Tergeraknya Hati Untuk Cemburu

24 3 0
                                    


 Beberapa bulan setelah itu sungguh tidak ada komunikasi lagi diantara kami. Aku sudah menjawab pertanyaan yang dia ajukan dan mungkin tidak ada lagi yang bisa kami bicarakan. Aku pun memutuskan untuk menyimpan nomornya dengan nama Penggemar Buku Pencak Silat. Bahkan disaat itu aku pun tidak menuliskan namanya di kontak hp ku. Kupikir akan lebih mudah mengingatnya dengan menuliskan nama seperti itu.

Dalam beberapa komunikasi kami sebelumnya aku ingat bahwa dia pernah mengatakan jika dia membeli bukuku sebagai salah satu referensi untuk skripsi yang dia tuliskan. Dia sedang menggarap skripsi mengenai Pencak Silat, dan kebetulan dia menemukan bukuku. Jadi saat aku wisuda sebulan kemudian, aku sempat teringat kepadanya. Untuk sekedar informasi aku memberitahukan kepadanya bahwa aku akan wisuda dan dia memberikan doa terbaik untukku. Sudah, hanya itu percakapan antara kami berdua. Setelah itu aku sibuk dengan duniaku dan dia pun sibuk dengan dunianya.

Setelah wisuda aku memutuskan untuk pergi ke Jakarta. Juli 2017, aku berangkat ke Jakarta sendirian dengan niat mencari pekerjaan dan juga untuk menemui Ernest, lelaki yang kusukai saat itu. Aku mendapatkan pekerjaan sebagai salah satu karyawan di salah satu perusahaan di Jakarta dan aku memasuki dunia kerja yang baru. Aku semakin tenggelam dalam rutinitasku, dan aku benar-benar tidak pernah teringat kepada mas El lagi. Mungkin dia juga sama, karena dia juga tenggelam dalam aktivitasnya sehingga dia juga tidak pernah mengirim pesan lagi padaku. Fix, hubungan kami hanyalah sebatas penggemar dan penulis buku. Setelah itu tidak ada komunikasi diantara kami.

2 tahun berlalu, tidak disangka secepat itu. Aku sudah dua kali mengganti hp dan kini aku telah mengubah pekerjaanku. Aku menjadi seorang guru disalah satu sekolah swasta di Jakarta. Aku pun sudah berganti pasangan, dengan seseorang yang aku kenal di Jakarta yang bernama Emir. Aku memutuskan Ernest dulu karena 2 tahun setelah kami pacaran aku baru mengetahui kalau ternyata Ernest Gay dan dia telah membohongiku selama dua tahun ini. Aku sempat trauma pada laki-laki namun seiring berjalannya waktu aku mulai bisa move on dan mulai untuk percaya kembali kepada makhluk bernama pria.

Suatu hari, aku berjalan dengan Emir di mall. Kami memutuskan untuk sekedar makan siang disana, saat itu dia belum menjadi pacarku. Dia masih sekedar teman yang dekat denganku karena dia juga belum menyatakan perasaannya padaku. Aku biasanya sangat jarang memposting photo dengan lelaki di status wa, namun entah kenapa saat itu aku mengambil photo kami di meja makan dan mempostingnya di status. Aku tidak menyangka, photo inilah yang akan menjadi awal dari komunikasiku yang sempat terputus dua tahun dengan mas El. Dia melihat postingan statusku dan mengirimku pesan pribadi.

"Ini siapa?" tanyanya singkat. Aku memicingkan mataku, saat itu aku benar-benar hampir lupa dengannya. Namun karena namanya Penggemar Buku Pencak Silat membuatku bisa mengingatnya kembali.Oh, dia penggemar buku saat itu, lelaki yang menulis skripsi pencak silat itu, benakku. Aku pun sedikit heran kenapa dia mengirimkan pesan itu padaku dengan pertanyaan langsung yang menyudutkanku. Seolah dia sedang cemburu padaku dan bertanya ini siapa? Hmm, setelah dua tahun tidak berkomunikasi inikah pertanyaan pertama yang dia tanyakan untukku? Tanpa berpikir panjang aku lalu menjawab.

"Dia temanku" balasku singkat. Dan hanya itu, mas El pun tidak melanjutkan pertanyaan lebih dalam. Dia pun tidak membalas lagi. Aku lalu tidak terlalu memikirkan kejadian itu dan aku pun tidak mengambil hati. Itu adalah chat kami untuk periode ketiga setelah 2 tahun tidak pernah sama sekali berkomunikasi kembali. Pertama saat dia memperkenalkan dirinya, kedua saat dia mengucapkan selamat wisuda kepadaku, dan ini untuk ketiga kalinya saat dia bertanya Ini siapa? Pertanyaan yang menggelikan. Mengapa dia seolah cemburu?

Menanti PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang