Awal Perkenalan Kami

40 3 0
                                    

03 April 2017, pukul 02.07

"Assalamualaikum mbak, saya El seorang mahasiswa dari UIN Malang. Kemarin saya beli buku yang ditulis oleh mbak. Saya ingin bertanya-tanya mbak.".

Sebuah pesan masuk di messengerku, namun aku sama sekali tidak memiliki notifikasi untuk messenger. Jadi aku tidak tahu saat itu.Barulah seminggu kemudian aku iseng membuka facebook ku dan kutemukan salah satu pesan darinya disana. Aku membukanya dan tersenyum dalam hati. Fans lagi. Sudah berapa kali aku menerima pesan dari beberapa orang dengan tema yang hampir serupa. Mereka menemukan facebookku dari profil penulis yang tertera dibelakang buku yang kutulis. Tidak hanya di facebook, di twitter juga sering kudapati seperti itu. Aku hanya tersenyum, sejenak mengamati pesan yang dikirimnya kepadaku. Kali ini beda, sepertinya dia berbeda dari orang lain. Biasanya yang lain hanya ingin sekedar memuji tulisanku, atau memberikan kritik, saran dan masukan. Namun kali ini ada yang mau bertanya-tanya, hmm. Aku berpikir dalam hati, buku yang manakah yang dia maksud? Karena ada beberapa buku yang telah kutulis sebelumnya.

10 April 2017, pukul 23.16

"Waalaikumsalam. Iya Mas El, silahkan. Pertanyaannya apa? " jawabku akhirnya.

11 April 2017

"Mbak ada nomor WA? Saya tanya-tanya lewat whatsapp saja"

Balasannya membuatku sedikit berpikir. Memberikan nomor whatsapp pribadi kepada orang yang belum kukenal bukanlah kebiasaanku. Tapi dia telah membaca bukuku, aku tidak ingin mengecewakan pembaca yang telah membeli bukuku. Dengan sedikit petimbangan akhirnya aku memberikan nomor ku padanya, dan dengan cepat dia pun bertukar nomornya kepadaku.

"Ini nomor whatsapp ku ya mbak 0857xxxx. Terimakasih" jawabnya

"Sama-sama" balasku berusaha seramah mungkin. Tentunya aku harus menjaga image didepan pembaca buku yang aku tulis. Tidak berapa lama dia menghubungiku lewat whatsapp. Aku tidak ingat betul apa isi percakapan kami saat itu. Tapi yang jelas kehadirannya membuatku menemukan sebuah kenyataan yang sedikit mengagetkanku. Ia ternyata membeli Buku Pintar Pencak Silat yang kutulis di salah satu toko buku di Malang. Sedangkan aku sendiri tidak tahu kalau buku tersebut telah terbit. Faktanya adalah jika buku sudah terbit di toko buku nasional, tentunya penulis akan mendapatkan bukti terbitnya terlebih dahulu dan telah dikabari sebelumnya. Namun aku sama sekali belum tahu tentang hal itu. Aku lalu sangat berterimakasih padanya karena dia telah membuatku sadar akan kehadiran bukuku di toko buku nasional itu. Hingga aku lalu menuliskan sebuah status di berandaku

13 April 2017

"Sempat terkejut ketika seseorang bertanya pada saya mbak kenapa suka sama pencak silat? Saya bingung kok tahu ya? Saya pikir naskah saya belum diterbitkan hingga saat ini. Tapi kok ada yang tahu saya nulis naskah pencak silat? Iya, saya beli di salah satu toko buku di Malang sebelumnya. I was confused, after I look this picture now I know my book was published in bookstore. I will try to search it. Thank you to make me realize. Its so priceful for me. Alhamdulillah, thanks God. " tulisku saat itu.

Dia mengirimkanku photo buku karyaku yang ada ditangannya. Saat itu kehadirannya cukup berarti karena dia telah membuka mataku akan hadirnya karyaku di toko buku, hanya sekedar itu. Namun aku tidak pernah tahu, ternyata awal yang mengagetkanku ini tidak hanya berhenti hingga disini. Justru ini awal dari kekagetanku akan hal-hal yang selanjutnya terjadi dalam hidupku. Bak sebuah drama kehidupan, tidak pernah disangka-sangka dan tak pernah terbayang sebelumnya. Kehadirannya di tahun-tahun selanjutnya ternyata akan benar-benar berarti dalam hidupku.

Menanti PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang