klaut 11

17 5 0
                                    

Selamat menikmati kisah Agatha, Finnick, serta Al dan Ann.

_____

KLAUT 11
{[Agatha]}

"JADI KAU INI neofit, ternyata,” kata Saros, tersenyum manis. Mereka duduk di atap arena leostall sambil menunggu fajar ketika langit masih gelap.

“Kau sudah tahu?” Agatha bingung. Dia menatap Saros, menuntut jawaban.

Saros memandang melewati cakrawala, mengamati matahari yang mulai terbit. Dinginnya terasa menghangat. Dia tersenyum aneh, yang Agatha langsung tahu bahwa itu adalah 'ya'.

Agatha tertawa tetapi dia tidak tahu apa yang ia tertawakan. Mungkin fakta bahwa Saros lebih memperhatikan tentang dirinya daripada dirinya sendiri, atau bahwa dia telah menjadi seorang neofit selama ini. “Kenapa kau tidak memberitahuku?” hanya itu yang keluar dari mulutnya.

Saros menunduk dan tersenyum. “Apa bagian serunya jika aku membocorkannya?”

Agatha menyeringai. “Aku sudah menduga kata-kata itu,” katanya. “Bagaimana kau bisa tahu?”

“Aku sudah melihat gejala-gejala Klaut-mu,” jawabnya. “Dan punyamu… rumit namun indah.”

Agatha sangat senang mengetahui lebih banyak tentang pengaruh dirinya. “Bisakah kau menebak apa jadinya?”

Cahaya matahari bersinar di matanya. “Bisa.”

Jawabannya membuat Agatha penasaran dengan energinya sendiri. “Ceritakan padaku,” dia meminta, menatapnya intens.

Saros kemudian tersenyum lagi, tetapi kali ini dia menatap Agatha.

“Kau perlu menemukan jawabannya sendiri. Aku tidak akan membocorkannya.”

Agatha mendengus dan menghela napas. “Aku tidak akan memberitahumu ketika aku mendapat jawabannya,” ia menyilangkan tangannya. Saros mengangkat alis kirinya. Ia menyeringai dan Agatha bisa membaca pikirannya dari wajahnya. Seolah dia berkata Aku sudah tahu semuanya.

“Apa yang ingin kau katakan, Sar?” tanya Agatha, memikirkan tentang tadi malam ketika Saros datang ke istalnya dan berkata dia ingin mengatakan sesuatu.

Saros menatap mentari, meskipun dia tahu itu membakar matanya. Dia berkedip dan melihat ke bawah ke arena. “Yang tadi malam?”

Agatha mengangguk.

“Itu hanya…” dari ekspresi wajahnya, Agatha tahu dia menyembunyikan sesuatu. “Jangan lupakan aku, oke?”

Agatha melemparkan tatapan bingung. “Maksudnya apa?”

“Kau akan memiliki teman baru,” kata Saros.

“Aku tidak akan melupakan yang lama,” Agatha mencoba meyakinkan Saros. “Lagipula, siapa yang mau berteman denganku?”

Saros tersenyum. “Apa pun yang terjadi, jangan lupakan aku.”

"Mengapa aku akan melakukan itu?"

Saros menatap Agatha dengan intens. “Berjanji saja padaku.”

Agatha mengangguk. “Aku janji.”

“Menurutmu, apa yang akan kau temui di sekolah itu?” Saros bertanya. Matanya meneduh ketika kata-kata itu lepas dari mulutnya.

Agatha mengangkat bahu. “Mungkin manusia menyebalkan seperti Finnick? Aku tidak tahu,” dia meniup rambutnya ke atas. “Aku hanya berharap tidak bertemu dengan hal-hal yang lebih buruk daripada di sini.”

PRODIGI dan Belati KunoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang