3 Home in Seoul

26 3 0
                                    

"Eomma.. Aku sangat merindukanmu", peluk Jeonghan manja sekali.

"Aku juga sangat merindukanmu Jeonghan-iie.." , balas sang Ibu dengan penuh kasih sayang. Semua ibu pasti menyayangi anaknya seperti apapun itu.

"Ah sayang sekali, aku tidak bisa bersama Eomma lebih lama.." , Jeonghan tampak sedikit menyesal.

"Tak apa, kau harus pulang dan menemui ibumu. Dia pasti jauh lebih merindukanmu"

"Ya Eomma benar, maka dari itu aku harus pulang. Aku berharap bisa menghabiskan lebih banyak waktu disini" , Penyesalan di wajahnya tadi sudah berubah kembali menjadi wajahnya yang biasa penuh dengan kejahilan.

"Kau bisa datang kemari, kapanpun kau mau"

Ayah Dokyeom terkekeh melihat interaksi mereka berdua. Jeonghan memang sangat akrab dengan keluarga mereka. Bukan hal baru lagi, tapi memang Jeonghan sangatlah penyayang.

"Ututu.. Adikku yang sudah besar ini, jangan nangis dong" goda sang noona pada Seokmin yang memasang wajah cemberut degan pipi yang dikembungkan dan pandangannya hampir menangis karena sang ibu lebih memperhatikan Jeonghan daripada anaknya sendiri.

"Eommaaa.." rengeknya sambil mencoba berlari ke pelukan ibunya. Percayalah, dia itu sangat polos.

"Yaa! Untung kau benar-benar tidak jadi pergi dari rumah dan meninggalkan trainee. Lihat! Jika kau melakukan itu dulu, kau takkan mendapat teman baik seperti mereka!" ,belum juga Seokmin sampai memeluk ibunya, sang ibu malah menceramahinya.

".... Eomma, kenapa aku dimarahi huhu.. Aku ingin menangis sekarang!" , itulah kata yang selalu Seokmin ucapkan saat ingin menangis namun nyatanya dia akan menahannya dan takkan menangis.

Akhirnya dia pergi ke sisi Younghee yang dengan anggun menunggu Jeonghan, karena sebelumnya Jeonghan meminta Younghee menunggunya selagi berpamitan saat para sebong yang lain sudah pergi ke depan rumah.

Younghee yang mengerti, segera menasihati Seokmin,
"Sudahlah Kyeom-iie, tak ada yang perlu disesali. Jadikan itu sebagai pembelajaran untukmu, dan karena kita sudah bersama-sama hingga saat ini, mari terus berbahagia"

"Gomawo Younghee"

Walau Seokmin terlihat seperti anak kecil yang selalu mengadu pada Younghee namun sebenarnya dia jadi lebih dewasa saat bersama Younghee.

"Terima kasih Younghee-ya.. Kau bisa mengerti dan menjaga anak kami ini" ucap Ayah Seokmin mewakili mereka.

"Ah tidak perlu berterima kasih. Seokmin justru banyak menjagaku"

"Tidak apa-apa Younghee, kau tak perlu khawatir. Ayo akan ku antarkan kau ke depan" tawar Seokmin, dia tidak merasa terbebani sekarang. Perkataan Younghee yang tadi benar, mereka semua sudah ditakdirkan bertemu dan bersama sekarang. Jadi lebih baik berbahagia dan hadapi semuanya bersama.

"Eh tunggu sebentar ya. Aku ingin berbicara pada Noona-mu dulu", pamit Younghee sebelum dia beralih ke Noona Seokmin.

"Eonnie, aku tahu ini belum waktunya tapi izinkan aku mengucapkannya lebih awal. Selamat atas pernikahanmu Eonnie"

"Ne.. Khamsahamnida Younghee-ya. Jangan lupa mengundangku juga di hari pernikahanmu nanti ya?" balas Noona Seokmin, dia sangat ramah dan juga manis.

Younghee terkekeh, sebelum menjawab,
"Daftar tamu ku semakin banyak hahaha.."

"Hahaha do'a untukmu semakin banyak nanti" , tambah Noona Seokmin.

"Haah baiklah, suatu hari nanti"

"Datanglah di hari pernikahan jika kau punya waktu"

"Pasti Eonnie. Sampai jumpa..", pamit Younghee saat Jeonghan telah beralih menunggunya.

1 of 13 :SEVENTEEN Special Ramadhan Rasa LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang