klaut 13

5 3 0
                                    

Selamat menikmati kisah Agatha, Finnick, serta Al dan Ann.

_____

KLAUT 13
{[Agatha]}

KETIKA FIAMETA BILANG dia akan membangunkannya, dia serius tentang hal itu. Fiameta membangunkannya dua puluh menit sebelum mereka tiba, yang memberinya waktu untuk menyiapkan koper dan ranselnya.

Mereka telah tiba di stasiun yang lebih kecil dibandingkan dengan yang sebelumnya. Kompartemen-kompartemen merapat.

“Ketika kita turun dari kereta, aku akan bersama teman-temanku,” kata Fiameta kepada mereka bertiga. “Tak apa-apa jika kalian ingin bergabung dengan kami,” dia menawarkan.

Agatha tidak bisa memutuskan. Tetapi sebelum dia bisa memikirkan bagaimana menjawab pertanyaan Fiameta, Ann berkata, “Kami baik-baik saja,” katanya dan Al menambahkan, “Kami akan baik-baik saja.”

“Jaga dirimu, kalau begitu,” katanya. “Dan cobalah untuk tidak membuat masalah.”

Al dan Ann tersenyum lebar, menyeringai. “Kau tahu biasanya masalah yang menemukan kita, kan?”

“Oke,” Fiameta membentak kesal. “Cobalah untuk menghindarinya. Aku tak akan selalu ada di sana untuk membersihkan kekacauan kalian.”

Si kembar Selcouth menyeringai sekali lagi. “Kita juga tidak memintamu.”

Fiameta mengabaikan sepupu kembarnya. Dia menrapikan earpods-nya dan gadget-nya lalu memasukkannya ke tas selempangnya. Ia mengambil kopernya, dan bersiap untuk turun dari kasul kereta.

Pintu kaca berpinggiran logam kapsul kereta dibuka, dan mereka berempat turun dari kereta listrik cepat.

“Di mana kita?” Tanya Agatha. Ia melihat sekeliling interior stasiun. Memang tidak megah dan luar biasa atau semewah stasiun sebelumnya, tapi rapi. Sederhana namun bersih, setidaknya.

“Kita sudah tiba,” jawab Fiameta. “Pergi ke tabung kaca besar di sana—yang tampak seperti pilar kaca. Itulah pintu gerbang ke sekolah,” dia menunjuk ke pilar kaca berkilauan yang sekarang dikerubungi oleh anak-anak sekitar usia Agatha.

“Mereka punya portalight?!” si kembar saling menatap dan tersenyum. “Luar biasa!” Kata mereka dengan takjub.

“Sampai nanti,” kata Fiameta lalu pergi menghampiri temannya.

“Portalight itu apa?” tanya Agatha. Oke, sekarang dia benar-benar merasa seperti baru saja bangun dari tiga ratus tahun hibernasi di sebuah gua.

Al dan Ann menatapnya. "Kami tidak tahu apa yang dilakukan orang-orang Central City kepadamu, tetapi itu jelas buruk karena kau bahkan tidak tahu apa itu portalight," kata Al. "Portalight itu semacam portal, yang memindahkanmu ke tempat lain dengan mengubah molekul tubuhmu menjadi molekul cahaya," tambah Ann.

"Itu penjelasan sederhana," kata Al. “Oh, dan itu membutuhkan tujuan yang memiliki titik penerima. Tanpa itu, titik pengirim tidak akan berfungsi."

Agatha mengerutkan kening dalam kebingungan. "Masih belum mengerti tentang titik penerimaan dan pengiriman…"

Skenario si kembar menertawakan kebodohanan Agatha terputar dalam benaknya. Tapi sebaliknya, mereka tersenyum lebih besar dan wajah mereka tampak bersemangat. “Lihatlah pilar di sana, Agatha,” kata Ann. “Itu adalah titik pengiriman, harus terhubung ke titik penerimaan, sehingga kau dapat berubah menjadi cahaya dan berubah kembali menjadi dirimu pada titik penerimaan. Ini seperti menelepon seseorang. Yang kau telpon perlu memiliki perangkat untuk menerima panggilanmu,” Al menjelaskan. “Dan kita bertaruh titik penerimaannya ada di sekolah,” tambah Ann.

PRODIGI dan Belati KunoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang