Selamat menikmati kisah Agatha, Finnick, serta Al dan Ann.
_____
KLAUT 19
{[Agatha]}MELAKUKAN PERJALANAN ALAM bawah sadar yang mematikan seorang diri itu menyebalkan. Kalau Al dan Ann mah, enak; Agatha yakin mereka melakukan perjalanan alam bawah sadar itu—simulasi mengenali Klaut kita masing-masing—secara bersama. Mereka pasti bertemu di alam bawah sadar mereka, sebab pikiran dan batin mereka terhubung.
Agatha harus melakukan perjalanan itu sendirian. Sebagaimana semua teman-teman kelasnya yang lain.
Ketika ia terjaga setelah simulasi pertama, ia tak bisa mengingat apa-apa yang telah ia lakukan atau rasakan di alam bawah sadarnya—kecuali perasaan ganjil soal gugup, takjub dan takut.
“Hey, Agatha… Kau ngapain saja di sana?” tanya si kembar. Sejurus kemudian Agatha langsung ingat beberapa kilas perjalanan alam bawah sadarnya. Seperti Kota Pusat, terowongan ruang-waktu yang yang berputar-putar, tempat gelap yang hampa, dan ruang kristal-cermin. Ia jelaskan sebisanya dan seingatnya.
Saking bingungnya Agatha, ia sampai tidak berkutik sama sekali ketika Malum dan Finnick mulai mencemooh Profesor Raymond soal payahnya simulasi pikirian barusan. Pfft… paling mereka hanya melewati satu atau dua tempat. Coba kalau mereka melewati berbagai tempat dalam uji coba pertama seperti Agatha… mereka juga bakal kapok.
Agatha tidak mengomentari apa pun sampai ia sadar bahwa waktu uji coba yang telah mereka lewati sudah memakan satu jam. Ia lantas bertanya. “Profesor, kok sudah satu jam?” Pertanyaannya mengundang tawa jahat Rhiannon dan Genevieve (biasa dipanggil Gen, katanya).
“Ya, dunia alam bawah sadar itu kan fluid, cewek kumuh,” timpal Rhiannon.
Agatha mengepalkan tangannya, tapi kemudian Al dan Ann menahan tangannya. “Biarkan saja Agatha,” kata Al. “Gadis seperti dia akan senang kalau kau marah,” lanjut Ann.
“Sekarang mari kita coba lagi, ya,” kata Profesor Raymond. Ia menginstruksikan untuk memasang pemindai otak.
Alhasil Agatha harus memaksa menekan amarahnya. Ia mengikuti instruksi Profesor Raymond. Ia sudah diajari bagaimana mengaktifkan pemindai otak tersebut oleh Al dan Ann ketika uji coba pertama.
Agatha mengaktifkan pemindai otak itu. Yang terakhir Agatha ingat adalah bagaimana ia bisa membiarkan dirinya berada di Kota Pusat lagi. Setelah bebas dari jeratan orang-orang menyebalkan di sana, dan berada di Irvifetha.
Agatha tidak ingin mengakui bahwa faktanya ia sedikit rindu Kota Pusat; ia rindu Saros, Estelle, dan Alya. Dan hati nuraninya merasa sangat bersalah meninggalkan Estelle di sana.
“Kenapa aku di sini?” tanyanya pada diri sendiri. Ia tidak ingat apa yang ia lakukan hingga ia pulang kembali. Apa mungkin ia dikeluarkan dari Irvifetha?
Orang-orang berlalu lalang menggunakan pakaian gelap, namun lebih banyak yang menggunakan hitam. Wajah mereka murung, seperti berkabung. Agatha mulai bertanya-tanya apakah ia kesini untuk menghadiri pemakaman seseorang?
Tapi kalau ya, Agatha bertanya-tanya siapakah dia?
Agatha langsung mengikuti laju orang-orang yang berkabung. Mereka berjalan menuju pemakaman di pinggiran Kota Pusat. Pemakaman itu tiada yang seram, karena kebanyakan merupakan makam orang-orang kaya di Kota Pusat yang membuat makam sanak saudara mereka megah. Seperti membuat rumah di sekitar makam, atau menghiasi makam itu dengan sesuatu yang lain.
Akhirnya Agatha tiba di pemakaman. Makam baru tersebut dihias megah dan mewah. Orang-orang berkerumun sehingga membuat Agatha sulit mengetahui siapa yang sudah berpulang ke Tuhan Yang Maha Esa. Ia mencoba menerobos kerumunan terebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
PRODIGI dan Belati Kuno
Fantasy[1] : Belati Kuno Negeri Zourtanzi adalah negeri dimana Prodigi--orang-orang pemilik kekuatan--hidup. Adalah Agatha, seorang anak yang tidak mengetahui potensinya. Ketika ia menjadi murid di sekolah Akademi Irvifetha, ia dihadapkan pengalaman-pengal...