1 Hour in "Rumah Sebelah" (2)

17 2 0
                                    


"Ini kenapa dikunci sih?!"  heran Seokmin saat dia berlari ke arah pintu keluar namun terkunci otomatis.

Di sisi lain, Mingyu kembali mengacak-acak dapur. Namun kini, dia beralih ke kabinet atas.

Mingyu meraih satu persatu toples-toples plastik dan kaca disana, menengoknya apakah itu selai. Berbahaya memang jika toples kaca menjatuhinya tapi berkat tubuhnya yang cukup tinggi, dia merasa itu tidak berbahaya.

Toples pertama yang ia raih bertuliskan gula di luarnya. Toples kedua berisi kacang. Karena bukan toples selai yang dicarinya, Mingyu mengembalikan toples itu satu persatu dengan tangannya yang kosong, sedangkan tangan lainnya memegang senter.

Ia mencoba meraih lagi toples berikutnya setelah menempatkan kedua toples sebelumnya di tepian. Karena letak toples yang cukup jauh di dalam, Mingyu pun sampai harus berjinjit. Akhirnya dia bisa meraih bagian penutup toplesnya.

Klutak!

Sebuah toples plastik terjatuh mengenainya dan memuntahkan apa yang ada didalamnya.

"Aish! Aku lagi! Aku lagi!"

"Woi dasar kocheng, bikin suara aja daritadi!" , Vernon yang sedang mengepak beberapa bajunnya terganggu dengan suara berisik dari arah dapur dan berniat untuk mengeceknya.

Vernon keluar membawa bajunya yang sudah ia masukkan ke dalam tas ransel, menuruni tangga.

"Astaghfirullah-Yaa-Allah-apaitu?!"

Vernon yang terbiasa santuy ini, langsung menge-rap saat kaget melihat sesosok dengan rambut putih berbaju hitam dengan campuran putih yang abstrak, baru saja melewati samping tangga.

Itu pasti manusia-lah! Mana ada setan- percaya Vernon.

Untuk memastikan, Vernon segera mengikuti jejak sosok tadi dan lagi, keran kamar mandi kembali menyala.

"Aish, mandi lagi nih!",

Terdengar suara Mingyu dari dalam kamar mandi itu. Tanpa pikir panjang, Vernon langsung masuk untuk memastikan.

"Gyu, ngapain mandi disini?!" , ucap Vernon setelah mendobrak pintu.

"UWAA AMMA, OPPA!" ,latah Mingyu saat dia sedang membasuh rambutnya tiba-tiba saja Vernon datang.

"Yang bener Eomma-Appa!" tegas Vernon

"Iya, iya. Buset galak amat"

"Ngapain sih main air malem-malem?" ,Vernon tak habis pikir melihatnya.

"Ini! Nggak lihat apa? Ketaburan tepung udah kayak surprise ulang tahun padahal belom!" , ucap Mingyu yang mengacak rambutnya dengan kesal, berharap tepung-tepung itu hilang dari rambutnya.

"Nakutin orang aja! Malem-malem tepungan gini" , Vernon ikut menepuk-nepuk dengan keras bagian pundak Mingyu yang terkena tepung. Niatnya memang membantu tapi dia kesal juga dikageti seperti itu.

"Udahlah bersihin di rumah aja" , tawar Vernon

Mingyu kira dia akan kena omel dari Vernon karena sudah membuat kekacauan di rumahnya. Kena omel sih, sedikit tadi-batinnya.

"Yaudah yuk pulang. Mana nih Dokyeom? Dari tadi teriak mulu tuh orang"

"Iya tuh, kedengaran sampai lantai atas. Kita cari aja deh"

Vernon berencana untuk mengantarkan Mingyu ke pintu depan untuk menunggu disana saja karena Mingyu masih terselimuti tepung. Kemudian ia akan pergi mencari Dokyeom.

"ALLAHHUAKBAR!!!" , teriak Vernon dan Mingyu spontan karena melihat sosok bertubuh tinggi dengan wajah yang sangat terang dengan mata terpejam.

"Kaget Ya Allah...!"

"Itu.. Itu.." , Mingyu mulai maju ke arah sosok tersebut.

"Woy Lee Seokmin! Ngapain nyenterin muka gitu, hah?!" , Mingyu mengambil paksa senter yang dibawa Seokmin.

"Habisnya tadi! Tadi gua denger pecahan gelas dan pas gua cek kagak ada pecahannya! Cuma ada darahnya doang! Darimana coba? Terus kerannya malah nyala padahal kan mati listrik! Gua lari ke pintu eh kekunci, yaudah gua senterin muka aja biar setannya yang takut" , cerocos Seokmin.

"Itu gua" , jawab Mingyu singkat menahan rasa kesalnya.

"Ooh-jadi ini biangnya?! Lu-ya ! Bikin gua sakit tenggorokan tau" Seokmin mendorong Mingyu dan seolah mengajaknya bergelut di tempat.

"Udah! Udah! Udah tua juga hobi berantem"

"Siapa yang tua?!" , kompak keduanya tak terima.

"Mau pulang nggak?! Apa mau gantian nginep disini?" tegas Vernon.

Akhirnya mereka kembali ke rumah Seokmin satu jam kemudian. Mingyu yang terkena tepung pun harus mandi lagi dan mengobati lukanya.

"Ngapain sih tadi teriak-teriak? Jujur ajalah, nggak mungkin kan lu praktik nada tinggi disana malem-malem" , Hoshi memprovokasi ketiga rekannya itu. Karena saat ditanya, mereka malah menghindar masing-masing. Entah Vernon yang malas, Mingyu yang sibuk, Seokmin yang kesal.

"Iya, kenapa sih Kyeom? Eomma k
dengar teriakanmu kok" , kini sang Ibu yang bertanya pada anaknya dengan begitu lembut dan pengertian. Sehingga membuat Seokmin luluh dan mau menceritakannya.

"Itu tiba-tiba ada suara gelas pecah di dapur pas dicek nggak ada pecahannya eh malah ada darahnya terus keran nyala padahal mati listrik" , Jelas Seokmin malas-malas.

"Kok bisa?" tanya Ayah Seokmin penasaran.

"Itu Mingyu" balas Vernon

"Aku kan mau makan roti tawar di meja, tapi selainya nggak ada. Ya aku cari deh, eh nggak sengaja nyenggol gelas.. terus aku bersihin tapi tanganku kena. Trs ke kamar mandi deh cuci tangan. Habis itu nyari selai lagi di kabinet atas ada toples-toples eh toples plastiknya jatuh, kena tepung deh. Yaudah aku bersihin habis itu ke kamar mandi buat cuci muka, untung keran nyala dari tampungan air walau mati lampu" , Mingyu memberikan penjelasan dengan gigih berani.

"Ooh jadi gitu. Gausah malu, cerita aja dan nggak usau ditutup-tutupin. Biasanya juga malu-maluin"

Baru saja ketiganya ingin memuji dan menyetujui perkataan Hoshi, namun kalimat terakhirnya mengecewakan!

"Hahahaha" ,tawa Hoshi meledak di ruang makan dan di makan malam yang terlambat itu.

"Lu yang kagak tahu malooo!" teriak Seokmin tepat di depan wajah Hoshi.

"Ngeselin emang!"

"Maapin ya pak,buk.."

"Hahahaha, kau malah tambah bikin lucu"

"Hahahaha kalau begini kapan akan berhenti tertawa?"









Vote🌟lah karena menghargai karya orang itu wajib.
Comment💬lah karena berbagu pikiran itu indah.

Next eps on proggres👇

1 of 13 :SEVENTEEN Special Ramadhan Rasa LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang