Alone | Empty Room

196 28 2
                                    

Kata orang ekstrovert dunia penuh kebisingan jadi belahan jiwanya.

Kata orang introvert dunia penuh kebisingan jadi penjara sekaligus rantai pengikat untuk jiwanya.

Orang-orang nampak beradu mulut satu sama lain, kadang tak ada kata mengalah diantara mereka.

Aku berpikir apa ini manusia yang sesungguhnya? Berkoar-koar bak burung beo, tapi mayoritas tong kosong.

Aku duduk dipojok ujung ruangan. Menelaah serta menjadi pengamat sekitarku. Sengaja aku sumpal lubang telingaku dengan ujung kabel yang sering dibuat manusia untuk mendengarkan sesuatu—earphone.

Mereka membicarakan aku.

Itu yang aku dengar.

Earphone itu terpasang tapi aku tak memutar apapun di ponsel genggamku.

Aku berdiri dan melewati mereka yang mencibir serta suka berkomentar tentang kehidupanku.

"Hai, apa kabar dengan hidupmu? Masih bahagia? Atau berkedok bahagia?" kata mereka dengan nada cibiran.

Aku terus berjalan dengan hati penuh. Airmataku sudah diujung pelipis, tapi masih berusaha kutahan.

Aku bergumam, "Kupikir nyatanya mereka bukan manusia."

*****

Rumah.

5 huruf, 1 kata, 1 arti, 0 makna.

Itu definisiku. Bagaimana denganmu?

Mari kujabarkan sedikit demi sedikit.

Duniamu tampak kejam untuk seukuran manusia sepertimu, yang setiap hal selalu sendirian.

Kamu tak percaya sekitarmu, bahkan lebih buruknya kamu tak percaya juga dengan dirimu sendiri.

Kamu beranggapan hidup tapi tak hidup. Semuanya nampak abu-abu—monokrom.

Hobi menyudutkan diri. Berlutut di sudut dengan cahaya minim.

Aku sendirian.

Aku sendirian.

Aku sendirian.

Hanya kata itu yang kamu ucap saat semuanya nampak menekanmu. Miris.

Terkadang luka yang lama terpendam muncul dan berusaha menyeretmu masuk ke dunia mimpi burukmu kembali.

Kamu berada di ruangan, tapi jiwamu nampak kosong, tapi hatimu nampak meluap-luap akan kepiluhan.

Kadang ingin rasanya menghamburkan diri menjadi debu, tapi dunia tak mengijinkan itu.

Aku tak tahu tulisan apa ini?
Kuhanya tahu, tulisan ini sesuai isi hati seseorang disana.

Merasa sendiri, kosong, bahkan hampa.

Siapapun kamu raih jemariku, kemari kuajak kamu untuk menikmati cahaya yang sesungguhnya. Bukan di sudut ruang tanpa cahaya.

Kamu akan baik-baik saja, tersenyumlah.

Tertanda,

Manusia Tukang Sambat
Untuk Kamu Yang Tersesat

29 January 2020

Delusi Abstraksi (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang