PASIR PUTIH PANDAWA, AKANKAH KAU SELALU BERSAMAKU?

8 2 0
                                    

Hari sudah menunjukkan sekitar pukul 16.00 sore ketika kami berada di kawasan wisata Pantai Pandawa, Bali. Kami disambut dengan sebuah gerbang yang khas tempat beberapa loket kecil untuk para turis berjaga disana. Kami melewatinya dan mereka melayani dengan ramah. Diluar dugaan, disini tiket masuknya lebih murah dari biasanya. Hanya Rp 7000 per orangnya. Dan disini juga tidak seramai ditempat-tempat wisata yang kami kunjungi sebelumnya, bahkan disini sangat sepi ketika kami datang.

Kami melewati loket itu dan menaiki motor masuk kedalam kawasan Pantai Pandawa. Disini udaranya terasa sejuk, karena matahari juga perlahan sudah mulai turun. Kami bisa merasakan jalanan yang panjang dan sepi sebelum kami benar-benar bisa melihat bentangan laut Pantai Pandawa dan tulisan yang memperkenalkan Pantai Pandawa di dekat sebuah tebing yang sangat terkenal untuk berphoto.

"Indah sekali disini dek." ucap mas El diatas motor.

"Mas benar. Indah sekali disini" ucapku. Mas El berhenti sebentar dan memarkirkan motornya sembarang. Ada beberapa orang yang juga sedang berphoto disana, dibawah tulisan Pantai Pandawa. Seolah tidak ingin ketinggalan mas El pun mengarahkanku agar aku berpose disana. Aku bisa melihat bentangan pantai dengan ombak yang tidak terlalu tinggi. Disini ombaknya lebih tenang daripada di Pantai Kuta. Aku bisa melihat hamparan pasir putih yang menenangkan hati. Saat perjalanan kesini tadi, dikiri-kanan kami hanya melihat tebing dan dipinggir jalan ada jejak-jejak pasir putih yang menyambut kami. Aku tidak sabar ingin turun kebawah dan bisa menikmati pantai pandawa lebih dekat. Jadi setelah puas berphoto aku dan Mas El pun beranjak darisana.

Dan jalanan setelah dari tulisan Pantai Pandawa itu begitu mengagumkan. Jalanan itu menurun namun tidak terlalu terjal. Disebelah kanan membentang laut yang indah, dan disebelah kiri membentang tebing yang setiap beberapa meter jaraknya terdapat patung dewa-dewi yang besar dan seolah menyambut kedatangan setiap orang yang datang. Aku bisa melihat keunikan dan keagungan patung dewa-dewi itu. Mas El membelokkan motornya ke kiri tatkala kami tinggal sedikit lagi hingga bisa merasakan indahnya pantai. Perasaanku menggebu-gebu, aku ingin segera menjejalkan kakiku diatas pasir putih.

Tidak berapa lama kami sampai dan aku segera membuka sepatuku. Merasakan pasir putih yang menggelitik di kakiku dan aku sangat senang. Aku melompat-lompat bahagia. Didepan pantai, ada sebuah gedung yang disaat itu ternyata sedang berlangsung pertunjukan tari didalamnya. Aku sebuah bus yang parkir disana, sepertinya ada rombongan turis yang sedang menonton pertunjukan tersebut. Kami lalu berjalan, melewati tembok kecil dan membawa kami melihat hamparan laut berwarna biru dengan pasir putihnya yang sempurna. Laut itu begitu tenang hingga hampir tak terdengar suara gemuruh ombaknya. Ada beberapa perahu kecil nelayan yang ditambatkan disana, berjejer rapi namun tidak ada nelayan yang terlihat. Saat kami tiba di tempat itu, aku bisa melihat kesunyian disekitarku. Tempat ini benar-benar sempurna untuk menikmati penutup hari ini karena aku bisa menghitung tidak lebih dari 10 orang yang ada disini sekarang.

"Mas..sepi sekali disini. Aku suka!" ucapku sembari aku berlari kedepan menuju air laut dan meninggalkan sembarang sepatu abu-abuku disana. Aku juga menjatuhkan tasku dan aku berlari berputar-putar sambil membentangkan tanganku. Mas El tertawa kecil melihat aksiku.

"Mas senang kamu bahagia dek" ucapnya. Aku tersenyum padanya, dan kembali berputar-putar. Aku berjalan lebih jauh lagi hingga aku bisa merasakan kakikku tersiram dinginnya air laut. Aku merunduk, menyentuh air dengan kedua tanganku dan tersenyum. Aku suka tempat ini, ini tempat yang paling kusuka. Begitu tentram, jauh dari keramaian, begitu tenang, begitu sepi.

"Dek, tunggu sebentar disini ya. Mas mau beli sesuatu!"

"Mas mau beli apa? Dimana?" tanyaku. Karena aku tidak bisa melihat penjual disepanjang pantai itu, sudah kubilangkan disini sangat sepi.

Menanti PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang