Hari ini aku kembali ke Jakarta, pesawatku berangkat jam 10 pagi dan mobil mas El yang akan pulang ke Malang berangkat jam 03 siang. Itu artinya kami harus berpisah dan aku akan meninggalkan Mas El lebih awal. Mas El ingin menemaniku ke bandara, tapi aku lebih memilih untuk berpisah dengan mas El didepan penginapanku. Begitu sakit rasanya ketika aku harus menerima kenyataan bahwa kami harus berpisah saat ini. Waktu begitu cepat berlalu, aku seakan tidak ingin melepaskan mas El. Aku ingin terus bersamanya, di kota yang indah ini. Aku ingin menambah liburanku beberapa hari lagi tapi itu tidak mungkin karena kerjaanku sudah menunggu. Aku lemas hari ini, aku tidak ceria seperti hari-hari kemarin.
"Dek, baik-baik ya di Jakarta. Mas akan memperjuangkanmu. Ingat selalu akan kata-kata mas ya." ucap mas El sebelum aku berangkat ke bandara. Aku sedang duduk bersama mas El didepan penginapanku. Aku sudah membereskan barang bawaanku dan memasukkannya ke koper merah yang kubawa. Aku juga sudah mengecek semua barangku sehingga tidak ada yang ketinggalan. Dan mas El dengan setia menemaniku sedari pagi dia sudah stand by didepan hotelku.
Aku hanya mengangguk menanggapi kalimat mas El. Aku begitu sedih saat ini hingga aku tak ingin bicara.
"Dek, mas akan selalu merindukan adek. Adek jangan sedih, mas akan melamar adek secepatnya setelah ini. Mas akan berusaha semampu mas untuk bisa menghalalkan adek. Mas ingin segera beribadah dengan adek" ucap mas El. Oh Tuhan, mas El kenapa kau begitu dewasa? Aku menyukai setiap pemikiran dan kalimat yang keluar darimu.
"Mas"
"Iya dek"
"Aku tidak ingin berpisah dengan mas" ucapku akhirnya. Hanya itu yang terlintas dibenakku untuk mengutarakan perasaan yang aku alami saat ini.
"Begitu pula mas dek" ucap mas El.
"Disini terlalu indah mas. Aku tidak ingin kembali" ucapku.
"Dek, adek bersabar sebentar ya. Kembali saja dulu karena tanggung jawab adek atas pekerjaan adek harus adek laksanakan. Adek masih punya tanggung jawab di Jakarta. Kita akan terus berkomunikasi untuk merencanakan tujuan kita. Adek mau kan menikah dengan mas?" dan pertanyaan itu begitu menohokku. Aku mau, tentu saja aku mau. Sekarang aku tidak ragu lagi, namun ada hal yang harus kuselesaikan sebelum aku menjawab ini semua.
"Aku akan terus berkomunikasi dengan mas" jawabku.
"Adek mau menikah dengan mas kan dek?" tanya Mas El lagi. Seolah dia tidak mau melepasku tanpa sebuah kepastian. Mulutku terkunci, aku bingung harus berkata apa. Namun hatiku begitu kuat mendorongku untuk berkata ya. Tanpa harus berpikir panjang karena aku juga sudah terlalu lelah berpikir aku mengangguk mengiyakan pertanyaan mas El. Dan ia kelihatan sangat bahagia. Kini aku sudah memberikan harapan terbesar bagi hidupnya. Tuhan, tolong aku untuk menguatkan perasaanku dan menyelesaikan hal yang mengganjal dalam hatiku. Semoga aku bisa menemukan jalan dan solusi terbaik untuk hal ini. Namun aku memang tidak bisa memungkiri bahwa perasaanku sangat condong ke mas El saat ini. Ini semua benar-benar tanpa keinginan dan niatku. Hanya Tuhan yang tahu betapa hatiku dengan cepat dibalik olehNya saat ini.
"Terimakasih dek. Mas percaya pada adek. Yang penting adek jaga diri disana ya. Mas akan mengutarakan niat mas secepatnya kepada orangtua adek. Begitupula mas akan mengatakan niat mas kepada orangtua mas. Kita terus jalin komunikasi." ucap mas El. Wajahnya terlihat merona bahagia. Ia tersenyum indah didepanku. Aku berusaha membalas senyumannya walaupun hatiku masih dipenuhi dengan sebuah beban. Yah, aku harus menyelesaikan segera hubunganku setelah aku sampai di Jakarta nanti. Aku harus segera membuat ini menjadi jelas. Aku tidak bisa lagi bertahan dengan Emir yang tidak kunjung memberikan kejelasan kepadaku. Aku tidak ingin membuang kesempatan bersama orang yang benar-benar menyayangiku dan ingin hidup bersama denganku. Bukan sebuah hubungan bersama Emir yang belum jelas arah tujuannya kemana. Aku butuh sosok seorang yang bijaksana yang bisa mengimbangi cara berpikirku seperti mas El. Dan aku tidak akan menyiakan kesempatan itu tatkala Tuhan telah mempertemukanku dengan sosok yang aku butuhkan, yaitu mas El. Yah aku sudah begitu bulat dengan keputusanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menanti Pelangi
RomanceBismillahirrohmanirrahim❤❤❤ Ini adalah sebuah kisah tentang aku dan dia, tentang impian dan jodoh yang menyatukan kami berdua. Perjalanan panjang dan banyaknya tantangan yang kami alami membuatku ingin berbagi pengalaman ini. Aku harap selain mengin...