klaut 15

4 3 0
                                    

Selamat menikmati kisah Agatha, Finnick, serta Al dan Ann.

_____

KLAUT 15
{[Agatha]}

SEMUANYA BARU BAGI Agatha; kecuali bangun pagi. Dia terbiasa bangun jam 6 pagi dan membangunkan Estelle, lalu membersihkan kendang-kandang dan menggiring leostall untuk dibersihkan. Jika warga kota tidak meminta permainan untuk malam itu, ia akan memiliki waktu luang. Tetapi untuk sekarang, dia memiliki jadwal tetap dan aturan yang harus dia ikuti. Hari ini dia mendapatkan Sejarah dan Pengembangan Energi Klaut atau yang disingkat PEK.

Seperti biasa, dia bangun jam 6 pagi ketika semua orang masih tidur. Bukan karena alarm, tetapi otaknya sudah memberitahu tubuhnya untuk bangun. Meskipun sarapan pukul 7.00, dia tidak punya niat untuk kembali tidur.

Aura dingin pagi merembes melalui kamar. Kamarnya adalah ruangan berbentuk balok dengan empat tempat tidur—dua tingkat (tempat tidur bawah dan tempat tidur atas) di setiap sisi dinding yang berseberangan. Dindingnya dilengkapi dengan meja lipat, sehingga pelajar bisa belajar di tempat tidur tanpa rasa sakit. Di dua dinding yang berseberangan ada lemari pakaian dan lemari serta rak untuk barang-barang elektronik, juga dua meja kokoh dengan dua kursi.

Agatha berjalan menuju raknya dan mengambil chip panduan. Dia membawanya ke tempat tidurnya—mendapat tempat tidur bawah—dan kemudian dia menekan tombol hologram di dinding di samping tempat tidurnya. Sebuah meja lipat muncul.

Dia meletakkan chipnya di meja lipat dan mengetuknya dua kali. Pilihan panduan subjek muncul; Olahraga, Sejarah, Pengembangan Energi Klaut, Zourtanzian Kuno, dan Kadlout. Dia menyentuh panduan subjek hologram Sejarah. Halaman pertama adalah tentang penulis. Ia lewatkan. Selanjutnya adalah ucapan-ucapan terima kasih dan sebagainya. Dia melewatkan semuanya sampai menemukan halaman pertama.

Permulaan Zourtanzi

<Ilustrasi gerak>

“Oh, ada yang mencuri start, tuh,” celetuk suara khas seseorang. Ann menampakkan wajahnya dari kasur di atas Agatha dalam kondisi kepalanya terbalik.

Agatha tersenyum malu—seperti malu karena tertangkap basah berbuat kriminal. “Aku kan tinggal di istal leostall, Ann. Aku tidak tahu apa-apa.”

“Ceritakan padaku, dong, soal kehidupanmu di Kota Pusat,” kata Al, masih dengan posisi kepala terbalik, terjulur dari tempat tidur atas.

“Yah, begitulah… Tak banyak yang perlu diceritakan,” kata Agatha, mengingat bahwa dirinya hidup susah di sana.

“Kalau tidak banyak ya sedikit saja,” balas Ann. Oke, Agatha mengakui Al dan Ann itu cerdik.

“Aku ini pengurus binatang… Leostall, pasti kau tahu. Binatang yang kuat, tangguh, dan larinya cepat,” katanya, menahan malu. Tapi Ann sama sekali tidak menunjukkan pertanda mencemooh. Malahan yang terpampang jelas di wajahnya adalah Ayo teruskan.

“Aku tidak pernah mengenal orang tuaku karena sejak aku masih bayi mereka meninggal. Aku dikirim ke waliku, tapi rasa-rasanya ia seperti ayah tiri. Umur tujuh tahun aku ditinggalkan di arena leostall untuk mengurus leostall-leostall itu. Aku tetap dikasih uang mingguan, sih. Tidak sedikit tapi tidak terlalu banyak juga—mungkin dia masih kasihan denganku.”

Agatha bilang seperti itu sambil mengingat terakhir kali pertemuannya dengan Jericho—walinya—saat ia ke Bank Corona.

Beberapa hari lalu Agatha perlu berdesak-desakan untuk menggunakan transportasi umum langsung ke kota bernama Letusin di mana Bank Corona didirikan hingga saat ini, percabangannya sudah banyak, tapi yang berada di Letusin merupakan bank pusatnya. Rupanya Letusin adalah kota yang sangat ekonomis. Tidak heran Bank Corona ada di sana.

PRODIGI dan Belati KunoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang