Dengan sebalnya Lisa berdecih saat masuk ke kelas nya. Jungkook sudah masuk ke kelas nya saat mengambil coklat milik Lisa. Ya! Coklat dari Baekhyun. Mengingatnya saja Lisa malah sebal.
Jadi, setelah Baekhyun pergi meninggalkan mereka berdua, mungkin lebih tepat nya di usir oleh Jungkook. Lisa tersenyum manis yang menurut Jungkook itu memuakkan. Mana rela Jungkook jika Lisa tersenyum karena orang lain.
Okey, disini Jungkook gak ngaca bangsat! Hehe
"Kau tersenyum?" Sebenarnya Jungkook tau Lisa tersenyum, tapi dirinya benar benar tak percaya.
"Kau fikir aku menangis?"
Ada apa dengan Lisa? Kenapa Lisa menjadi dingin? Apa salah Jungkook?
Pergi begitu saja. Tak mau Jungkook biarkan. Jadi, kaki nya melangkah lebih cepat dan menghalangi jalan Lisa. Satu coklat sudah di buka dan masih berada di tangan Lisa. Langsung saja Jungkook makan dari tangan Lisa, persetan dengan jari Lisa yang tergigit. Tak akan Jungkook biarkan Lisa memakan apapun dari Baekhyun.
All right, posessive boy!
"Sialan kau Jung!!!"
Wajah nya kesal, tapi terlihat lucu di mata Jungkook. Ingin mencium pipi Lisa rasanya, tapi tidak boleh. Ini masih di sekolah. Bibir nya di kerucutkan membuat aegyo. Astaga, sebenarnya Jungkook yang kelebihan hormon atau memang Lisa yang pda dasar nya lucu dan nakal?
"Ternyata coklat nya lebih manis kalau di makan langsung dari tanganmu. Oh ya, terimakasih coklat nya"
Mulut Jungkook sudah penuh coklat masih saja mengucapkan kata kata manis. Yang membuat Lisa sebal sekaligus merasa terbang. Tapi lebih sebal lagi saat Jungkook mengambil juga kotak coklat nya, hei! Lisa saja belum makan satu coklat pun.
Baru beberapa langkah Jungkook pergi, tapi sudah kembali lagi. Mendarat kan satu kecupan di pipi kiri Lisa. Dasar budak cinta!
Tapi satu hal yang mereka tak sadari. Sepasang mata yang daritadi menyorot tajam dengan kedua insan yang di mabuk asmara itu.
. . .
"Tteobokki di pulang sekolah?"
Okey, boleh juga. Kalau difikir lagi, sekarang kan musim hujan, akan menyenangkan menyantap tteobokki pedas yang hangat bersama teman tampan. Bardua dan, gratis!
"Boleh juga, oh ya Baekhyun. Kau,... bisa ajarkan aku fisika? Aku lemah untuk yang satu itu, hehe"
Meminta bantuan kepada siswa yang pernah mengikuti olimpiade Fisika di sekolah nya bukan lah ide yang buruk bukan? Bahkan bisa termasuk jalan emas.
"Lisa, "
Itu Rose, seseorang yang sudah mendapat peran di cerita ini. Yang dirasa tak perlu lagi di jelaskan siapa dia bukan?
"Ada apa? " Lisa berucap setelah berbalik menghadap ke arah Rose untuk berbicara.
"Ku rasa kau sedang menghindari Jungkook. Ada apa? Tadi dia datang ke jelas dengan tak tau malunya. Kancing seragam nya saja sudah terbuka, seperti biasa, baju putih bertulisan Universe membuat banyak orang tercengan. Dasar tukang pamer!!! "
Lisa yang mendengar hanya terkikik kecil. Dasar, memang Rose, sahabatnya yang setu ini bisa tervilabg kategoru perempuan bawel di sekolah. Tapi sisi baik kan lembut nya yang membuat nya di sukai banyak orang, tak hanya itu, terlahir dari keluarga berada, berketurunan silang negara, body goals, pintar, juga mudah bersosialisasi. Pasti masih banyak lelaki yang menyukai gadis itu, begitu beruntungnya Rose mendapat lelaki semacam Park Jimin. Couple goals!!! Coba Lisa?!
" Hey, kenapa melamun? Jungkook mencari mu kemana mana, cantik! "
"Eh, oh? Okey" Lalu Lisa melangkah kan kaki dengan santai nya meskipun hatinya berdegup kencang tak karuan.
Tujuan utama nya hanya satu. Rooftop.
Meskipun otak nya berusaha keras untuk berbalik dan berjalan ke arah yang berbeda dengan jalan yang menuju ke rooftop, tapi hati nya juga tak kalah bersikukuh dengan tujuan nya, rooftop,
Dan Jungkook.
. . . .
Pertengkaran memang sudah biasa terjadi kepada setiap pasangan. Terutama di kalangan remaja.
Jungkook masih egois. Tidak ingin Lisa jadi milik siapapun kecuali dirinya. Agak menyebalkan memang, tapi ya begitulah sifat Jungkook. The possessiveness boy.
Dan Lisa yang selalu tak menyadari gelagat Jungkook. Disaat Jungkook mencari perhatian, di saat Jungkook cemburu, dan di saat Jungkook mencari kesempatan bersama Aira.
Ya! Lisa tak menyadari hal itu. Membuat masalah kian menjadi dan membuat dirinya akan menyesal di kemudian hari.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
