...kak y-yoongi..." ucap Lisa sambil terisak
"Ya , ada apa dengannya ? Apa hubunganmu berakhir?" Lisa menggeleng.
"Berceritalah pada oppa , apa kamu tidak percaya lagi padaku hm ?"
Lisa beralih menatap Jin , ia mengangkat jari kelingkingnya menautkan janji agar tidak ada yang tahu selain dirinya dan Lisa. Jin setuju dan mengaitkan jari kelingkingnya.
"Kak Yoongi ... kak Yoongi kanker oppa" tangis Lisa semakin keras. Jin merasa bersalah memaksanya cerita , tapi ia juga tak mau jika Lisa harus memendamnya sendiri.
"MWO ? JINJJA LISA-YA ? Bagaimana kamu tahu" Jin terkejut bukan main. Pasalnya Yoongi tidak pernah mengatakan apapun.
"Apa oppa ingat waktu itu kita bertemu kak Yoongi di rumah sakit ? Dia bilang ingin menebus obat untuk ibunya..." Jin mengangguk, "saat hari di mana aku dan kak Yoongi berpacaran , kak Yoongi bilang bahwa ibunya telah tiada dan tante Yoora lah yang setia mengurusnya.."
"Lalu ?"
"Lalu , tante Taeyeon bercerita padaku bahwa ibunya kak Yoongi meninggal 3 tahun lalu..." Jin membuka matanya lebar, "dan kemarin Rose bertemu kak Yoongi di rumah sakit , dan dia mengatakan hal yang sama saat di pergoki oleh Rose. Padahal saat aku tanya kemana kak Yoongi pergi sore itu , dia bilang pergi ke rumah ayahnya."
Lisa kembali menangis kencang setelah selesai bercerita. Sungguh ini menyakitkan untuknya , apa ia akan kehilangan seseorang yang ia sayangi 'lagi' ? Apa ibunya tak cukup untuk pergi ?
"Stadium berapa ?" Jin bertanya dengan hati-hati.
Lisa sesegukkan , "empat."
- T h e T r u t h U n t o l d -
Lisa kembali ke sekolah dengan normal setelah dirinya terus menangis semalaman. Ia tak ingin yang lain tahu , ia pasti akan memberi tahu anggota blackpink dan bangtan untuk terus melafalkan doa pada Yoongi. Tapi tidak sekarang , Lisa masih tak dapat menahannya.
Saat ia ingin masuk kelas , Yoongi menghampirinya dan mengajaknya pergi membolos ke rooftop. Lisa nurut saja karena ia berfikir ini kan pacarnya.
Keduanya bersandar di tralis jaring itu.
"Kenapa kak ? Kok tiba tiba ?" Lisa menginterupsi keheningan.
Kini Yoongi berdiri di depan Lisa , menatap matanya lekat seakan Lisa akan hilang bila ia mengedipkan matanya sedetik saja.
"Seminggu lagi ujian nasional datang..." Lisa mengiyakan, "keadaan ayah ku semakin memburuk"
"Ayahmu ? Kenapa ?"
"Kanker otak , stadium 4 sama seperti eomma"
Lisa tersenyum getir mendengar kebohongan Yoongi , "lalu apa rencanamu ?"
"Aku akan merawat ayah ku , sampai ia sembuh atau sampai ia menghembuskan nafas ter..."
"Ayahmu pasti sembuh." Suara Lisa bergertar , matanya panas. "Bagaimana aku akan melihatmu kalau kamu di Daegu ?"
"Ah~aku akan sesekali berkunjung kesini" Yoongi cukup menjanjikan. Tapi percuma saja , Lisa tahu apa yang ia sembunyikan.
"Bolehkah aku yang berkunjung ke Daegu ?" Kebiasaan Lisa , meremas ujung pakaian Yoongi.
"Tentu saja , akan aku jemput nanti"
"Bolehkah aku bertemu ayahmu ?" Lisa menggigit bibirnya. Yoongi mengangguk.
Yoongi menangkup kedua pipi Lisa , "kamu harus terbiasa tanpa aku"
Yoongi mengecup bibir Lisa sekilas , menatap Lisa yang tersenyum. Ia menciumnya lagi , namun lebih lama. Ia juga bermain dengan lidahnya , menyalurkan cintanya pada Lisa lewat pagutan bibirnya. Yoongi benar-benar menyayangi wanita ini.
Yoongi melepas pagutannya , ia melihat bercak darah dekat bibir Lisa. Ia dengan cepat menghapusnya, "lisa-yaa , kamu kenapa?"
Lisa memegang pipi Yoongi, "milikmu." Ucap Lisa sambil menyeka darah segar yang keluar dari hidung Yoongi.
Yoongi segera mengambil sapu tangan di saku nya , dan berjalan berbalik. Yoongi menendang kaleng minuman yang ada di dekatnya. Ia marah sekarang , kenapa darah ini harus keluar di saat seperti ini ?
Yoongi berbalik sambil memperlihatkan senyumnya, darahnya berhenti. "Mau temui ayahku hari ini ? Dia sedang di rumahku"
Dengan antusias Lisa mengangguk.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold | #lalistory2
FanfictionKenapa selama ini diam ? Aku lebih suka mendoakan daripada mengutarakan. - Yoongi