24

2.5K 112 13
                                    

[AUTHOR]

Hari H

Shani tampak cantik dengan gaun yang dia pilih waktu itu. Gaun itu dia kenakan pagi ini. Gedung putih di pinggir pantai, hembusan angin serta, suara ombak membuat pernikahan ini tampak sempurna. Dari jauh Viny hanya berdiri didekat kursi khusus keluarga mempelai wanita. Mengamati Shani hingga tanpa sadar matanya memerah.

"Move on bego, udah sah punya orang laen itu," ucap Kinal sambil merangkul bahu Viny.

"Anjir," umpat Viny ketika merasakan tangkulan Kinal yang terlalu dekat untuknya. Dengan cepat dia menyingkirkan tangan Kinal darinya.

"Udah lu sama Sinka aja, mirip kek Naomi. Bedanya Sinka kan chubby kalo Naomi hot," bisik Kinal.

"Gue udah tunangan njir," balas Viny sedikit kesal.

"Gue sih gak yakin lu bakal gampang move on dari Shani. Tetep bakal ada 1/3 bagian lu suka sama cewe juga ntar kalo pas nikah," ucapan Kinal menjadi pikiran Viny.

"Gue berusaha buat buka hati ke Farhan. Setelah ini gue yang nikah sama dia,"

Kinal sedikit mengangguk mengiyakan, padahal dia tidak percaya jika Viny akan dapat move dari Shani. Viny terus memikirkan perkataan Kinal. Dia berusaha biasa saja, itu berhasil. Namun, hatinya seolah mencengkram erat Shani. Dia seperti tak dapat lepas dari Shani.

"Kita lihat aja nanti," Kinal meninggalkan Viny.

Melihat Shani berfoto bersama Bobby membuatnya merasa berat hati. Namun, dia tak ada hak lagi. Sekarang dia merasa benar-benar hanya akan menjadi seorang adik untuk Shani.

"Vin, ikut Mama terima tamu yuk,"

"Ee.. i...iya..." jawab Viny gugup. Dia segera mengikuti sang Mama untuk bertemu beberapa orang yang Mamanya kenal dan dia kenal.

***

"Eh, Mas!" Mama Viny memanggil seseorang yang tapak bingung mencari sesuatu.

"Eh iya," tau yang memanggil adalah orang yang dia cari. Orang itu segera mendekati Mama Viny.

"Vin, ini sodara jauh Papamu," Viny segera menyalami pria itu. Secara pandangan, pria itu masih 30an.

"Ini si Viny? Udah gede ya ternyata,"

'Waktunya maju anjir, gue tambah tua, ya makin gede lah, bege banget,' batin Viny kesal.

"Ma Viny mau nemuin Bonbon ma Tria dulu. Om duluan," Viny meninggalkan dua orang dewasa itu. Melihat Bonbon dan Tria lewat Viny segera menemui mereka.

"Bon," panggil Viny sambil menepuk pundak Bonbon.

"Siapa?" Bonbon bingung, siapa yang mengajaknya bicara. Sedangkan Tria tampak terkekeh melihat perubahan Viny.

"Itu Viny," ujar Tria membuat Bonbon kaget bukan main.

"Serius?" Bonbon langsung mengapit pipi Viny dengan kedua tangannya. Menolehkan kepala sahabatnya itu ke kanan, ke kiri, atas dan bawah.

"Hue Vinyi," suara Viny terdengar aneh karena Bonbon mengapit pipinya dengan kuat.

"Anjir kok lu cantik sih? Kenapa kagak dari dulu?"

Plak!

Tria memukul kepala belakang pacarnya itu. Dengan segera Bonbon melepaskan tangan dari pipi Viny. Sedangkan Viny tertawa terbahak-bahak menahan sakit di pipinya.

"Terusin aja tuh ngegodain. Abis ini aku ada calon imam baru, mampus!" Ancam Tria

"Mampus!!" Tambah Viny.

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang