12

1.9K 295 32
                                    


Part ini hambar, dan aku tau, maaf. 😢
Tolong, pas baca sambil nyemilin gula garamnya, biar ada sedikit manis gurihnya.



Makan malam keluarga kali ini terasa sedikit lebih hidup menurut Itachi. Menggoda adiknya adalah suatu hal yang paling menyenangkan di hidupnya. Meskipun mata sang Nenek terus memelototinya, bahkan mengancam akan memotong rambut indahnya. Sang kepala keluarga akan terus berdeham jika sedikit saja suara memasuki indra pendengarannya. Kaki jenjangnya berkali-kali menjadi sasaran sang adik yang sedang merajuk kesal. Ah sakitnya.

"Terima kasih atas makannya." Itachi, Kaguya, dan Mikoto mengucapkan secara bersamaan. Sementara tiga orang lainnya hanya menggumamkan kosa kata andalannya. Membereskan dan menumpuk peralatan masing-masing, sehingga pelayannya tinggal mengerjakan sisanya. Keluarga itu segera beranjak ke ruang tengah, bersantai sejenak sebelum melanjutkan aktivitas masing-masing.

"Kau pengangguran sekarang?"

Itachi mengangkat sebelah alisnya mendengar sindiran tanpa tameng dari kakeknya.

"Status ku masih mahasiswa kek. Awal tahun nanti baru berubah."

"Mau mencoba perusahaan di Okinawa?" Pertanyaan itu membuat Madara menatap tajam anaknya. Sementara Sasuke menjadi pendengar yang baik, ditemani irisan tomat-tomatnya.

"Tidak!" Tegas Kaguya. Wanita itu datang bersama menantunya sembari membawa beberapa gelas ocha hangat. "Kau saja yang ke Okinawa, jangan kirim cucuku."

Fugaku mendengus pelan, membuat istrinya tersenyum tipis. "Sebenarnya anaknya di sini siapa?"

Itachi menyenggol pelan bahu sang adik, membuat manik kelam yang serupa menatapnya tajam. Pemuda bersurai panjang itu mengambil satu tusuk hanami dango buatan ibu tercinta. Memasukkan bulatan kecil berwarna merah muda ke dalam mulutnya dengan manja, membuat Sasuke mengernyit jijik.

"Eemm." Itachi menyembunyikan manik kelamnya mencoba meresapi rasa khas dari dango merah muda. "Sakura." Pemuda itu melirik Sasuke yang tengah menatap tajam ke arahnya.

"Apa?" Itachi mendelik "Aku bilang ini rasa Sakura." Pemuda itu menyeringai "Kenapa? kau mau?"

"Itachi-kun!" Suara Kaguya terdengar pelan namun sarat akan penekanan. Membuat Itachi mendengus sebal. Sasuke hanya menyeringai, lalu kembali fokus dengan irisan lezat tomat-tomatnya.

"Kaasan."

"Hm." Jawab Mikoto sembari menambah irisan tomat pada piring anak bungsunya.

"Buku referensi perpustakaan Uchiha lengkap bukan?" Itachi sedikit menarik sebelah bibirnya, menyadari ada sedikit perubahan di wajah sang adik.

"Tentu saja, kau sendiri sering ke sana bukan?"

"Ada apa? Kau butuh sesuatu?" Kaguya menatap cucu pertamanya.

Sasuke melirik tajam Itachi, berusaha melakukan negosiasi melalui manik yang serupa dengannya. Dan sialnya, kakaknya hanya menyeringai tipis.

"Kali ini apa lagi?"

Tahu begini, dengan senang hati Sasuke akan mendo'akan kakaknya membusuk dengan skripsinya.

"Tidak. Hanya saja teman ku, panggil saja dia Tsubasa." Itachi kembali mengambil setusuk dango. "Aku sudah berkata padanya, perpustakaan Uchiha sangat lengkap. Tapi dia bersikeras mencari Sanae untuk meminjam buku. Bukankah ini aneh."

"Sialan."

Sasuke mengambil sepiring irisan tomat. "Aku ke kamar. Ada tugas yang harus diselesaikan." Pemuda itu berdiri, memberi salam singkat, dan dengan sengaja menginjak keras kaki kanan Itachi menimbulkan decihan tertahan dari empunya.

Windows[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang