RELATIONSHIT (KTH + PJY) || END✅

Chapter 3

Sebenarnya, bukan keinginan Yoongi untuk terus menjalin hubungan dengan Jiyeon. Kendati sang pujaan hati kini telah menikah dengan pria lain. Tetapi, Yoongi berhasil dikalahkan ego dan perasaannya. Keinginan untuk terus bisa berada di sisi gadis itu, juga rasa cinta yang sudah terlanjur besar dan dalam padanya. Membuat Yoongi menjadi sekian dari ratusan pria brengsek yang mengusik rumah tangga orang lain. Membiarkan dirinya di cap sebagai pria perusak hubungan orang lain. Yoongi tidak peduli, selagi dia bisa bersama Jiyeon, maka tak ada hal lain yang bisa mengusik dirinya. Cukup Jiyeon, tidak ada yang lain. Pun Yoongi yang awalnya merasa tidak enak pada Taehyung, yang jelas tahu mengenai hubungan gelapnya dengan Jiyeon, kini sudah bersikap biasa. Melihat Taehyung yang tidak peduli dengan Jiyeon dan hubungannya, membuat ego Yoongi seakan menang. Yoongi akan selalu bersama Jiyeon, sampai kapanpun tanpa berniat melepaskan barang sedetikpun. Pria itu hanya akan bersedia melepaskan sang gadis, jika sang gadis sendiri yang meminta.

Namun, setiap manusia mempunyai batasnya. Pun sama halnya dengan Yoongi, pria itu acap kali diuji kesabarannya, bukan hanya sekali, namun berkali-kali. Sering kali saat tengah bersama Jiyeon, dia akan selalu ditinggalkan dengan alasan yang sama, sang ibu ataupun Kim Taehyung. Inginnya Yoongi merasa marah, kesal, karena diperlakukan demikian, namun kenyataannya tidak bisa. Ia sudah jatuh lebih dalam pada pesona Jiyeon, sering mengabaikan rasa sakitnya karena menjadi pilihan kesekian oleh sang pujaan.

Sama halnya dengan saat ini, Jiyeon baru saja pergi dari apartemennya karena harus mengunjungi sang ibu yang kini terbaring lemah di rumah sakit. Yoongi hanya bisa menghela nafas pelan dan menatap kepergian Jiyeon dalam diam. Terkadang Yoongi ingin egois, ingin mengatakan apa yang sebenarnya terjadi antara ia, Jiyeon, dan Taehyung pada Taehee. Tapi pria bersurai dark brown itu masih punya hati nurani, ia tak mau menyakiti Taehee, karena bagaimanapun juga, dulu saat pertama kali ia mengencani Jiyeon, Taehee selalu bersikap baik pada Yoongi. Bahkan saat Taehee meminta Yoongi untuk melepaskan Jiyeon, tepat sebelum Jiyeon menikah, Taehee masih bersikap baik. Mengatakan bahwa Yoongi orang baik, dan orang baik akan dipertemukan dengan orang baik pula.

Tapi agaknya, apa yang dikatakan Taehee itu tidak benar. Mengatakan bahwa Yoongi orang baik adalah sebuah kesalahan besar. Karena tanpa sepengetahuan Taehee, Yoongi menjadi pria brengsek, yang jelas-jelas menjadi orang ketiga diantara pernikahan sang anak. Dan Yoongi pun tidak bisa menyangkal hal tersebut, karena pada dasarnya memang itulah faktanya. Dan Yoongi berfikir, biar dia lah yang menanggung rasa sakit ini sendiri, tak ingin melibatkan Jiyeon maupun Taehee. Tak apa, ia rela menerimanya asal terus bisa bersama dengan Jiyeon.

***

Jiyeon membuka pintu ruangan sang ibu dengan pelan. Dilihatnya sang ibu yang masih memejamkan kedua matanya. Gadis itu lantas mendudukkan dirinya tempat di samping ranjang, kedua tangannya membenahi letak selimut yang membalut tubuh kurus Taehee.

Jiyeon terus memandangi rupa Taehee dalam diam. Batinnya terus merapalkan doa agar sang ibu segera pulih, kendati kanker yang kini bersarang di tubuh sang ibunda sudah mencapai stadium akhir. Tangan indahnya menghapus lelehan airmata yang tiba-tiba saja mengalir di kedua pipinya. Jiyeon takut, takut jika sewaktu-waktu sang ibu dipanggil oleh Sang Maha Kuasa untuk kembali kepada-Nya. Karena bagi Jiyeon, Taehee adalah segalanya, sosok ibu yang sangat ia banggakan dan tempat ia bergantung. Bahkan Jiyeon merelakan kebahagiaannya bersama Yoongi demi sang ibu yang memintanya untuk menikah dengan Taehyung. Apapun akan Jiyeon lakukan jika itu menyangkut tentang Taehee. Namun, Jiyeon sadar jika dia bukanlah anak yang baik. Terbukti dengan dirinya yang masih menjalin hubungan dengan Yoongi tanpa sepengetahuan sang ibu.

"Jiyeon?" Suara lirih Taehee mengejutkan Jiyeon, dengan cepat gadis itu menyeka airmatanya dan langsung tersenyum lebar pada sang ibu.

"Iya, ini Jiyeon, bu. Ibu sudah makan siang?"