Engkaulah diksiku

0 0 0
                                    

Beriring rinduku pada rintik hujan,
entah mengapa rasa itu datang begitu cepat.
Titik temu antar sepasang kata
Menyatu dalam alunan nada sumbang yang terpatri pada ujung mega.
Hati kecil ini tak pernah menyangka,
bahwa anyelirnya jatuh pada serambi rumahmu.
Sosok diujung pandang, kala ruang hatiku telah berpenghuni
Pria dengan  keserdahanaan yang meminangku dengan diksi
Lelaki bermata cahaya yang menjelma bait bait puisi.
Mengapa aku bisa tak berpaling darimu?.

Tak mungkin sebait penuh arti ini kuucapkan,
karena satu hati telah kujaga dengan penuh kesabaran.
Namun entah mengapa, setangkai anyelir yang jatuh di serambimu itu tak pernah layu.

Engkaulah diksiku,
tempat lahirnya bait bait sajakku
Muara puisi senjaku

Jika rasa ini tak mungkin menjelma,
biarkan hatiku hanya sekedar menjadi pawana.

-Dari pengagum aksaramu-
Angsa kertasmu
01 november 2019

AFRODITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang