Selamat menikmati kisah Agatha, Finnick, serta Al dan Ann.
_____
KLAUT 4
{[Agatha]}FESTIVAL PUSAT ADALAH acara festival yang diselenggarakan oleh pemerintah kota yang akan diadakan di Jalan Pusat untuk mengenang berdirinya Kota Pusat, yang melibatkan semua warga tanpa kecuali. Warga diminta untuk mengenakan kostum atau pakaian indah, membawa makanan untuk perjudian, dan mengajak pasangan untuk pergi bersama.
Pembukaan sekitar pukul 5 sore akan dimeriahkan oleh pertunjukan dari para pemuda; musik, tari, teater, balada, dan pertunjukan lainnya. Pada jam 7 malam, sukacita mulai hidup. Orang-orang bertaruh dan melakukan permainan dengan leostall di jalanan. Pameran malam diadakan dengan stan makanan dan permainan yang tersebar di taman Balai Kota. Dan Balai Kota menjadi panggung besar bagi pembawa acara untuk mengarahkan acara, dan untuk hiburan berlanjut. Saat matahari terbenam akan dipilih Duta Muda Pusat, seorang pemuda atau pemudi yang selama setahun terakhir merepresentasikan Alexander sang Pendiri.
Agatha tidak sabar. Dia punya teman yang sangat ingin ia temui.
“Apa yang akan kau kenakan?” tanya Estelle, menyiapkan pakaian terbaik yang dia miliki; gaun satin berwarna hijau. Itu adalah hadiah dari Ibu Tiri. Sedangkan untuk Agatha, dia tidak tahu harus mengenakan apa. Dia bahkan tidak punya gaun.
Agatha menunduk malu. “Kurasa aku hanya akan mengenakan pakaian terbaik yang kumiliki,” dia berjalan ke kamarnya dan membuka peti di mana dia meletakkan pakaiannya. Yang terbaik yang dia miliki adalah celana sutra dan baju hitam berkilau, yang dulu milik ibunya. Ia menghela napas. “Aku kangen kau, Bu,” dia memegang liontin logamnya dengan bandul mengkilap, sebuah pemberian dari ibunya.
Estelle berdiri di sampingnya dan meletakkan tangannya di bahu Agatha. “Tidak apa-apa, Ag,” katanya ramah dan tersenyum.
“Jadi Saros sudah memintamu menjadi rekannya untuk malam ini?” Estelle tersenyum licik, menggoda Agatha.
Agatha tersenyum malu-malu. “Tidak perlu diceritakan.”
Estelle menyeringai. “Jangan pedulikan aku. Aku bisa bertahan menjadi orang ketiga.”
Seseorang mengetuk pintu depan. Dilihat dari pola ketukannya, Agatha tahu siapa itu. Estelle tersenyum manis. “Tepat waktunya,” katanya dan berbalik, menuju ke pintu depan untuk membukanya. “Festival ini akan dimulai setengah jam lagi.”
Agatha memegang tangan Estelle. “Biarkan aku membuka pintunya,” ia tersenyum.
Agatha berjalan menuju pintu, berharap tebakannya benar. Dia membukanya, dan berdiri di depannya adalah seorang anak lelaki tinggi dengan tubuh ramping, kulit kecokelatan, mata cokelat, dan rambut cokelat.
“Hai Saros,” Agatha menyambutnya dengan canggung.
Saros tersenyum. “Hai, Aggie,” dia menyapa dengan percaya diri dan menatap Agatha dengan penuh perhatian.
Mereka terdiam sesaat sampai Estelle mengamati situasi yang canggung itu dan mengambil alih adegan itu. Dia bergegas menuju ke arah mereka berdua dan menyapa Saros. “Hai Saros,” ia memberikan senyum polosnya. “Apa yang bisa kami bantu?”
Sayangnya, pikiran Saros terpaku pada Agatha, pikir Estelle. Saros kembali dari lamunannya dan mulai memproses kata-kata Estelle.
“Ah, ya,” dia menyeringai pada Estelle dan melirik kembali ke Agatha. Dia membuka tasnya dan mengambil paket dan menyerahkannya kepada Agatha. “Aku tidak bermaksud menyinggungmu, tapi… aku hanya ingin memberimu ini,” katanya malu-malu. “Kau bisa membukanya… Aku penasaran dengan reaksimu,” dia menyeringai dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

KAMU SEDANG MEMBACA
PRODIGI dan Belati Kuno
Fantasía[1] : Belati Kuno Negeri Zourtanzi adalah negeri dimana Prodigi--orang-orang pemilik kekuatan--hidup. Adalah Agatha, seorang anak yang tidak mengetahui potensinya. Ketika ia menjadi murid di sekolah Akademi Irvifetha, ia dihadapkan pengalaman-pengal...