Cahaya Untuk Sang Bintang

166 25 6
                                    

Malam ini semua nampak berseri-seri
Delusi mengenai khayalan malam hari mengiringinya.

Mereka bilang, "Andai aku bisa menangkap cahaya bintang."

Mereka berujar juga bahwa itu adalah khayalan yang aesthetic.

Kamu tahu? Aku juga suka bintang, hanya saja tak sekhayal mereka.

Aku menyukai bintang secara realistis, serta mengambil makna dalam setiap benda yang kutatap—bagi orang pengamat mungkin paham apa yang aku maksud.

Kadang aku berlagak seperti filsafat handal. Seperti berujar, "Kenapa bintang punya cahaya? Atau kenapa bintang diciptakan padahal kata bintang pun diberikan pada planet-planet?"

Dasar aku yang sok tahu. Aku tertawa.

Kamu tahu? Bintang kadang kuibaratkan seperti senyumanmu. Ia bersinar terang saat begitu bahagia. Kamu pun begitu, tak lengkap tanpa senyuman yang merekah itu.

Tapi kadang aku sedikit sedih, saat salah satu bintang mulai redup. Itu nampak sepertimu yang tertimpah sebuah problem.

Aku heran, kenapa saat aku melihat bintang, aku selalu memikirkanmu.

Kadang aku berharap kamu juga sama sepertiku. Menatap bintang di balik jendela. Selalu menikmati angin malam dengan kerlipannya. Indah menurutku.

Kamu tahu lagi? Aku benci jika mendung hadir. Bintang akan kehilangan cahayanya. Dan lagi-lagi aku memikirkan dirimu.

Saat bintang kehilangan cahayanya akibat mendung, semua nampak tak indah. Ia lenyap di balik awan gelap itu. Ekspetasi mengenai kebahagiaan lenyap.

Kenapa bintang-bintang itu mirip sepertimu? Sembunyi di balik dinding dan melenyapkan diri sendiri. Aura bahagiamu menyusut.

Hei, kamu baik-baik saja. Percayalah bintang tak akan kehilangan cahayanya. Jangan khawatir, kemarilah, aku akan membantumu mendapatkan cahaya itu lagi.

Semuanya akan kembali seperti semula, saat awan gelap itu akan pergi.

Kamu bertanya, "Kapan awan gelap itu pergi?"

Aku menjawab, "Dengan segera."

Hingga akhirnya kau tenggelam dalam pelukan hangat yang aku berikan.

Tak apa semuanya baik-baik saja, bintangku.

Tertanda
Dari Tukang Sambat
Untuk Kamu Yang Tersesat

2 February 2020

Delusi Abstraksi (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang