Berminggu minggu sudah berlalu. Hubungan Jungkook dan Lisa nampak baik baik saja, walaupun selalu ada yang mengganjal di otak Lisa. Tentang Aira. Semenjak gadis berambut panjang itu menampilkan dirinya di hadapan Lisa, semuanya baik baik saja. Jungkook dan Lisa sering pergi bersama, dan tawa canda yang tulus, sampai Lisa mengenal siapa itu Aira, juga teman temannya yang tak henti melaporkan apa yang pernah mereka lihat.
Abaikan dulu sejenak masalah Aira yang sudah membuat kepala Lisa pusing. Kini si kelinci raksasa itu mengemis minta jatah. Dua minggu lamanya Lisa mendapat period. Yaaa, walaupun tak memang genap empat belas hari. Mungkin hanya sekitar sepuluh hari. Dan dua hari yang lalu period Lisa selesai. Tapi jika boleh jujur Lisa memang rindu akan sentuhan di bayi besar nya itu. Tapi malas juga. Bagaimana yah?, yang jelas sulit untuk di jelaskan. Biarlah Jungkook cemberut dulu, habisnya terlihat lucu dan menggemaskan.
**
"Betapa tidak malu tau nya dia! Memintamu menjauhi Jungkook? Kurang ajar"
Rose sebagai seorang yang selalu bersama Lisa, melihat Lisa menangis seperti ini membuat ketiga sahabatnya sendiri iba.Lisa kini sudah terbuka pada mereka. Lisa yang dijual ayah nya demi melunasi hutang hutang ayahnya. Tinggal bersama Jungkook. Mahkotanya yang di rebut paksa. Dan yang pada akhirnya mereka memutuskan untuk menjalin hubungan spesial sebagai sepasang kekasih. Dan Aira yang baru saja meminta, Ralat! Lebih tepat nya memaksa Lisa untuk menjauhi Jungkook.
Lisa masih menangis di pelukan Jisoo. Jennie hanya duduk di sebelah Jisoo dan hanya mengusap usap punggung Lisa, berharap Lisa sedikit nya bisa tenang dengan perlakuan seperti itu.
"Akan ku telfon Eunha. Meminta Eunha untuk mencari aib dari Aira si bodoh! Lalu menyebarkan nya. Masa bodoh"
Rose yang sedaru tadi modal mandir kini teringat Eunha, kekasih dari kakak nya. Halah! Masa bodoh, toh Eunha memang suka di andalkan oleh Rose. Bahkan terkadang Eunha sering menawarkan diri."Tak perlu sebegitunya Rose. Aku paham yang kau fikirkan, itu demi Lisa. Tapi apa kau berfikir, bagaimana kalau Jungkook marah? Lisa akan terkena imbasnya, pakai otak mu dasar tutup botol! "
Sial, Jennie mengeluarkan kata kata pedas nya.
Tapi ya memang benar, sih. Semua serba salah.
"Tuhan saja maha Pemaaf bukan? Kau juga harus bisa memaafkan dia Lis. No no, mereka. Jungkook dan Aira"
Jisoo yang lebih bijak berusaha menetralkan diri. Sulit sih memang. Tapi mau bagaimana lagi? Semua toh sudah terlanjur bukan?"Tapi aku bukan Tuhan Sooya. Tuhan maha Pemaaf karena dia bersih. Aku tak sesuci Tuhan. Aku punya perasaan yang bisa saja melewati batas"
Diam
Just die!
Benar kata Lisa. Jisoo hanya menghela nafas berat dan pasrah. Terserahlah, bukan nya tak peduli. Tapi ini sudah menjadi pemikiran Lisa. Dia mengerti apa yang Lisa rasakan. Bahkan kalau Jisoo berada di posisinya Lisa dia pun mungkin akan mengatakan hal yang sama. Atau bahkan mungkin saja lebih parah."Beri dia pelajaran Lis. Serahkan pada kami"
Ya. Itu benar. Tapi meskipun begitu Lisa masih punya otak. Otak nya baik baik saja meskipun sedikit pusing. Setelah menyuruh Lisa menjauhi Jungkook, Aira dengan tega nya menambah keras rambut Lisa dan memaki kakinya dengan rendah. Lisa masih ingat betul apa yang diucapkannya.
"Dasar pelacur hina! Ayah mu saja pemain besar dalam perjudian bukan? Pemilik bengkel miskin? Cih, berani sekali mendekati Jungkook ku. KAU DENGAR? JUNGKOOK KU!!! DASAR JALANG MURAHAN, ENYAHLAH KAU"
Lisa masih punya harga diri. Lisa masih ingin hidup damai. Apakah sebegitu tega nya Tuhan? Tak membiarkan garis bahagia bersimpang lebih lama di kehidupan Lisa? Lisa bosan di tarik ulur. Lisa jenuh akan permainan takdir. Hatinya sudah rapuh. Air matanya kembali luruh. Turun ke pipi. Sampai pusing menyerang. Mual mual. Mata pun berkunang kunang.
Apa aku akan mati sekarang? Biarkan aku ikut padamu Tuhan
Air matanya kian deras, menjadi pelampiasan kesakitan yang dirasa.
"Lisa? Kau baik baik saja? Wajah mu pucat"
Oh tidak, Rose semakin histeris. Jisoo mengguncang guncang kan tubuh Lisa. Dan Jennie mengambil air minum untuk Lisa.Dokter
Menjadi nama utama yang sedang Jennie cari di kolom kontak handphone nya.
**
Semula baik baik saja. Hanya histeris dan khawatir biasa. Namun tidak setelah beberapa jam lalu dokter Jung mengatakan,
"Lisa tengah mengandung. Jika ingin dilanjutkan, maka bertahanlah. Tapi jika ingin di aborsi, kau bisa datang ke tempat ku. Kalian tau bukan, aborsi sudah di legalkan di Korea Selatan ini"
Jadi, Lisa harus bagaimana? Pertahankan? Atau aborsi?
Ayah, bantu Lisa disini. Lisa ingin ayah...
Sangat dan terlalu lirih juga lemah
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherish | LIZKOOK✔️
FantasíaItu Jeon Jungkook, Rival ku, Musuh ku, Bunga bangkai ku, Dan kekasih ku tersayang Hoekkk! Aku ingin ke toilet, permisi Tadi itu menjijikan