20

1.4K 98 9
                                    

17+

17+

17+

17+

17+

Sesuai janji, Viny menemui Shani setelah semua acara selesai. Dengan di temani Sinka, Viny menemui Shani dan Boby. Boby menyarankan mereka untuk berbincang di tempat lain yang lebih private. Akhirnya mereka memilih berbincang di rumah milik Shani.

Viny terkesan dengan hasil kerja keras Shani. Sekarang gadis itu bisa mengkontrak sebuah rumah. Bahkan niatnya ingin membeli rumah tersebut karena tempat yang strategis, luas, dan apik. Tak jauh dari tempat kerjanya dan tak jauh dari tempat refreshing seperti pantai dan beberapa club malam.

Sebenarnya sedari tadi Shani terus bertanya-tanya siapa gadis yang bersama Viny. Beberapa kali menduga gadis itu pacar Viny karena mereka terlalu dekat. Bahkan Viny tak menolak saat Sinka menggandengnya. Wanita itu cemburu melihat keakraban kesayangannya dengan orang lain.

"Aku buatin minum dulu ya," pamit Shani meninggalkan Viny, Sinka, dan Boby di ruang tamu.

Sesekali Boby bertukar cerita dengan Viny. Terlebih soal pekerjaan ataupun kuliah yang sedang Viny tempuh.

"Aku cuma ada ini di kulkas," Shani menaruh 4 buah minuman kaleng. Viny hanya tersenyum. Tidak biasanya Shani menyimpan minuman seperti itu. Terlihat jauh berbeda tampilan wanita itu sekarang.

"Iya gapapa," jawab Viny sambil tersenyum lebar.

"Di minum Sin," ucap Shani meminta Sinka untuk meminum minumannya.

"Iya," hanya sebuah jawaban namun tak di laksanakan.

Tiba-tiba suasana berubah menjadi canggung dan hening. Boby yang sadar sedikit melirik ke arah wanita-wanita di sekitarnya itu.

"Kok diem?" tanya Boby heran.

"Eh, hehe. Oh ya Shan, kenalin ini Sinka. Dia adik tingkat yang udah ku anggep adik sendiri," Viny memperkenalkan Sinka pada Shani. Sedari tadi Shani tau nama gadis itu Sinka namun tak tau apa hubungannya dengan Viny. Mendengar Viny hanya berkata bahwa Sinka adik tingkatnya membuat Shani senang.

"Sinka Juliani," Sinka menjabat tangan Shani. Dengan cepat Sinka melepaskan salaman perkenalan itu.

"Shani Indira. Btw tinggal di mana?" tanya Shani berusaha untuk basa basi.

"Satu kamar kost sama Kak Viny," jawab Sinka sedikit melirik ke arah Viny. Tiba-tiba suasana Viny berubah mencekam. Dia tak banyak berkomentar.

Shani mendengar hal itu mulai panas. Dia yakin Sinka menyukai Viny dan ingin memanasinya.

"Kalian udah berapa lama libur di bali?" tanya Boby membuka topik lain agar tidak terjadi peperangan di tempat itu.

"Udah 5 hari sih. Rencananya liburan seminggu disini," jawab Viny.

"Aku seneng bisa ketemu kamu lagi Vin," ucap Shani dengan tangan yang menggegam erat tangan Viny.

"Aku juga seneng ketemu kamu kok. Tuhan denger doaku," jawab Viny hangat.

"Heleh, gitu kalo mutusin seenak jidatnya. Sekarang seneng ketemu Viny. Gak jelas ih," sindir Sinka. Dengan tajam Shani menatap gadis itu.

"Lo gak tau mending diem," balas Shani.

Viny kaget, ini pertama kalinya mendengar suara Shani yang terlihat seperti sebuah ancaman mematikan kepada orang lain yang baru dikenal.

"Udah jangan ribut," lerai Viny.

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang