Diantara luas tanda rasa
Semesta yang meliuk-liukkan rupa
Dunia yang kian tak bertahta,
alam yang sudah enyah pada kata sederhana.Aku menatapnya dari tepi geladak
Diantara desir pertanyaan yang kian mengukung pada tanya rupa
Ia nampak gelisah
Sama sepertikuAngsa kecil berbulu putih
dengan mata keemasannya yang kian sayu
Tubuhnya ringkuh,bersandar pada sosok teduh disampingnyaMeskipun tak satupun tanya mampu kuucap
Aku mendapati kekhawatiran dalam keresahannya
Mungkin tentang satu makna
yang biasa kita sebut kehidupan tanpa rasaIa terlihat leluasa bercerita
Pada sosok angsa cantik yang menopang tubuhnya
Mereka bercengkarama dengan syahdu
Diantara ketenangan gemericik air yang kian terusik
Mereka masih saling berbagi kata
Menenangkan rasa, menuangkan segala tanyaLalu perlahan kegundahan itu pergi
Telah tercurahkankah segalanya?
Telah usaikah segala pertanyaannya?
Angsa kecil itu mendekap erat
Seolah cumbu senja menjadi sayap tenangnyaLalu tiba- tiba aku mengingatnya
Sosok tempat berbagi keluhku
Tempat aku menangisi tanya yang tak henti
Aku juga pernah menjadi angsa kecil itu
Tak tahu arah pergi dan tempat kembaliLalu aku akan pulang menanyakannya
Sedikit berceloteh seperti sang angsa kecil
Bahkan sesekali aku merajuk dalam pangkuannyaAku merindukannya,
bercengkrama dalam muara samudera
Memeluk selaksa tawa dan duka
Aku tak durjana, tak jua lupa
Aku ingin pulang sebagai angsa kecil
dalam doamuAngsa Kertasmu
30 Desember 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
AFRODIT
PoetryAku sudah tak memerhitungkan perihal tumbuhkah sang anak rasa dalam hatimu. Aku hanya ingin menjalani kisah secara sederhana, dan jika Tuhan mengizinkan maka aku ingin dipersatukan denganmu secara sederhana. Namun jika tidak, maka percayalah bahwa e...