Rehat

18 2 0
                                    

"Bahan herbal, adakah disini?" tanya Younghee pada Joshua yang lebih tahu tentang supermarket di lantai bawah apartemennya.

"Kurasa ada di sudut sana. Ayo!"

Joshua bersama Younghee menuju sudut bahan herbal di dekat bumbu dapur yang begitu lengkap. Melihat fasilitas ini, Younghee terkagum.

"Wah.. Enaknya jika tinggal disini. Saat butuh apa-apa, kau hanya perlu turun ke lantai bawah dan sudah ada kafe, gym, apalagi supermarket super lengkap begini!" Younghee tak dapat menyembunyikan antusiasnya.

"Haha iya. Kau bisa kok tinggal disini suatu hari nanti" balas Joshua lembut, senyuman manisnya tak pernah hilang dari pandangan Younghee.

"A-ah.. Iya.. Semoga.."

Uuh Satu dari mereka bertiga belas selalu mampu membuat Younghee merasakan debaran yang berbeda-beda dalam konteks yang sama yaitu, Hati. Younghee benar-benar akan bingung sebingung-bingungnya jika benar dia terlibat lebih jauh dengan ketiga belas orang itu! Nyatanya dia memang sudah terlibat jauh.

Hubungan mereka saja sudah lebih dari pertemanan, sama seperti satu anggota sebong dan sebong lainnya yang mulai tak bisa hidup tanpa satu sama lain. Younghee juga begitu.

"Apa yang kalian cari? Kami bisa membantu" tawar penjaga yang menjaga bagian herbal. Rata-rata orang memang tidak tahu banyak soal herbal, hanya beberapa saja yang terdesak dan membutuhkan obat dari bahan herbal. Maka dari itu, fasilitas juga memberikan ahli herbal disana.

"Ah kami sedang mencari bahan untuk obat sakit perut karena pencernaan yang tidak lancar dan aku butuh bahan-bahan ini" terang Younghee, kemudian dia menyerahkan secarik kertas berisi bahan-bahan yang dia butuhkan kepada penjaga tersebut.

"Baiklah kalau begitu, kami akan menakarnya terlebih dulu. Apa anda membutuhkan yang lain?"

"Aku akan melihat-lihat dulu"

"Baiklah"

Younghee menyadari Joshua sudah tak berada di sampingnya lagi. Saat berniat untuk mencarinya, ternyata Joshua sedang menjelajah bahan-bahan herbal dan mulai mencoba menghirup salah satu yang diambilnya sejumput.

"Ukh.." , Joshua mengelak dari bau menyengat herbal itu dan mengembalikannya ke tempat semula.

"Kebanyakan baunya tidak sedap" , tutur Younghee yang telah datang di sampingnya.

"Benar.. Ibuku selalu membuatkanku ibat herbal saat aku batuk dan demam. Aku tidak suka bau ataupun rasanya. Maka dari itu aku membuangnya ke pot diam-diam" Joshua selalu bernostalgia dengan kenangan pahitnya sepahit rasa obat herbal itu.

Younghee terkekeh mendengarnya,
"Tidak ada yang suka obat memang. Tapi untuk kebaikanmu, lebih baik kau meminumnya. Ibumu kan sudah susah-suah membuatkannya untukmu"

"Ah Aku rindu Eomma.."

Wajah penuh kerinduan yang berhari-hari ini tak terlihat karena terlalu sibuk mengurus Sebong, kini seakan tak terbendung lagi.

"Aku akan membelikan beberapa untuk Eomma"

Dengan niat yang baru saja dia ucapkan, Joshua mulai memilih beberapa bahan herbal untuk ibunya yang berprofesi sebagai Dokter Herbal di Amerika.

"Ini bagus untuk obat peradangan"

"Benarkah? Aku ambil deh"

"Yang ini cocok untuk campuran obat penyembuh kanker tapi campuran lainnya tidak ada disini. Sulit memang menemukan obatnya"

"Wah kau sepertinya bisa menjadi partner kerja ibuku"

"Sepertinya lebih cocok jika ibuku dan ibumu bekerja sama"

1 of 13 :SEVENTEEN Special Ramadhan Rasa LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang