7. Bertemu Dengannya Lagi

227 10 0
                                    

MALAM kian larut. Gemerlap cahya bintang bersinar terang menghiasi langit malam. Bulan mengintip dari balik ranting pohon seolah-olah ikut menari bersama alunan musik binatang malam. Angin berhembus sepoi, suasana jalanan mulai sepi kendaraan. Sunyi nan tenang.

Waktu telah menunjukkan pukul 22.00 WIB, namun mata enggan untuk terpejam. Masih teringat kenangan indah bersama orang spesial yang pernah bersemayam di lubuk hati. Menarik napas dalam-dalam lalu dihembuskan perlahan.

"Jadi ingat Kak Rendi. Akhhh...kenapa gue mikirin dia sih?," ia kemudian bangkit lalu mengambil handphone yang tergeletak di atas nakas seraya memandangi walpaper HP-nya yang terpampang foto diri bersama sang ibunda.

"Bu, Nisa kangennn....banget sama ibu. Kapan kita bisa berkumpul lagi?," ucapnya disertai suara isak tangis yang mulai keluar.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan di pintu mengagetkannya, cepat-cepat Nisa menghapus jejak air mata yang mengalir tadi.

"Nduk, boleh mbok masuk?"

"Masuk aja mbok!"

"Kok belum tidur? Ada yang lagi dipikirin?"

"Enggak Mbok. Nisa cuma lagi kangen aja sama orang tua Nisa"

"Sing sabar ae yo Nduk. Iki ujian teko Gusti Allah"

"Iya Mbok"

"Yo wes, tak kira ada apa. Cepet tidur gih, udah malem. Besok kuliah ndak?"

"Nggak Mbok, besok libur. Eumm...mbok, besok Nisa boleh bantuin Mbok jualan nggak?"

"Lah, nggak usah Nduk. Panas-panas lho, ntar kulitmu item"

"Walah nggak papa Mbok. Nggak enak kalo diem di rumah, ngebosenin. Mendingan bantuin Mbok jualan aja. Ya Mbok yaa..plisss..," seraya mengedipkan mata.

"Yo wes lah, sak karepmu"

"Makasih Mbokku sayanggg...," ujarnya seraya memeluk Mbok Sur erat.

"Yo wes ndang turu. Biar nggak kesiangan nanti subuhnya"

"Mbok Sur mah nyindir," kata Nisa mengerucutkan bibir.

"Wes-wes ndang turu. Gak usah pakek acara nesu-nesuan," ujar Mbok Sur mengacak-acak rambut lurus Nisa.

"Iya-iya Mbokku yang cerewett..,"

"Apa katamu?,"

"Ampuunnn...iya aku tidur nih.."

Mbok Sur beranjak dari kamar Nisa, lalu pergi ke dapur untuk membuat teh hangat. Salah satu kebiasaan wanita paruh baya itu yang unik sebelum terlelap ke alam mimpi.

🍁🍁🍁

Pagi telah menyongsong, beberapa pedagang di sekitaran jalanan taman kota sudah padat pembeli. Ada yang datang untuk sarapan, dan ada juga yang sekedar membeli cemilan. Nisa dan Mbok Sur tengah sibuk menata lapak dagang mereka.

"Mbok, ini taruh di sebelah mana kue lapisnya?," tanya Nisa yang tengah mengangkat nampan berisi kue lapis.

"Di sebelahe klepon Nduk"

Lantunan Ar-Rahman(Slow Update!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang