Baru saja aku pergi dari apart Naruto, aku kembali lagi karena jubah rumah sakitku tertinggal. Tapi pemandangan didepanku membuatku terkejut, apa aku salah liat?
Naruto dan Hinata... mereka berciuman?!
Ku fikir Naruto sangat mencintaiku, bukankah dia ingin bertanggung jawab atas perbuatannya? Tapi pemandangan yang ku lihat ini sudah sangat keterlaluan
Aku memang cemburu, selama seminggu dengan Naruto membuatku sadar. Sadar akan kebodohanku yang selalu menolak cintanya, sampai aku merasakan jika aku sudah sangat mencintainya melebihi cintaku pada Sasuke
Tapi apa ini?!
"Naruto? Hinata? Kalian sedang apa?" Tanyaku berusaha tenang
Naruto menoleh dengan terkejut, sebenarnya apa yang sudah terjadi? "Ah... Sakura chan? Bukankah tadi kau ke rumah sakit"
"Ada yang tertinggal"
"Sakura chan dari sini?" Tanya Hinata membuatku kesal "aku baru saja membawakan Naruto kun bento"
Aku menatap Naruto, sebenarnya apa yang dia rencanakan. Aku sangat ingin membuatkannya makanan dan dia menolaknya, tapi apa apaan ini
Tanpa sadar air mataku mengalir, aku menatapnya tak percaya sembari menggeleng. Naruto langsung mendekatiku dan ingin memegang tanganku, tapi aku menepisnya
"Sakura chan kenapa?" Tanya Hinata
"Sakura chan, gomen"
"Hiks..." isakan lolos dari bibirku, aku tak tau harus apa sekarang
"Maaf..."
"Jahat hiks.."
"Sakura, aku tak bermaksud. Hinata datang kesini, dan aku tak bisa menolak"
Hinata langsung mendekat dan juga ingin memegang tanganku, tapi aku langsung menepisnya dengan kasar
"Sa-"
"Aku tak menyangka kalian akan berciuman disini!"
"Berciuman?" Tanya Naruto yang sepertinya berpura pura tak tau
"Jangan pura pura bodoh, kau sama sekali bukan anak kecil lagi! Hiks.. kau jahat! Kau juga Hinata, apa yang kau lakukan masuk ke rumah seorang pria yang sedang sendiri, hah?!" Teriakku yang sudah tak terkontrol
"Sayang, ini salah paham..."
"Sa..sayang?" Tanya Hinata terkejut, dan ku lihat matanya melebar seperti ingin keluar
"Cukup Naruto, cukup! Kau brengsek!"
Plak
"Sakura chan! Kau ini kenapa menampar Naruto kun seperti itu?"
Aku tertawa sinis "bela saja dia, pria brengsek itu. Dan ini pertemuan terakhir kita, jangan pernah menemuiku lagi"
Aku berlari dengan perasaan campur aduk, sedih, kesal, marah, kecewa dan tak terarah. Naruto benar benar brengsek, aku tak ingin melihat wajahnya lagi
Di apartemenku, aku mengumpulkan semua pakaian milikku dan pergi ke kantor Hokage. Ku rasa tinggal disini akan membuatku sakit hati, aku harus pergi sekarang juga
Brak
"Sakura? Kau kenapa? Ada apa dengan penampilan berantakanmu itu?!" Tanya Kakashi sensei beruntun
"Aku ingin pergi dari desa"
"Kenapa?"
"Aku sudah muak disini, aku mohon ijinkan aku, Kakashi sensei" pelasku
"Apa karena Naruto dan yang ada diperutmu itu?"
Aku terkejut, bagaimana dia bisa tau? "Ya emh... darimana kau bisa tau, sensei?"
"Naruto sudah menceritakan semuanya"
"Ah si brengsek itu, aku hanya akan pergi untuk menenangkan fikiran. Mungkin dalam beberapa tahun aku akan kembali, bisakah?"
"Tapi... bagaimana kalau di desa Suna?"
"Ya, asalkan aku jauh darinya"
"Baiklah, aku akan meminta Sai dan Shikamaru mengantarmu, sekarang kau tunggu saja"
"Baiklah, aku juga ingin menemui Ino sebentar"
Aku pun langsung keluar dan mencari Ino di toko bunga miliknya, aku melihat Sai yang terus mrnggoda Ino. Tanpa fikir panjang aku langsung menghampiri keduanya
"Sai! Ino!"
"Hei Jidat!"
"Oh.. hay Sakura"
"Sai, Kakashi sensei memanggilmu dan Shikamaru"
"Oh? Baiklah... Ino, aku pergi dulu ya"
Ku lihat Ino mengangguk "ya!"
Setelah Sai pergi aku langsung memeluk Ino, aku tau dia sangat terkejut. Tapi ini hari terakhir aku bertemu dengannya, karena aku tak tau kapan akan kembali
"Jidat, kau kenapa?"
"Sebentar saja..." gumamku
"Aa..."
"Ino hiks... maaf hiks aku.. aku harus pergi"
Ino langsung melepas pelukanku "apa maksudmu?! Kau baru saja menampakkan wajahmu selama seminggu menghilang, kau kau mau pergi lagi!"
"Ini berbeda Ino, aku benar benar harus pergi" lirihku
"Apa kau ada masalah?" Tanya Ino serius
"Ya begitulah..."
"Cerita padaku!"
Aku menggeleng "aku akan menceritakan semuanya padaku setelah aku kembali, jadi biarkan aku pergi"
"Sakura... kenapa kau harus pergi? Aku tau aku sangat kasar padamu dan membuatmu terus marah, jadi tolong jangan pergi" pelasnya
"Sakura" aku dan Ino menoleh
"Ayo cepat, bukankah kau akan ke Suna?""Ah ya, ayo. Maaf Ino, sampai jumpa dilain waktu!"
"Jidat!"
Aku menaiki burung lukisan Sai dengan melambai kearah Ino sembari menangis, maaf Ino. Aku sangat bodoh, tapi aku harus melupakan si 'baka itu'
"Selamat tinggal, Konoha..." gumamku
.
.
"Jadi apa ada apart yang kosong?" Tanya Sai
"Dia bisa tinggal di rumah kami"
"Benarkah?" Tanya Shikamaru
"Dia adalah temanmu, dan sepertinya dia sangat membutuhkan bantuan"
"Arigatou, Temari neesan"
"Ya, jadi apakah kedua temanmu itu ingin istrahat dulu?"
"Ya, dan kami akan dipenginapan saja"
"Tapi sebelum itu... siapa orang yang sudah membuatmu mengandung, Sakura?" Tanya Shikamaru membuatku terkejut"Iya, siapa dia?" Temari ikut menanyakannya
"Na..ruto..." balasku mencicit dengan gugup
"Naruto?!"
"Huft... bagaimana bisa pria sebodoh dia melakukan hal itu padamu, mendokusai"
"Emh jadi... aku ingin istrahat, bisakah kita akhiri pembicaraan ini?" Tanyaku dan Temari mengangguk, dia langsung mengantarku ke kamar membuatku lega
Dan selama di Suna aku hanya di rumah dan kadang kadang membantu perawat di rumah sakit, Gaara juga biasa pulang. Namun hanya sekedar beristrahat, dan itu dilakukannya dalam seminggu sehari
.
VOTE & COMENT YAH!
KALAU UDAH BACA, BACA SAMPAI AKHIR YA... JANGAN HANYA 1 EPISOD
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Love
RomanceMenceritakan tentang Uzumaki Naruto yang berusaha mendapatkan Haruno Sakura dengan cara yang diusulkan oleh Hatake Kakashi Dan bagaimana jika cara dari seorang Hatake Kakashi dapat membuat Sakura meninggalkan desa? Langsung baca aja kalau penasaran...