I Love My Enemy

2.4K 223 4
                                    

Aku memang terlalu memasrahkan diri kepadanya saat malam. Tapi tak dipungkiri rasa sakit, perih, nyeri dan kebas ter selimuti oleh nikmat tiada tara. Tapi ya tetap saja. Rasanya benci meskipun ada secuil rasa senang.

Jeon Jungkook

Seseorang yang selalu ada di sekitar ku. Dirinya layak badut. Menyeramkan, tapi selalu menghibur. Dia punya cara tersendiri bagaimana membuat ku tertawa, membuat ku gemas, membuat ku senang, dan membuat ku kesal sekesal kesalnya tanpa benci.

Jujur, dirinya yang menyebalkan belum pernah membuat ku benci sebenci bencinya.

Walaupun ku katakan aku benar benar membenci nya, tapi aku sangat senang. Itu semua dilakukan hanya untuk menutupi rasa ku.

Back to the story~~, but here I wish my teacher not come.

Selangkangan ku masih pegal. Jalan ku saja seperti bebek, membuat ku tak ingin beranjak dari bangku karena malu. Ya, ulah si brengsek Jeon Jungkook terkasih yang terlalu beringas semalam.

Tapi memang dewi fortuna sedang tak ingin singgah. Nasib ku sial sekali. Karena beberapa detik lalu bu Kim, guru kimia ku datang dengan muka garang nya.

**

"Lis, Jungkook mencari mu, -lagi"

Oke, yang ku tau sekarang 'mereka' tidak suka dengan kabar tentang aku dan Jungkook. Kabar itu menyebar terlalu luas sayang nya. Sampai angkatan junior tau hal itu.

Heran. Padahal Jungkook itu lelaki. Tapi kenapa mulut nya ember sekali sih? Ingin di sumpal dengan hukuman kertas sepertinya.

"Ada apa? "

Tatapan ku datar. Teramat datar. Berusaha menutupi rasa berdegup nya hati. Arghh, kenapa hati dan jantung ku malah berdisko ria saat Jungkook tersenyum? Aishhh, habisnya kadar tampannya semakin bertambah sih. Eh?

Ya sudahlah, terlanjur mengakui.

"Ayo pulang"

Baru ingin protes tapi Jungkook sudah meraih tangan kanan ku dan menggenggam erat. Berjalan beriringan menyusuri sepanjang koridor dengan banyak sirik dari pandangan orang orang.

Ah, rasanya seperti mimpi. Berjalan sambil bergandengan tangan di lihat oleh orang orang, tapi sayang nya aku tak ingin si kelinci mesum ini yang jadi pasangan ku.

Ya walaupun ada rasa bahagia. Aku tak paham kenapa?

"Jung"

"Ada apa sayang? "

"Berhenti memanggil ku sayang. Itu menjijikkan, arghhh"

"Hey hey, memang nya kenapa? Kalau begitu bagaimana dengan cinta? "

"Ck! "

Dirinya malah terkikik kecil.

Memangnya apa yang lucu?

"Ada apa hm? "

"Acara ulang tahun sekolah tinggal tiga hari lagi. Harus membawa pasangan masing masing. Siapa yang akan kau bawa? "

"Oh ya? Tak terasa. Padahal tahun kemarin aku baru saja menggenggam tangan Momo noona. Sekarang harus menggenggam sumpit kecil"

"Bastard! Yak! Memangnya siapa suruh menggenggam tangan ku nanti huh? "

"Hihi...  Memang tak ada yang menyuruh, tapi aku yang mau. Kenapa tak boleh? "

"Tetap saja aku tak mau"

"Oh ya? Lalu akan bersama siapa kau nanti huh? "

"Sehun oppa"
Jawab ku dengan cepatnya

"Ck!"
Baiklah, kali ini dirinya yang mendecih.

"Oppa kau bilang? Bahkan dirinya lahir hanya beda lima hari dengan mu. Tapi kau bilang oppa. Menjijikan"

"Terserah padamu"

**

Aku tak paham dengan dirinya, juga pada diriku sendiri.

Jika orang lain yang di posisi ku bagaimana?

Disaat di tinggal oleh ibunya, kau harus bekerja keras mendapat nilai yang tinggi agar beasiswa mu tak dicabut

Makan yang seadanya di setiap hari, terkadang pun hanya memakan roti gandum pemberian paman Min jika tak ada apa apa

Lalu suatu saat, ayahmu memberikan dirimu pada rival mu sendiri

Tinggal bersamanya

Mahkota mu di ambil  saat kau tidur

Apa kau akan menangis?

Memusuhi nya?

Kalau iya, kenapa aku justru masih bisa tertawa kepada kelinci bastard itu?

"Menulis apa hm? "

Tangan itu

Tangan kekar sialan nya memeluk ku dari belakang. Rasanya ingin ku singkirkan. Tapi ini nyaman sekali rasanya!!!

Ku tutup buku diary berwarna biru dominan putih itu, sebelum iblis bertopeng malaikat di belakang ku ini membaca nya.

Hidung nya terus menerus mengendus leherku. Dan bodohnya aku malah memberi ruang agar dia melanjutkan ke arah yang lebih dalam.

"You like it Lisa. "

Tolong, itu bukan pertanyaan. Itu penekanan kalau aku harus menyukainya dan caranya. That stupid.

Aku tak mau menjawab. Biar saja. Toh kali ini aku memang benar benar menikmatinya. Tanpa ada sedikit paksaan.

Karena rasanya beda, di sebelum sebelum nya, aku selalu menolak dan membuat Jungkook memaksaku walaupn memang tak kasar. Tapi untuk sekarang akan ku coba memberikan akses mudah terhadapnya.

Seperti yang selalu dia ucapkan.

"Rasakan saja dan jangan melawan"

Dan kini, aku akan menuruti perkataan nya. Sesekali menjual murah tak apalah. Terlanjur juga mahkota ku hilang beberapa pekan lalu.




































Apakah tadi boleh ku ucapkan bercinta? Sepertinya ya, karena aku merasakan kebahagiaan itu. Rasa jantung yang tak berhenti berpesta ria saat Jungkook menyapu seluruh tubuhku. Dan, seperti sekarang ini. Baru saja selesai, kini Jungkook tidak langsung tidur. Melainkan memeluk ku. Membiarkan kepala ku bersandar di dada bidangnya yang tanpa kain sama sekali.

Dan yang paling membahagiakan adalah,

Bukan aku seorang yang merasakan perasaan itu, karena dia mengecup keningku yang tertutup poni ini sambil berucap

"I love you more than three thousands Lalisa Jeon, no cash back"

"I love you more than three thousands Lalisa Jeon, no cash back"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tergiur  sama double up ga nii?

Cherish  |  LIZKOOK✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang