Apa ini yang di sebut hadiah?
Bisakah ini di sebut hadiah?Kini Yubi berada di area latihan belakang rumah Soobin. Area latihan menembak. Sebenernya Soobin sudah sangat mahir dalam menembak. Tetapi tetap saja ia harus latihan untuk mengasah kemampuannya. Mengingat ia adalah seorang ketua pembunuh bayaran yang kerap ikut turun tangan.
Yubi berdiri di ujung dengan diatas kepalanya berisi satu buah apel. Soobin menyuruhnya untuk tetap berdiri disana.
Yubi tidak bodoh. Dia tau kalau Soobin akan menjadikan buah apel yang ada di kepalanya ini sebagai sasaran tembakannya kali in i. Tapi tetap saja ia merasa takut. Tidak ada yang tahu peluru itu akan tepat sasaran atau malah akanmeleset ke dahi nya.
Hingga kini Yubi terus merapalkan doa agar peluru itu tidak meleset dan menembus dahinya. Kini Soobin sudah mulai mengeluarkan pistol nya dari sebuah tas, lalu mengarahkan nya ke sasaran yang ia ingin kan yaitu buah apel yang ada diatas kepala Yubi.
"Soobin! Kenapa kau malah mengarahkan nya ke tubuhku?" Ucap Yubi gemetar karna soobin tidak mengarah pistol nya pada buah apel yang ada di atas kepala Yubi. Tetapi malah mengarahkan pistol itu ke tubuh Yubi. Lebih tepatnya di bagian perut.
"Karna aku ingin membunuh mu."
DORRR!
Sepersekian detik terdengar suara tembakan dan Yubi refleks menutup matanya rapat-rapat. Ia pikir peluru itu sudah menembus tubuhnya. Namun mengapa tidak terasa sakit?
Apakah ia sudah langsung pergi ke surga?"Hahahaha" Suara gelak tawa Soobin membuat Yubi kembali bingung. Kenapa ia bisa mendengar suara tawa Soobin, padahal dirinya sudah berada di surga kan?.
"Lucu sekali, kau terlihat bodoh!" Ucap Soobin lagi. Yubi tersadar sekarang bahwa dirinya belum benar-benar meninggal.
Ia membuka matanya dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah Soobin dengan tawa nya yang masih belum berhenti.
"Itu hanya pistol yang tidak berisi peluru, maka dari itu kau masih hidup sekarang. Dan untuk yang ini, pistolnya benar-benar berisi peluru. Bersiaplah. Jangan bergerak jika kau tidak ingin tembakan ini meleset dan mengenai dahi mu." ucap Soobin.
"Tapi aku juga tidak janji kalau tembakan ini akan tepat sasaran." sambung Soobin yang membuat Yubi semakin berkeringat dingin.
"T-tunggu Soobin. Jangan coba bermain-main. Aku tidak ingin mati konyol dan sia-sia" ucap Yubi.
"Apa? Mati sia-sia? Jika kau mati di tangan ku maka tidak akan ada yang namanya sia-sia. Dan itu pasti, kau pasti mati di tanganku. Tapi sekarang mungkin belum waktunya" ucap Soobin tersenyum sinis kearah Yubi.
"Tapi ka—" belum selesai Yubi bicara, Soobin langsung memotong ucapan nya.
"Diamlah!, Jangan banyak bicara. Aku sedang mengatur fokus ku." potong Soobin.
DORR!
untung saja tembakan itu tepat sasaran yaitu mengenai apel yang ada di atas kepala Yubi. Akhirnya ia bisa bernafas lega karena tidak jadi mati konyol.
Setelah itu Soobin langsung pergi tanpa berkata apa-apa. Sebenarnya Yubi geram dengan sikap Soobin. Tetapi ia hanya bisa diam karena tidak mau tamparan atau kekerasan fisik lainnya dari Soobin.
.....
Yubi terbangun dari tidurnya karena cahaya matahari menerobos masuk lewat jendela yang tertutupi tirai tipis. Yubi pun mencoba membuka pintu kamarnya yang bisa saja terkunci namun bisa juga tidak. Itu semua tergantung Soobin.
Dan pintu itu ternya tidak terkunci. Tentu saja Yubi keluar dari kamar nya. Rumah ini sepi, Soobin pasti sudah kembali bekerja.
Akhirnya Yubi memilih kembali ke kamarnya dan merapikannya setelah itu ia turun untuk mengisi perutnya yang sudah kosong.
"Jihyo, kau mau kemana?" Tanya Yubi.
"Ini, saya akan menbawa aroma terapi lavender ini ke kamar tuan Soobin." ucap Jihyo.
"Biar aku saja yang membawanya boleh tidak?" tanya Yubi.
"Baiklah, ini. Nanti letakkan saja di meja dekat ranjang." ucap Jihyo.
Yubi menerima aroma terapi lavender itu dan mulai ke kamar Soobin. Ini pertama kali nya ia memasuki kamar suaminya itu. Ah tidak, apakah seorang Choi Soobin bisa disebut sebagai suaminya?.
Kamar Soobin lebih luas dari kamar yang ia tempati dengan nuansa dark yang dominan. Perlahan ia menaruh aroma terapi lavender itu agar tidak pecah karena tempatnya terbuat dari kaca.
Yubi baru tahu ternyata Soobin menyukai aromaterapi. Terlihat dari banyak aroma terapi yang Soobin simpan di lemari kaca dekat jendela.
Mata Yuni tertuju pada sebuah kain yang keluar berantakan dari sebuah lemari yang terbuat dari kayu. Sepertinya Soobin tadi sangat terburu-buru hingga mengambil pakaian nya dengan asal dan membuat pakaian lainnya berantakan.
Mumpung dirinya ada disana, lebih baik untuk merapikan pakaian yang berantakan di lemari Soobin. Yubi pun membuka lemari itu. Ada sebuah kotak yang sangat menarik perhatiannya, kotak itu berwarna merah muda.
Yubi penasaran dengan isi kotak itu karena melihat nuansa kamar soobin yang dark. Ternyata juga ia menyimpan sesuatu yang berwarna soft.
Meskipun letak kotak itu sedikit tinggi tetapi Yubi berhasil meraihnya.
Ternyata kotak itu sangat indah dengan hiasan pita di tengahnya. Meski dari samping yang terlihat hanya kotak polos yang berwarna merah muda."Apa yang kau lakukan di kamar ku?." suara dingin itu membuatnya membeku seketika. Ia tahu siapa pemilik suara itu—Soobin.
"Tangan kotor mu itu berani sekali menyentuh barang berharga ku!." Soobin langsung menarik kotak yang ada di tangan Yubi dan kembali menyimpannya di dalam lemari.
"Siapa dirimu hah!?, Sudah berani lancang menginjakkan kaki di kamar ku. Bahkan tangan mu itu, tangan kotor mu telah menyentuh barang berharga ku." Sedetik kemudian, Soobin mencengkram rahang Yubi dengan sangat kuat.
Yubi tidak tau apa yang ada di dalam kotak itu hingga saat ia menyentuh nya membuat Soobin terlihat sangat marah sekarang.
"A-aku hanya berniat membawa aroma terapi k-kemar mu, tapi aku melihat l-lemari bajumu yang berantakan dan berniat merapikan nya" ucap Yubi terbata-bata.
"Lantas kenapa kau berani menyentuh kotak itu? Apakah kau beraniat menghancurkan nya lagi hah!?" bentak Soobin.
Menghancurkan? Bahkan ia tidak pernah menyentuh barang Soobin sebelumnya, tetapi kenapa Soobin mengatakan seperti itu?.
"Sebelum kau menghancurkan nya lebih baik aku yang menghancurkan mu sekarang juga. Aku tidak akan menunggu waktu lagi. Aku akan membunuhmu sekarang" Soobin menghempaskan tubuh Yubi ke lantai dan mengambil pisau lipat di laci nya.
"Lakukanlah sesuka mu Soobin, aku akan menerima nya" ucap Yubi yang sudah pasrah dengan semua perlakuan Soobin. Air matanya tak mampu ia bendung lagi.
Soobin terkekeh, "Rupanya kau sudah sangat pasrah."
TBC
16 Februari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
✓『R E V E N G E』
Fanfiction⁀➷ 최수빈ˎˊ˗ ✎ᝰ┆Choi Soobin, seorang bos kelompok pembunuh bayaran yang paling sering dicari ketika seseorang yang memiliki jabatan tinggi ingin membunuh seseorang, tentu saja bayaran...