14

1.6K 270 21
                                    

"Sakura jelaskan padaku!"


"Tidak ada yang terjadi Ino." Sang gadis merah muda menatap malas.

"Berhentilah menanyakan hal yang sama jawabannya." Sakura beranjak, menyeret pergelangan tangan kiri Ino. "Segera ke kantin, sebelum lambung mu merengek pilu." Gadis pirang itu mendengus keras, namun langkah sepatunya beriringan dengan sahabatnya.

"Aku tidak percaya." Gadis pirang itu benar-benar keras kepala. Sakura menghela napas kasar. Terhitung sejak satu pekan yang lalu Ino selalu menanyakan hal yang sama. "Kau lupa kalau aku punya Sai." Seringai menyebalkan terlukis di wajah cantik Ino.

Sepatu mereka melangkah ke luar kelas. Melewati kelas sebelah sebelum sampai di anak tangga lantai tiga. "Terserah." Emeraldnya memutar bosan. "Yang penting sekarang adalah kantin. Aku lapar."

Langkah kecil mereka mendadak terhenti, kala tubuhnya hampir tertabrak seorang pemuda yang terdorong keluar dari kelas sebelah. Emerald dan aquamarine sedikit terkesiap mendapati seseorang yang diluar dugaan tertahan pagar pembatas koridor.

"Sa-suke-kun." Bisik Sakura pelan, namun masih jelas memasuki gendang telinga Ino. Gadis pirang itu melukiskan seringai jahil.

"Sasuke." Panggil Ino sembari bersedekap.

Manik kelamnya melirik suara seorang gadis yang terasa familiar di gendang telinganya. Sasuke menegakkan dan membalik badannya. Mendapati sepasang emerald yang terkejut dan tersirat kekhawatiran di sana. Ia akan menghajar Naruto setelah membuat dirinya diambang malu.

"Kau melawak?" Ledek Ino.

Sai. Tentu saja dia akan menghajarnya juga.

Kedutan samar terasa di dahi Sasuke. Manik kelamnya bergulir mendapati si gadis pirang Yamanaka tengah mendapat bisikan petuah dari gadisnya.

"Sasuke kau tidak– Eh Ino, Sa-kura-chan?!" Sapphirenya melirik awas ke arah sahabat oroknya yang tengah menatapnya tajam. "Ayo. Kata mu ke kantin. Aku duluan." Naruto melangkah lebar. Langkah lebarnya perlahan menjadi lari cepat meninggalkan sang sahabat yang bersiap menghajarnya.

"Cih." Gumam Sasuke pelan. Sang pemuda melangkah pelan mendekati Sakura, mengabaikan Ino dengan pandangan tak percaya. "Segera ke kantin dan makan." Anggukan gugup dari Sakura membuat Sasuke tersenyum tipis. "Aku duluan."

Rona samar menghampiri kedua pipinya. Sakura mengangguk pelan. "Hati-hati."

"Tentu." Sasuke melangkah pelan. Mengabaikan beberapa pasang mata jahil yang menatap mereka.

Senggolan pelan di lengan kanannya membuat Sakura menoleh ke arah Ino. "Ini sudah membuktikan kalau kalian ada apa-apa." Penekanan di akhir kalimat Ino membuat Sakura menghela napas pelan.

"Aku bilang tidak ada apa-apa pig." Sepatunya melangkah beriringan dengan Ino. "Berhenti menyimpulkan sesuatu berdasarkan asumsimu."

"Asumsi ku fakta jidat." Aquamarine nya berputar bosan. "Berhenti menyangkal sesuatu yang terjadi." Langkah sepatu mereka menuju belokan terakhir, sebelum sampai di pusat kerumunan para murid.

"Apa tadi dia bilang? Segera ke kantin dan makan?" Aquamarine nya melotot ke arah Sakura. "Dan kau! Hati-hati?" Gadis pirang itu menyeringai jahil. "Dia ada apa-apa denganmu."

"Ino!"

***


Pelepas penat, tempat nongkrong, atau sekedar diam-diam mencuri celah dengan si doi. Begitulah kiranya multifungsi dari kantin. Seorang pemuda tengah duduk sembari mengatur napas. Tanpa permisi segera menenggak jus semangka hingga tandas, membuat pemuda bersurai merah mendelik tajam. Otak mereka cukup panas untuk sekedar menikmati hangatnya segelas ocha di musim dingin.

Windows[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang